Mertua sange Saya bernama Bambang, usia pada tahun 2000 ini37 - TopicsExpress



          

Mertua sange Saya bernama Bambang, usia pada tahun 2000 ini37 tahun, pekerjaan wiraswasta. Menikah dengan Linda pada tahun 1993,saat ia berusia 29 tahun. Kami telah dikarunia dua orang anak yanglucu-lucu. Pada kesempatan ini, saya akan menceritakan pengalaman sayadengan ibu mertua saya. Saya memiliki minat seksual khusus terhadap wanita yang lebih tua.Bahkan minat khusus tersebut telah ada sejak saya remaja. Saat remaja,saya ingat bahwa ketika saya bermasturbasi, saya lebih sukamembayangkan tante-tante tetangga rumah, teman-teman ibu saya, ibuguru, maupun wanita-wanita lain yang masih terbilang ada hubungankeluarga. Boleh dikata, saya sangat jarang menjadikan cewek-ceweksebaya saya sebagai obyek fantasi ketika bermasturbasi. Minat tersebut rupanya terus bertahan sampai saat ini, walaupunsaya sudah berkeluarga. Salah satu wanita yang saya minati dan seringmenjadi obyek fantasi seksual saya sampai saat ini adalah ibu mertuasaya sendiri yang bernama Nani. Saat ini beliau berusia 57 tahun. Ibumertua saya ini sudah menjanda sejak tahun 1984, karena bapak mertuasaya meninggal karena kecelakaan waktu itu. Rasa tertarik terhadap ibu mertua saya ini sudah timbul pada saatsaya pertama kali diperkenalkan oleh pacar (isteri) saya padanya ditahun 1990. Sejak saat itu, saya sering menjadikan beliau menjadi obyekfantasi saat saya bermasturbasi. Begitu besarnya rasa tertarik sayapada beliau, sehingga pernah terlintas pikiran untuk kawin denganbeliau entah bagaimana caranya. Tetapi pikiran tersebut tidak sayakembangkan lebih lanjut karena saat itu beliau sudah menopause,sedangkan saya masih memiliki keinginan untuk memiliki anak. Lagipula,pasti akan banyak masalah dan hambatan untuk mewujudkan pikirantersebut. Karena itulah akhirnya, saya tetap melanjutkan hubungan sayadengan Linda, sehingga akhirnya kami menikah pada tahun 1993. Saat baru menikah, kami tinggal bersama ibu mertua saya ini. Karena3 orang kakak isteri saya yang telah menikah telah memiliki rumahsendiri-sendiri, sedangkan 2 orang adik isteri saya sedang kuliah diBandung dan Yogyakarta. Kami tinggal di rumah ibu mertua saya tersebut,selain untuk menemani beliau, juga karena kondisi keuangan kami saatitu belum memadai untuk memiliki rumah sendiri. Selama kurang lebih satu tahun tiga bulan tinggal bersama mertuainilah, ada sejumlah pengalaman baru, yang makin menunjang saya untukmenjadikan beliau menjadi obyek fantasi favorit saya. Pengalaman baruyang maksud misalnya adalah saya sering mendapat kesempatan melihatpaha mertua saya, entah ketika nonton TV, atau sedang bersih-bersihrumah, dan sebagainya. Cukup sering juga saya memergoki beliau keluardari kamar mandi dengan hanya berlilitkan handuk di tubuhnya. Bahkanpernah sekali waktu saya beruntung dapat melihat payudara ibu mertuasaya tersebut dalam keadaan telanjang ketika ia membuka lilitanhanduknya hendak berganti baju. Sayangnya beliau masih memakai celanadalam. Pernah juga saya melihat puting payudaranya menyembul keluardaster secara tidak sengaja ketika beliau nonton TV sambiltidur-tiduran di sofa. Pengalaman-pengalaman baru seperti itulah yang semakin memperkuatminat seksualku pada beliau. Terkecuali, pada saat-saat kesadaran moraldan religius saya sedang baik, saya sering memiliki keinginan untukdapat menyetubuhi ibu mertua saya tersebut. Namun, saya tidak tahucaranya. Yang dapat saya lakukan saat itu hanyalah berfantasi saja.Bahkan cukup sering, ketika saya bersetubuh dengan isteri saya, yangada dalam kepala saya adalah bersetubuh dengan ibu mertua sayatersebut. Selain berfantasi, paling jauh saya hanya memiliki kesempatanuntuk cium pipi dan memeluk ibu mertua saya tersebut pada tigakesempatan. Yaitu pada saat hari ulang tahun beliau, ulang tahun sayadan ulang tahun perkawinan saya dengan Linda. Pada kesempatan di hari ulang tahun saya, ketika menerima cium danpeluk dari ibu mertua, untuk pertama kalinya saya merasakan himpitanpayudara beliau di dada saya. Pengalaman ini sangat berkesan pada dirisaya. Saya ingat bahwa pada malam itu, saya sangat bernafsu danmenggebu-gebu memesrai isteri saya. Saat itu, saya sanggup sampai empatkali mengalami ejakulasi ketika kami bersetubuh. Padahal, biasanyapaling banyak saya hanya tahan dua kali saja. Yang pasti, ketikamemesrai isteri saya, yang terbayang saat itu adalah ibunya. Pengalaman lebih jauh yang saya alami dengan ibu mertua sayatersebut terjadi ketika saya dan isteri saya menemani beliau keSemarang untuk menghadiri pernikahan salah satu keluarga dekat darialmarhum bapak mertua saya. Ketika itu kami menginap di rumah keluargacalon pengantin. Karena terbatasnya tempat, kami hanya mendapat satukamar dengan satu tempat tidur ukuran besar. Terpaksa, malam itu kamitidur bertiga di tempat tidur itu. Posisinya adalah, saya di sisi kiri,isteri saya di tengah dan ibu mertua saya di sisi kanan. Lampu kamardimatikan ketika kami berangkat tidur. Ketika terbangun pagi harinya,saya kemudian sadar bahwa isteri saya sudah tidak ada di tempatnya.Sambil berbaring saya berusaha mencari isteri saya di kamar, tetapisaya tidak dapat menemukannya. Secara samar-samar saya hanya melihattubuh ibu mertua tidur memunggungi saya. Saya langsung menduga bahwaisteri saya pasti ke kamar mandi sebagaimana kebiasaannya. Isteri sayaterbiasa secara teratur bangun jam 04.30 dan kemudian ke kamar mandiuntuk buang air besar dan mandi. Saat itu timbul pikiran kotor dannakal dalam otak saya. Apalagi pada pagi hari biasanya si AdikKecilku berdiri tegak dan kencang. Pikiran saya saat itu tidak jauhdari situ. Dengan bergaya masih dalam keadaan tidur, saya bergeser mendekat kearah tubuh mertua saya. Setelah cukup dekat (bahkan hampir rapat tapibelum bersentuhan), dengan gaya tidak sengaja saya menggeser tangankiri saya ke atas pinggul mertua saya. Tidak ada reaksi apa-apa darimertua saya. Dengan lembut dan perlahan kemudian saya mulaimenggerakkan telapak tangan saya di pinggul mertua saya. Juga tidak adareaksi atau perubahan apa-apa. Saya kemudian memberanikan diri untukmengelus-elus pantat mertua saya. Empuk dan halus rasanya. Saya jugadapat merasakan tekstur dari bagian pinggir celana dalamnya. Yangterpikir dalam otak saya saat itu, akhirnya ada juga yang jadikenyataan khayalanku. Sementara itu, si Adik kecilku semakin tegakdan keras saja, dan kemudian secara refleks tangan kanan saya mulaimeraba-raba si Adik Kecilku. Ingin rasanya saya mengarahkan tangankiri saya ke arah kemaluan ibu mertua saya. Namun, saat itu saya takutibu mertua jadi terbangun. Karena itu, dengan susah payah saya berusahamenahan keinginan tersebut. Kemudian, masih dalam gaya pura-pura masih tidur saya merapat danmemeluk ibu mertua dari belakang. Posisi ibu mertua saya kemudian agakberubah dari memunggungi saya menjadi lebih telentang, walaupunwajahnya masih ke arah yang berlawanan dengan posisi di mana sayaberada. Ibu mertua saya saat itu terlihat masih dalam keadaan tiduryang cukup nyenyak. Boleh jadi karena perjalanan dengan kereta apisore-malam itu cukup melelahkannya. Kemudian saya menggeser tangan kiri saya ke arah payudara kiri ibumertua saya. Merasa tidak ada reaksi apa-apa kemudian saya memberanikandiri untuk menggerak-gerakkan tangan kiri saya. Dengan berhati-hatisekali saya mengusap-usap payudara beliau. Saya kemudian sadar bahwabeliau tidak memakai BH ketika saya merasakan bahwa puting payudarabeliau semakin menonjol dan sangat terasa di telapak tangan saya. Lebih jauh lagi, kemudian secara lembut saya sesekali meremaspayudara beliau secara perlahan sekali. Nafsu saya semakin meninggi,dan rasanya debaran jantung saya saat itu sangat cepat dan agak keras.Saya terkejut dan takut sekali ketika tiba-tiba tubuh beliau bergerakdan menjadi lebih menghadap tubuhku. Mati aku, pikirku saat itu. Tapikemudian saya sadar bahwa beliau masih tetap tidur, karena nafasnyamasih teratur. Hanya ketika membalikkan badannya saja tampaknya beliauagak menghela nafas. Dengan posisi yang berhadapan, saya dapat melihat dengan cukupjelas, walaupun agak samar-samar juga karena gelap, mulut ibu mertuasaya agak sedikit terbuka. Melihat pemandangan yang demikian, apalagimemang bibirnya itu sering saya khayalkan untuk saya kecup, kemudiandengan tekanan ringan saya menempelkan bibir saya ke bibir beliau. Tapikemudian saya tidak tahan lagi, dan secara refleks kemudian bibir sayamulai mengulum bibir beliau, seraya tubuh saya bergerak menindihtubuhnya dan menekan kemaluan saya ke pahanya. Kejadian yang terjadidalam waktu yang singkat tersebut akhirnya menyebabkan ibu mertua sayaterbangun. Dimulai dengan suatu lenguhan pendek, Nngghh.., kemudianbeliau terjaga dan kemudian mengatakan, Heh! apa-apaan ini?. Sayakaget setengah mati waktu itu, dan kemudian menggeser tubuh saya kesamping tubuh ibu mertua saya. Ibu mertua saya kemudian mengangkat punggungnya dan duduk di tempat tidur. Setelah beberapa saat kemudian dia berkata. Apa yang kamu lakukan pada Ibu Bang? Koq kamu sudah mulai berani kurang ajar?. Setelah terdiam beberapa saat, kemudian sayapun bangkit duduk dan mengatakan. Maaf Bu, saya kira tadi ibu itu Linda. Lho, Lindanya mana?, tanya ibu mertuaku. Tidak tahu Bu, jawabku. Kemudian ibu mertua saya turun daritempat tidur dan menyalakan lampu kamar. Saya hanya dapat duduk diamsambil menutup kedua muka saya dengan tangan saya. Ibu mertua sayakemudian berkata. Jangan sampai terjadi lagi ya Bang kejadian seperti tadi. Ibu tidak suka. Itu tidak baik dan dosa. Maaf Bu, saya sungguh-sungguh minta maaf, karena saya tadi tidaksadar. Habis, biasanya kalau pagi kami biasanya melakukan hubungansuami-isteri sih Bu, jawabku dengan refleks sambil bangun dari tempattidur untuk sungkem kepada ibu mertua saya itu. Mau ngapain kamu?, sergah ibu mertuaku. Mau sungkem Bu, jawabku. Tidak perlu, yang penting jangan sampai terjadi lagi, kata ibumertuaku sambil membalikkan tubuh dan berjalan menuju pintu. Akhirnyaaku duduk terpekur sendiri di tempat tidur. Sambil membaringkan kembali tubuhku, terbayang lagikejadian-kejadian yang baru terjadi itu. Seingat saya, ada tiga halyang paling berkesan untuk saya saat itu. Pertama, makin menonjolnyaputing payudara ibu mertuaku ketika tanganku mengusap-usapnya. Kedua,persentuhan lidah kami ketika aku mengulum bibirnya yang menyebabkanbeliau terbangun. Ketiga, lirikan sepintas ibu mertuaku ke arahselangkanganku ketika beliau berbalik hendak keluar kamar. Yang pasti,semua yang baru saja terjadi saat itu merupakan perwujudan darisebagian khayalanku terhadap ibu mertuaku. Selain itu, dorongan nafsuyang belum tersalurkan saat itu rasanya agak menyiksa diriku. Tidak berapa lama kemudian isteriku masuk ke kamar. Terlihat rambutnya agak basah, tampaknya ia baru keramas. Ibu mana?, tanya isteriku. Keluar jawabku secara singkat seraya bangkit dari tempat tidur menujuke arah pintu. Kemudian aku mengunci pintu dan berjalan ke arahisteriku yang sedang berdiri di depan meja rias. Mau ngapain sih Mas pakai dikunci segala, tanya isteriku. Biasa, kayak kamu nggak tahu saja. Aku sedikit horny nih, jawabku sambil memeluk dia dari belakang. Jangan ah Mas.., nggak enak, ini kan di rumah orang, katanya. Tapi aku terus aja meraba-raba dan menciumi tengkuk dan lehernya dari belakang. Aku nggak tahan nih.., lagian kan masih pada tidur, kataku. Akhirnya isteriku mulai menyambut serangan-seranganku. Dia tahupersis bahwa aku bisa marah dan uring-uringan seharian kalau lagi inginbanget tapi dia tidak mau. Tapi yang cepetan saja ya Mas.., katanya. Mendengar jawabannya,saya menjadi semakin aktif. Saya menekan tubuhnya sehingga iamembungkuk dan meletakkan tangannya di atas kursi meja rias yang ada dikamar itu. Kemudian saya singkapkan dasternya ke pinggang dan sayatarik celana dalamnya sampai lepas. Batang kemaluan saya yang memangsudah mulai basah sejak kejadian dengan ibu mertua saya tadikugesek-gesekkan ke selangkangannya. Setelah cukup licin, akhirnyadalam posisi dia berdiri membungkuk dan saya di belakangnya, kumasukkanbatang kemaluanku ke lubang kemaluannya, seperti biasanya. Dengan nafsuyang sudah tertahan-tahan sejak tadi, saya tidak dapat bertahan lama,dan kemudian akhirnya ejakulasi sambil membayangkan bahwa yang sayasetubuhi itu adalah ibu mertua saya. Ah seandainya saja benar-benarbeliau.. Sepulang dari Semarang, untuk beberapa waktu interaksi antara sayadengan ibu mertua saya agak sedikit kaku. Kadang-kadang saya merasakikuk kalau harus berinteraksi dengan beliau. Kekakuan itu akhirberkurang dengan berjalannya waktu. Apalagi kemudian kami dapat mulaimencicil rumah kami sendiri, dan akhirnya pindah dari rumah mertua sayaitu ketika salah satu adik isteri saya lulus dan kembali tinggal diJakarta. Sejak kejadian di Semarang itu saya semakin seringmemfantasikan ibu mertua saya maupun memimpikannya ketika tidur. Cukupsering saya merasa khawatir kalau-kalau saya mengigau dan isteri sayamengetahui bahwa saya mendambakan ibunya. Setelah tinggal di rumah sendiri, saya dapat dikatakan hampir tidakpernah lagi mendapat pemandangan-pemandangan indah dari tubuh mertuasaya itu. Dan cukup sering saya kangen padanya. Setelah berjalanbeberapa waktu akhirnya saya mulai mengenal internet dan berlanggananpada salah satu internet provider yang cukup baik. Dari pengalamanmenjelajah internet inilah saya mendapatkan beberapa ide sehubungandengan ketertarikan saya terhadap ibu mertua saya. Salah satu ide yangingin saya wujudkan saat itu adalah membuat rekaman video dari ibumertua saya. Untuk itu, terpaksa saya menabung untuk membeli kameravideo. Setelah kamera video terbeli, saya menjadi rajin mengabadikanacara-acara keluarga dengan kamera tersebut. Tentunya juga denganharapan bahwa ada pemandangan-pemandangan indah dari tubuh ibu mertuasaya yang dapat saya rekam. Tapi harapan tidak dapat terwujud. Malahpemandangan indah yang sempat terekam adalah paha-paha dari kakak iparsaya yang bernama Susi dan adik ipar saya yang bernama Lena. Denganhasil itu, saya harus puas bermasturbasi hanya dengan memandangirekaman ibu mertua saya dalam pakaian lengkap. Tapi saya tetap sajadapat terangsang hanya dengan pemandangan yang demikian. Khususnya padarekaman yang memperlihatkan ibu mertua saya memakai kebaya. Lekuk-lekuktubuhnya masih dapat terlihat, walaupun ibu mertua itu dapat dikatakanagak kurus. Pinggul besar yang terbungkus kain itulah yang menggemaskanuntuk dicubit. Saya mencoba untuk menjajaki kemungkinan untuk merekamdi kamar mandi di rumah mertua saya itu, tapi saya tidak dapatmenemukan lokasi-posisi yang aman. Sempat terpikir oleh saya untukmemiliki kamera kecil (Spy Camera) yang sudah mulai banyak ditawarkandi internet saat itu. Namun karena harganya mahal, apalagi dapatdikatakan hanya didistribusikan di Amerika, pikiran itu tidakdikembangkan lebih lanjut. Kesempatan untuk membuat rekaman yang lebih menarik akhirnya datangjuga. Dalam rangka pernikahan adik ipar saya, kami (saya dan isterisaya) menginap di rumah mertua saya, karena isteri saya saat itu sedanghamil tua dan agak melelahkan kalau harus pulang pergiDepok-Rawamangun. Ketika menginap itulah timbul ide untuk meletakkankamera di dalam tasnya sedemikian rupa sehingga lensanya masih tetapdapat merekam gambar di hadapannya. Dalam rencana saya, tas kamera ituakan saya letakkan di kamar ibu mertua saya, yang kebetulan juga dapatdikatakan sudah menjadi kamar umum di rumah itu, siapa sajaanak-anaknya yang datang pasti masuk dulu ke kamar tersebut, danbisanya juga menaruh barang-barang di kamar itu. Setelah mencoba-coba, maka untuk kamuflase saya mempergunakan kainbekas kaos yang berbentuk jaring (jala-jala) yang kebetulan berwarnahitam. Berdasarkan coba-coba itu, saya mendapatkan kesimpulan bahwakain tersebut tidak akan terekam kalau posisi lensa pada tele (jarakjauh) bukan wide (jarak dekat). Semakin dekat akan semakin jelasterlihat kain tersebut, bahkan dapat dikatakan mendominasi gambar yangterekam. Semakin tele, maka akan semakin kabur gambar kain tersebut.Hasil pertama dan hasil kedua yang saya dapat sangat mengecewakan saya,karena rekaman yang dapatkan hanyalah gambar jala-jala dari kaos hitamtersebut dan beberapa bayangan yang bergerak-gerak. Setelah pengalaman yang pertama, tadinya saya mengira bahwa yangmenjadi penyebab karena saya menyetel lensa pada posisi wide. Namun,karena pada hasil yang kedua, rekaman yang saya dapatkan juga sama,saya menjadi sedikit penasaran. Setelah dipelajari, akhirnya sayamengetahui penyebabnya. Yakni, karena saya mempergunakan saranaautofocus dari kamera tersebut. Akhirnya setelah saya menyetelnya keposisi manual, hasil yang saya dapatkan cukup memuaskan saya. Pada usaha yang ketiga, akhirnya saya mendapat rekaman yangmenggambarkan ibu mertua saya sedang berganti baju. Sayangnya, sayatidak mendapat rekaman yang menunjukkan kemaluannya. Hanya payudaranyasaja yang telanjang. Namun setidaknya, hasil ini cukup untuk bahan ataualat bantu kalau saya mengkhayalkannya. Apalagi kalau dibandingkandengan gambar jala-jala hitam. Rekaman yang saya dapatkan ketika hari H dari perkawinan adik iparsaya sungguh mengejutkan dan sangat menyenangkan saya. Karena setelahsaya periksa, banyak sekali terdapat pemandangan sangat indah yanghanya berbaju dalam yang didapatkan. Payudara-payudara indah dan montokwalaupun sebagian besar masih memakai BH maupun paha-paha mulus bukanhanya milik ibu mertua saja, tapi juga milik kakak-kakak ipar, beberapasepupu isteri saya dan juga beberapa orang tantenya, yang mempergunakankamar tersebut sebagai kamar ganti dan dandan. Yang paling mengejutkan,dalam rekaman tersebut terdapat pemandangan tubuh bulat polos tanpasehelai benangpun milik Mbak Uci, isteri dari kakak ipar saya. Walaupuntubuhnya mungil, tapi proporsional dan menawan. Apalagi rambut diselangkangannya terlihat hitam dan lebat sekali. Setelah memilikirekaman tersebut, obyek fantasi seksual saya pun bertambah. Bukan hanyasemata-mata ibu mertua saya, tetapi juga merembet ke yang lain. Tapi,ibu mertua tetap merupakan obyek yang paling favorit. Sebagaimana umumnya laki-laki lain, saat-saat menanti kelahirananak pertama merupakan saat-saat yang penuh kekhawatiran. Demikian jugapada diri saya. Selain khawatir terhadap keselamatan calon anak, sayasaat itu juga khawatir dengan keselamatan isteri saya. Kekhawatiranyang saya ingat adalah bagaimana nasib bayi saya kalau ibunya tidakselamat (meninggal). Di tengah kekhawatiran seperti itupun sempatterpikir oleh saya seandainya isteri saya meninggal, maka saya berniatuntuk menjadi ibu mertua saya menjadi isteri saya. Kalau ingat-ingathal itu, perasaan saya sukar tidak keruan. Tetapi akhirnya, isteri sayadapat melahirkan dengan selamat. Berhubung anak pertama, maka isterisaya pun meminta ibu mertua saya untuk menemaninya dan mengajarinyaterlebih dahulu bagaimana merawat bayi. Artinya, isteri saya memintaibu mertua saya untuk sementara waktu menginap di rumah kami setidaknyaselama seminggu pertama sejak kepulangan dari rumah sakit. Selama ibu mertua menginap di rumah kami tersebutlah saya dapatmenambah koleksi rekaman video saya. Dan yang terutama adalah rekamanbeliau telanjang bulat di kamar mandi. Kamera video itu sendiri sudahsaya pasang di kamar mandi satu hari sebelum isteri saya pulang darirumah sakit. Kamera saya letakkan di balik kaca satu arah (one waymirror). Setelah saya memiliki kamera video (handy cam), saya memangmembuat rak khusus di kamar mandi yang tebalnya kira-kira 12 cm. Dimana salah satu bagiannya adalah kaca selain bagian-bagian untukmenyimpan handuk, dan perlengkapan mandi lainnya. Di balik kacatersebut terdapat ruang kosong untuk menaruh kamera video. Isteri sayatidak mengetahui bahwa kaca yang saya pergunakan adalah kaca one waymirror. Untuk mengurangi resiko ketahuan, bagian belakang kaca tersebut(dalamnya) saya cat hitam agar selalu lebih gelap dari bagian depandari kaca. Di depan kaca tersebut (bagian atasnya) saya pasang lampuneon 15 watt untuk lebih mendukung persembunyian kamera video sayasekaligus juga sebagai sumber listrik jika saya menaruh kamera di balikkaca tersebut. Untuk itu saya memasang satu stop kontak di balik kacatersebut. Karena ketebalannya, di rak itu kamera video hanya dapatdiletakkan secara menyamping (lensa tidak langsung berhadapan dengankaca), sehingga untuk dapat merekam situasi di kamar mandi, maka masihdiperlukan satu alat tambahan yang namanya Video Mirror Scope, yangfungsinya adalah merekam gambar ke samping lensa kamera (bukan ke depankamera). Alat saya dapatkan melalui teman yang pulang dari Amerika keIndonesia. Kalau tidak salah belinya di ADORAMA di West 18 th StreetNew York. Harganya sekitar 40 US$. Keberadaan dan fungsi alat itusendiri saya ketahui dari Majalah Video Maker. Ide untuk membuat rak dan membeli alat tambahan tersebut terutamadisebabkan karena saya juga ingin memiliki rekaman video isteri sayaketika dia telanjang bulat. Jangankan telanjang bulat, masih memakaipakaian dalam saja ia marah-marah ketika saya mencoba memvideonya.Selain itu, ketidakmungkinan mewujudkan ide memasang kamera video dikamar mandi di rumah mertua saya, akhirnya saya wujudkan di rumahsendiri. Sejujurnya, pada awalnya tidak pernah terbayang bagi sayakalau pada akhirnya saya memiliki kesempatan untuk merekam ibu mertuasaya. Apalagi sampai berhari-hari. Hasil rekaman tersebutlah yang saya pergunakan sebagai bahanmasturbasi di hari-hari selanjutnya. Khususnya, ketika saya dan isterisaya tidak dapat melakukan hubungan suami-isteri karena dia barumelahirkan. Tanpa saya sadari sepenuhnya, rekaman-rekaman tersebutjustru membuat saya semakin tergila-gila pada ibu mertua saya. Bahkanketika melihat rekaman yang menunjukkan belahan pantat beliau, yaituketika ia membungkuk mengambil sabun yang terjatuh, wo., mantap!Disuruh menciumi pantatnya pun rasanya saya mau melakukannya dengansenang hati. Pokoknya, menjadi semakin tergila-gila.. Kira-kira satu minggu beliau menginap di rumah kami dan kemudiankembali ke rumahnya di Rawamangun. Setelah itu, tidak terlalu banyakperubahan atau kemajuan yang saya dapatkan. Paling-paling, koleksivideo bertambah ketika lahir anak saya yang kedua. Itupun cuma satuhari beliau menginap di rumah kami. Tapi meskipun demikian aku merasacukup puas dengan kehadiran ibu mertuaku di sampingku.
Posted on: Sat, 19 Oct 2013 00:43:17 +0000

© 2015