Miralem Pjanic, Meriam Baru dari Ibukota @ferysigit Roma - - TopicsExpress



          

Miralem Pjanic, Meriam Baru dari Ibukota @ferysigit Roma - Kemenangan atas Napoli terus menyempurnakan langkah AS Roma di Seri A. Salah satu elemen penyempurna permainan I Lupi adalah Miralem Pjanic. Gelandang bernomor punggung 15 itu mencetak kedua gol di menit ke-45 dan ke-71. Gol pertama dibuat Pjanic lewat tendangan bebas pada perpanjangan waktu babak pertama. Sepakannya sukses melewati pagar para pemain Napoli dan mengarah ke pojok atas gawang yang tak bisa dihalau Pepe Reina. Gol kedua lewat tendangan penalti juga mulus tak terhadang. Dua gol itu memang menjadi kontribusi lanjutannya bersama Roma musim ini. Gol pertama dibuat pemain kelahiran Tuzla, Bosnia itu saat Roma menang 3-0 atas Hellas Verona. Total sudah tiga gol dibuat Pjanic dari delapan penampilan plus tiga assist. Ia pun diberikan nilai 7,94 oleh situs Whoscored (tertinggi kedua setelah Daniele De Rossi). Ia melepaskan 500 passing dengan tingkat akurasi 89 persen atau 445 yang sukses menemui rekan-rekannya. Kemampuan Pjanic sebagai gelandang dengan tendangan-tendangan kerasnya dibuktikan dengan rataan shot-nya per laga yakni 2,4. Pemain 23 tahun itu sudah tiga musim memperkuat Roma namun sinarnya sudah terlihat ketika ia berkarier di Liga Prancis. Bersama Lyon ia tampil 121 kali dan membuat 16 gol serta 16 assist selama empat musim di sana. Ia jadi salah satu andalan lini tengah yang membuat fans Les Gones mengenang eks bintang mereka, Juninho Pernambucano, yang juga punya keistimewaan dalam hal set pieces. Pjanic mengeksekusi free kick seperti maestro-nya, Juninho Pernambucano? Tentu saja, Miralem mengambilnya dengan sempurna, puji pelatih Roma, Rudi Garcia, di situs resmi klub. Talentanya sudah tercium sejak masih di usia junior. Ayahnya, Fahrudin, yang juga seorang pemain bola jeli melihat bakat dia saat berusia 7 tahun. Besar di Schifflange, Pjanic memilih Metz sebagai klub pertama sebagai klub profesional (sebelum pindah ke Lyon). Saat masih merumput di klub-klub Prancis, penampilannya pun memukau pemandu bakat dan pelatih timnas Prancis. Dia mempunyai gaya bermain seorang playmaker lawas plus kemampuan observasi dan kepiawaian teknik. Namun, ayahnya berkeras memilih Luksemburg sebagai timnas yang dibela. Alasannya adalah selain sebagai tempat tinggal setelah meninggalkan Bosnia, dia menilai federasi sepakbola Luxemburg mempunyai pembinaan usia muda yang jempolan. Pjanic mendapatkan tempat di timnas U-17 dan U-19 Luksemburg. Ajakan pelatih timnas Prancis tetap tak digubris. Pjanic memilih berbendera negara di mana kota kelahirannya yakni Yugoslavia, namun saat dia masuk usia senior sudah berganti Bosnia. Pilihan yang tak salah untuk Pjanic. Si Naga —julukan timnas Bosnia— akhirnya tak sekedar meramaikan kualifikasi Piala Dunia. Bosnia memastikan lolos ke Brasil dengan predikat pemuncak klasemen Grup G. Kiprahnya bersama Bosnia, yang disebut- sebut sebagai timnas dengan generasi emas, Pjanic bisa menjadi kandidat bintang musim panas depan.
Posted on: Sat, 19 Oct 2013 09:53:35 +0000

Trending Topics



-height:30px;"> BELOW is the Introduction and Resolution that we are asking the

Recently Viewed Topics




© 2015