Objek dan Daya Tarik Wisata Dikabupaten Kebumen Yang Sudah - TopicsExpress



          

Objek dan Daya Tarik Wisata Dikabupaten Kebumen Yang Sudah Dikembangkan : Gua Jatijajar Kompleks Gua Wisata- baik Gua Alam maupun Buatan yang terletak sekitar 42 km barat daya Kebumen ini mencakup kawasan seluas 5,5 hektar. Objek Wisata ini telah dilengkapi dengan prasarana wisata seperti tempat parkir, peturasan, tempat bermain, kios makanan, buah-buahan dan toko cinderamata. Kawasan ini berada sekitar 250 m di atas muka laut. Sistem perguaan berkembang pada lapisan batu gamping yang berumur Miosen Tengah. Kehadiran fosil-fosil seperti Lepidocyclina sumatrensis Brady, L. Elegans Tan dan Cycloclypeus annulatus Martin selain menunjukkan umur batuan juga sekaligus mencari lingkungan asalnya, yaitu laut dangkal yang mempunyai kedalaman maksimum 60m Gua Petruk Sistem perguaan ini terletak sekitar 7 km selatan kompleks Gua jatijajar. Jalan yang beraspal baik menghubungkan keduanya. Mulut Gua Petruk yang letaknya relatif lebih tinggi dibanding mulut gua kompleks Jatijajar dapat dicapai melalui jalan berundak sejauh lebih kurang 350 m. Pemandangan sebelum masuk kawasan Gua Petruk adalah deretan perbukitan batugamping yang membentuk morfologi kars. Beberapa bukit yang berlereng curam dibatasi oleh struktur geologi. Batugamping di kawasan ini berwarna putih kotor, putih kekuningan atau coklat muda. Setempat, pada batugamping yang berlapis –lapis tipis ditemukan fosil foraminifera dan moluska, selain koral dan ganggang. Batu gamping yang tersingkap di sepanjang jalan menuju mulut Gua Petruk berongga-rongga, membentuk lubang-lubang kecil yang berkembang menjadi struktur lapies. Mulut Gua Petruk berbangun persegi, yang memanjang ke atas. Sebagai gua bertingkat, lorong fosil bagian atas yang kering terletak sekitar 25 m di atas lorong bawah yang masih aktif dan berair. Kedua lorong dihubungkan oleh sebuah lubang berdiameter 5 m. Atap ruangan di abgian bawah yang berukuran besar dihiasi oleh stalaktit, sementara flowstone dan pilar tumbuh di dekat dinding gua. Ornamen gua tersebut sebagian besar ditutupi oleh lumut, sehingga berwarna kehijauan. Dasar gua dilapisi oleh sedimen yang bercampur dengan fosfat guano. Beberapa lubang dasar gua adalah bekas penggalian fosat yang ditinggalkan. Sungai bawah tanah yang jernih mengalir lambat di bagian kanan mulut Gua Petruk. Dasar sungai dipenuhi oleh butiran batuan berbangun lonjong; terdiri dari batu gamping, sedikit batuan gunung api dan batuan beku (andesit-basal). Pantai Logending Objek wisata ini terletak sekitar 54 km barat daya Kebumen atau 33 km selatan Gombong. Perjalananan menuju objek wisata dari arah Jatijajar akan mengikuti lereng barat kawasan Kars Gombong selatan. Pantai logending panjangnya mencapai 200 m dan merupakan pantai landai berpasir. Bagian timurnya dibatasi oleh terbing terjal batugamping, sementara S. Bodo di sebelah barat merupakan perbatasan administrasi dengan Kabupaten Cilacap. Ombak di Pantai Logending cukup besar, sehingga kegiatan berenang sangat berbahaya. Bentuk morologi pantainya mencirikan bahaya arus balik yang dapat menyeret apa saja ke tengah laut. Pantai Logending dilengkapi dengan tempat berkemah, tempat parkir, warung makan dan kios cinderamata yang dibangun tidak jauh dari pinggiran pantai. Berkuda sambil menikmati panorama pantai yang indah merupakan salah satu kegiatan mengasyikkan yang dapat dilakukan wisatawan. Tapi kurangnya kesadaran para wisatawan dan warga setempat, pantai seringkali terlihat kotor sehingga kurang menarik untuk dikunjuni. Oleh karena itu, perlu pembenahan dalam upaya pelestarian wisata alam agar objek tersebut tetap eksis dan terus berkembang. Pantai Karangbolong Pantai Karangbolong merupakan pantai landai berpasir yang cukup luas, yang dibatasi oleh perbukitan yang disusun oleh batuan sedimen klastik. Pasir berwarna kelabu yang berukuran halus kasar bersumber dari batuan tersebut. Derajat pelapukan yang tinggi di kawasan ini memepercepat proses abrasi tersebut. Setempat, singkapan breksi lahar berada di pinggir pantai mengalami pengikisan, menghasilkan bentukan abrasi yang unik. Di kawasan pantai ini juga terdapat Gua Karangbolong yang terletak di sisi timur. Sebuah lorong yang cukup panjang terbentuk pada lapisan breksi lahar yang terkekarkan. Gua Karangbolong berukuran panjang 30 m, lebar 10 m dan tinggi sekitar 5 m. Kawasan karangbolong dikenal dengan sarang burung lawetnya, yang merupakan komoditi andalan Pemerintah Daerah. Burung-burung kecil pemakan serangga itu tinggal di dalam lubang, ceruk atau gua-gua breksi di sepanjang dinding terjal yang berbatasan langsung dengan laut. Meskipun begitu, di daerah karangbolong masih terlihat gersang dan kurang adanya penghijauan. Tetapi, fasilitas yang ada sudah cukup memadai dan baik. Pantai Petanahan Dataran pantai landai berpasir yang sangat luas ini terletak 19 km selatan Kebumen. Hamparan pasir berwarna kelabu sepanjang lebih dari 500 m ini mempunyai lebar antara 50-100 m. Sejauh mata memandang, yang tampak adalah dataran pasir dan gulungan ombak putih yang mempesona. Pantai Petanahan dilengkapi dengan sara wisata yang memadai seperti taman bermain, tempat parkir, sanitasi, masjid, waring makan, bahkan panggung terbuka untuk pertunjukkan kesenian. Di kawasan ini sering diakukan festival layang-layang tingkat nasional. Atraksi tambahan ini diharapkan dapat mendongkrak minat wisatawan untuk mengunjungi Pantai Petanahan . Pemandian Air Panas Krakal Tempat pemandian air panas ini terletak 11 km timurlaut Kebumen, menempati kawasan daratan di kaki Pegunungan Serayu Selatan. Pebukitan di sekitar objek geowisata ini menyingkapkan bantuan Formasi Halang yang berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal (16-3 juta tahun), berupa perulangan batupasir dan batulempung yang bersifat tufan. Mula jadi atau genesa terbentuknya mata air panas di daerah ini tidak berhubungan langsung dengan kegiatan magmatik. Hal tersebut ditunjukkan oleh kandungan belerangnya yang sangat kecil. Air panas Krakal mengandung sulfat (SO4) yang tinggi, yaitu sekitar 1.236 mg/liter. Sedang amonia dan fluoridanya masing-masing 3,9 dan 0,9 mg/liter. Benteng Van Der Wijck Objek wisata sejarah ini terletak di Gombong, sekitar 21 km barat Kebumen. Benteng berbentuk segi delapan yang dibuat dari batubata ini memiliki 2 lantai. Di bagian atap benteng terdapat bangunan yang berfungsi sebagai tempat pengintaian. Benteng bekas peninggalan Belanda ini dibangun di masa Perang Diponegoro (1825-1830). Di dalam menghadapi perlawanan rakyat, pada tahun 1827 pemerintah kolonial Belanda menerapkan sistem militer Benteng Stelsel di daerah jajahannya. Salah satu “pos penjagaan” yang mereka bangun di wilayah Begelen atau Kedu Selatan bagian barat adalah Benteng van der Wijck. Benteng peninggalan sejarah ini mempunyai luas 7.168 m2, dengan dinding dan lantai yang masing-masing mempunyai tebal 140 cm dan 110 cm. Di lantai pertama terdapat 4 pintu gerbang, 16 ruangan besar, dan 27 ruangan lain yang ukurannya lebih kecil. Tangga yang menghubungkan lantai pertama dan lantai pertama dan lantai kedua memiliki 8 anak tangga; tidak termasuk 2 tangga darurat lainnya. Di lantai dua sendiri terdapat 16 ruangan besar, dan 25 ruangan kecil. Dengan bagian atap benteng, lantai kedua ini dihubungkan oleh 4 anak tangga. Berdasarkan sejarah, benteng ini dikenal dengan nama Fort Cochius, yang diambil dari nama Jendral Frans David Cochius yang oleh Belanda dianggap sangat berjasa dalam Perang Dunia. Objek wisata peninggalan sejarah yang dibuka untuk umum sejak 28 Desember 2000 ini dilengkapi aneka jenis sarana bermain seperti kereta mini, kereta listrik, perahu dayung, jet putar, komedi putar, mobil-mobilan anak, kolam renang dan sebagainya. Waduk Sempor Objek wisata hasil budaya manusia ini terletak sekitar 34 km barat laut Kebumen atau 13 km utara Gombong. Bangunan sipil tersebut membendung aliran utama S. Sempor, dengan memanfaatkan lembah sungai yang terpendek untuk tumpuan waduk. Bukit tumpuan waduk disusun oleh breksi dan batupasir Formasi Waturanda yang berumur akhir Miosen Awal. Belasan juta tahun lalu, breksi yang tersingkap di sekitar tubuh waduk itu merupakan endapan laut dalam yang dipengaruhi oleh gejala pelongsoran bawahlaut. Selanjutnya kegiatan tektonik mengangkatnya menjadi daratan hingga ketinggiannya sekarang, sekitar 400 m di atas muka laut. Waduk Sempor berjenis rock-fill ini dibangun untuk berbagai kegunaan; di antaranya untuk pengairan, pusat pembangkit listrik, pengendali banjir, perikanan dan wisata. PLTA Sempor mampu menghasilkan listrik sebesar 1 MW, yang sebagian disalurkan ke desa-desa di sekitar Sempor yang belum terjangkau jaringan listrik PLN. Objek geowisata yang mengandalkan pada keindahan alam yang dipadukan dengan bangunan hasil teknologi dan budaya manusia ini telah dilengkapi dengan sarana wisata seperti arena bermain, panggung terbuka, tempat peristirahatan dan taman parkir. Waduk Wadaslintang Objek wisata hasil budaya manusia ini terletak sekitar 34 km timurlaut Kebumen, menempati kawasan pebukitan tinggi yang disusun oleh breksi dan batupasir sejenis dan seumur dengan yang tersingkap di sekitar Sempor. Objek geowisata ini mudah dicapai karena tersedianya sarana jalan beraspal yang memadai. Waduk Wadaslintang yang ukurannya 9 kali lebih besar dari Waduk Sempor dibangun untuk keperluan pembangkit listrik, di samping irigasi, perikanan dan pengendali banjir. Waduk ini menghasilkan listrik sebesar 18,4 MW. Tubuh waduk dibangun di celah sempit S. Pedegolan, di antara bukit-bukit curam yang setempat tersesarkan. Bongkahan breksi di dekat pintu masuk Waduk Wadaslintang merupakan sedimen hasil pelongsoran bawahlaut yang endapannya membentuk sistem kipas. Salah satu singkapan batupasir kerikilan yang terkekarkan secara terbuka membentuk celah, yang kejadiannya dikaitkan dengan legenda Baru Klinting. Cerita rakyat ini tumbuh subur di sanubari penduduk setempat. Situs Geologi Karangsambung Desa Karangsambung terletak sekitar 17 km utara Kebumen, dihubungkan oleh jalan beraspal hingga kampus Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karangsambung yang dikelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jalan desa lainnya belum diaspal, tetapi sudah muli diperkeras. Kawasan Karangsambung terletak di bagian selatan rangkaian Pegunungan Serayu Selatan, yang daerahnya disusun oleh batuan berumur pra-Tersier hingga Kuarter. Kompleks batuan pra-Tersier yang berumur puluhan juta tahun merupakan alas dari P. Jawa yang tersingkap. Situs geologi tersebut merupakan satuan tektonik yang terbentuk akibat penunjaman Samudera Hindia-Australia di bawah dipinggiran Benua Asia Tenggara. Beragam jenis, ukuran dan lingkungan pengendapan batuan tercampur menjadi satu secara tektonik, membentuk endapan yang dikenal sebagai bancuh (melange). Objek Wisata Potensial Lainnya Yang Belum Dikembangkan : Sendang Pelus Objek wisata alam dan budaya ini terletak di Kecamatan Buayan, sekitar 10 km selatan Gombong atau 31 km baratdaya Kebumen. Air yang ke luar dari celah batugamping di bawah pebukitan membentuk sebuah sendang yang memiliki garis tengah sekitar 5 m. limpahan air disalurkan melalui parit, yang di bagian hilirnya dipakai oleh penduduk setempat untuk keperluan memasak, mandi dan mencuci. Sendang atau mata air ini dihuni oleh 7 ekor pelus sejenis belut besar yang dikeramatkan. Pada hari-hari tertentu banyak orang yang menaruh sesaji di pinggir sendang dan memohon supaya cita-cita dan keinginannya terkabul. Upacara ritual ini diakhiri dengan memberikan makan pelus, berupa nasi dan telur goreng. Pemberian makanan dilakukan melalui juru kunci penjaga sendang yang dijabat secara turun-temurun. Setahun sekali sendang dibersihkan, didahului dengan upacara yang digelar secara adat dan tradisi setempat. Pantai Karangbata Objek wisata pantai yang belum dikembangkan ini terletak sekitar 7 km timur Pantai Logending; menempati sebuah tanjung kecil yang curam sehingga merupakan pantai tanjung kecil yang curam sehingga merupakan pantai terjal. Pantai yang terletak di bawah bangunan mercu suar ini dapat dicapai dengan berjalan kaki melalui pematang pebukitan yang landai. Gawir terjal yang berbatasan langsung dengan laut merupakan bidang sesar turun. Bongkah bagian selatan yang ambles menyisakan beberapa tonjolan yang muncul di atas permukaan laut, yang menjadi bertambah rendah karena kegiatan abrasi. Pantai Karangbata disusun oleh lava basal yang terkekarkan secara mengolom, menghasilkan bentuk kolom bersisi enam yang sangat ideal. Setempat mengalami pelapukan mengulit-bawang. Pebukitan berlereng landai yang membentuk morfologi menggelombang di sebelah utaranya disusun oleh batuan gunungapi, berupa breksi dan batupasir. Beberapa lembah dalama yang memotong pebukitan merupakan perkembangan lanjut dari struktur retakan yang ada. Sebuah teluk sempit yang landai di sebelah barat digunakan untuk tempat berlabuh perahu-perahu nelayan. Tidak jauh dari teluk berpasir ini tersingkap batuan sedimen klastik yang merupakan endapan undak pantai. Litologinya dikuasai oleh konglomerat, yang sebarannya dapat dirunut ke atas hingga ketinggian 20 m di atas muka laut. Pantai Karangbata juga merupakan tempat pemancingan, di mana ikan sering bersembunyi pada celah-celah runtuhan batuan. Sesekali pada celah-celah runtuhan batuan. Sesekali pantai ini dikunjungi oleh sekelompok ikan paus yang punggungnya bertotol-totol hitam (ikan gegerlintang, menurut peristilahan nelayan setempat). Di sepanjang pantai selatan Jawa daerah yang didatangi ikan paus secara tetap hanya sedikit. Hal yang sama terjadi di Pantai Ngungap, Yogyakarta. Di Pantai Karangbata aneka jenis ikan laut yang masih segar . Pantai Menganti Pantai yang terletak sekitar 3 km timur Pantai Karangbata ini merupakan pantai landai berpasir yang dibatasi oleh pebukitan batugamping dan batuan (klastika) gunungapi. Hamparan pasir berwarna putih hasil abrasi batugamping dan kerindangan pohon kelapa di pinggir pantai menciptakan nuansa dan pesona keindahan tersendiri. Setempat, pantai ini dimanfaatkan untuk melabuhkan perahu setelah semalaman melaut mencari ikan dan udang. Kecuali sebagai objek wisata pantai, kawasan Pantai Manganti dan Pantai Karangbata juga cocok untuk dikembangkan menjadi objek agrowisata. Di sini wisatawan dapat melakukan kegiatan memancing dan berbelanja ikan laut. Pantai Rowo Mirit Pantai yang terletak di dekat perbatasan Kabupaten Purworejo ini merupakan pantai landai yang cukup luas, dengan hamparan pasir putihnya yang menyilaukan di siang hari. Deburan ombak laut selatan yang bergulung-gulung menumbuhkan keindahan tersendiri. Gua Barat Fenomena endokars ini terletak di utara Kompleks Jatijajar. Sistem perguaan yang panjang ini memiliki beberapa mulut gua. Masing-masing mulut berfungsi sebagai pintu masuk dan pintu keluar, tergantung dari mana penelusuran dimulai. Kerumitan sistem lorong yang berpola labirintis merupakan daya tarik utama objek geowisata kars ini. Sebagai gua bertingkat yang masih aktif, Gua Barat menyimpan banyak aspek speleologi yang belum terjawab tuntas. Bahkan dari seluruh lorong yang panjangnya ribuan semester, baru sekitar 3.305 m sajayang terpetakan secara rinci. Mulut-mulut gua di kompleks ini dikenal sebagai Gua Barat, Gua Asrep dan Sendang Redisari; di samping beberapa lubang lain yang tidak mempunyai nama. Secara umum lorong kompleks Gua Barat berarah utara selatan dan barat timur. Beberapa lorong utama telah diberi nama, diantaranya Lorong Bawah, Lorong Kunang-kunang, Lorong Atas dan Lorong Kelelawar. Air terjun dan undak flowstone berukuran besar di dalam gua diciri sebagai Air terjun Ulysses dan Undak Superman. Melalui pintu masuk Gua Barat, penelusuran dapat dimulai dengan mengikuti lorong menurun sepanjang 60 m ke arah utara. Ujung lorong berbentuk suatu ruangan kecil yang bercabang 3 (ruangan ini dinamakan “Ruang Monosuko”, yang artinya bebas memilih ke mana penelusuran akan dilanjutkan). Bunyi gemericik air sungai bawahtanah terdengar jelas di bagian ini. Pada musim kemarau debitnya mencapai 50 liter/detik. Lorong Bawah Lorong sebelah kiri Lorong Bawah dapat ditelusuri kearah utara sepanjang 400 m, dimana lorong berair ini berujung di Sendang Redisari, sebuah mulut gua di bagian utara Kompleks Gua Barat. Beberapa gurdam kecil setinggi 10-20 cm mewarnai dasar sungai, sementara atap lorong rata-rata rendah. Stalaktit dan flowstone terkelompok di beberapa tempat, berwarna putih mengkilap. Lorong inipun mempunyai banyak cabang, tetapi umumnya buntu karena tertutup lumpur. Sebuah lorong “oxbow” terdapat di bagian tengah, agak ke hulu. Celah-celah sempit di dinding kiri lorong yang berkelok-kelok dan berpola labiritis berakhir di sungai utama. Lorong selanjutnya menyempit dan hampir seluruhnya terisi air (duck). Penelusuran akan terganggu sebab udara di dalam duck sangat sedikit, sementara stalaktit-stalaktit kecil yang runcing dan tajam siap menggores. Semakin ke utara Lorong Bawah menjadi lebih berkelok-kelok dan bercabang, sebelum akhirnya berujung di Sendang Redisari. Lorong Kunang-kunang Lorong bagian tengah yang panjangnya 500 m dikenal sebagai Lorong Kunang-kunang. Lorong inipun berarah utara selatan dan letaknya lebih tinggi dibanding Lorong Bawah. Sejumlah lubang yang menghubungkan lorong utama dengan bagian luar gua merupakan pintu-pintu masuk atau keluar alternatif. Di beberapa bagian, atap Lorong Kunang-kunang berbangun melengkung seperti kubah dan dipenuhi oleh beragam bentuk dan ukuran stalaktit. Meskipun relatif kering dibeberapa tempat terdapat genangan air, membentuk kolam-kolam kecil. Sebuah kolam berfungsi sebagai mata air, yang limpahannya membentuk sungai kecil. Sungai tersebut mengalir perlahan, menuruni sebuah undak kalsit setinggi 2-3 m. Untuk melewati undak ini dibutuhkan tali dan sedikit ketrampilan panjat-tebing. Cabang besar di bagian tengah jika ditelusuri akan bersatu lagi; masing-masing lorong panjangnya 75 m. Lorong Kunang-kunang berakhir di Gua Asrep, yang terletak di lereng bukit sekitar 18 m di atas Sendang Redisari. Di bagian ujung ini lorong fosil terbagi menjadi oxbow bagian atas dan bagian bawah. Tidak jauh dari mulut Gua Asrep terdapat lorong berlumpur yang bagian dasarnya berlubang. Lubang ini menghubungkannya dengan lorong lebar yang berakhir pada suatu lekuk berbagun corong. Dengan menuruni dasar lekuk, penelusuran akan sampai di suatu lorong pendek yang menghubungkannya dengan kolam terakhir di Lorong Bawah. Lorong Atas Lorong sebelah kanan dikenal sebagai Lorong Atas merupakan lorong gua yang sangat panjang dan bersifat alami. Mula-mula lorong ini mengarah ke selatan , kemudian berbelok ke timur dan seterusnya memanjang lurus ke selatan lagi. Di bagian tengah ini lorong terbagi 2 : cabang kanan dinamakan Lorong Kelelawar dan lorong utama (sebelah kiri) yang berbelok ke timur dan sedikit demi sedikit berubah ke selatan hingga ujungnya sepanjang hampir 2 km. Lorong Atas merupakan lorong berair yang dipenuhi hiasan gurdam bertingkat dan flowstone yang berbentuk dan warnanya sangat indah. Sungai bawahtanah yang ada dapat diseberangi tanpa harus berenang. Jaket pelampung sebaiknya tetap dipakai; selain untuk keselamatan juga untuk menahan udara yang sangat dingin. Sekitar 750 m ke arah hulu dinding lorong kembali dipenuhi flowstone bertingkat, dan sungai bawahtanah mengalir di dasarnya. Serangkaian gurdam yang membentuk platform di bagian lorong ini dapat dilewati dengan menyerap melalui dinding-dinding kalsit. Melewati bagian ini penelusuran dilanjutkan dengan merangkak, karena atap lorong relatif rendah. Di ujungnya terdapat percabangan, di nama lorong sempit dan berlumpur di sebalah kanan Lorong Kelelawar yang panjangnya 200 m tersumbat lumpur di bagian ujungnya. Lorong sebelah kiri yang merupakan lorong utama adalah sebuah celah yang sempit dan terhal, yang hanya dapat ditelusuri dengan mengikuti aliran sungai bawahtanah sepanjang lebih kurang 750 m. Di bagian ini dijumpai bongkahan batuan hasil peruntuhan dinding gua, selain sebuah air terjun setinggi 6 m Air terjun Ulysses dengan kolam yang luas di dasarnya. Puncak air terjun dapat dicapai melalui dinding air terjun sebelah kiri, yang bentuknya agak menonjol. Suara gemericik air didalam kegelapan abadi gua terasa sangat mengesankan. Setelah melewati air terjun, lorong gua berubah menjadi celah yang sempit dan dalam. Penelusuran dapat dilanjutkan dengan merayapi dinding flowstone, di antara beberapa pilar yang ada. Menelusuri sungai beraliran tenang sepanjang 160 m akan sampai pada sebuah kolam besar. Kolam tersebut terletak di kaki undah flowstone setinggi 15 m, yang dinamakan Undak Superman. Pendakian pendek akan sampai pada sebuah lorong berlumpur di samping undak. Untuk mencapai undak flowstone dengan aman dibutuhkan peralatan dan kemampuan panjat tebing yang memadai. Air yang ke luar dari celah-celah flowstone menambah jumlah air sungai bawahtanah. Dari salah satu permukaan flowstone, sekitar 2 m dari dasar sungai, terpancar air bertekanan tinggi. Di bawahnya terdapat gurdam yang bertindak sebagai tanggul (gour barrier). Dari mulut gua, lokasi ini jaraknya sudah lebih dari 3 km. Tipisnya lapisan udara dibagian ini merupakan satu-satunya pembatas yang menyulitkan penelusuran. Objek wisata Gua Barat dengan segala pesona dan data tariknya belum dikelola oleh Pemerintah Daerah. Wisatawan yang akan memasuki sistem perguaan ini cukup melapor kepada aparat setempat. Rumah-rumah penduduk di sekitar Gua Barat dapat dipakai menjadi base-camp kegiatan atau sebagai home-stay. Kesenian dan Kebudayaan Tidak hanya objek-objek wisata saja, tetapi Kesenian dan Budaya yang khas juga dimiliki oleh Kebumen. Banyak kesenian tradisional asli Kebumen yang populer, seperti Janengan, mungkin banyak masyarakat yang belum tahu kesenian tradisional tersebut. Itu disebabkan karena tidak adanya upaya pelestarian budaya serta minat masyarakat dan para generasi muda yang kurang menyebabkan kesenian di Kebumen seperti mati suri. Setelah mendengar cerita dari seorang pengagum Janengan, ternyata kesenian asli Kebumen tersebut terdengar cukup menarik. Dilakukan oleh sekitar 4 orang pemain, memperagakan teater di sebuah tempat khusus, para pemain saling berinteraksi dan melakukan suatu aksi yang menakjubkan. Janengan sendiri menceritakan sebuah cerita yang mengandung arti sejarah, seperti kisah nabi ataupun sejarah-sejarah lainnya. Kesenian yang memang termasuk khas tersebut harus dilestarikan agar tidak punah dan hilang dari dunia Kesenian Kebumen. Adapun tari kuda lumping yang begitu akrab di telinga masyarakat. Meskipun masih ada beberapa daerah yang meneruskan tradisi tarian tersebut, tetapi kuda lumping sudah hampir punah karena pemain atapun pelaku kesenian terebut telah berumur dan belum adanya regenerasi dari senior ke junior. Selain itu, ada kesenian calung, yaitu seorang perempuan yang menari dan bernyanyi menggunakan pakaian Jawa. Kebumen juga mempunyai beberapa hasil kerajinan khas, antara lain : Anyaman pandan Grenggeng Desa Grenggeng, sekitar 3 km dari Karanganyar, merupakan pusat industri anyaman daun pandan yang dikeringkan. Tanaman pandan itu sendiri banyak dibudidayakan oleh penduduk setempat. Industri kerajinan rumah ini menghasilkan aneka jenis bahan seperti tas, kipas, topi, tempat tembakau, tatakan gelas dan sebagainya yang mempunyai nilai estetika dan keunikan tersendiri. Emping Melinjo Buah melinjo yang dipipihkan dikenal sebagai emping ini merupakan makanan khas Kebumen. Produksi emping yang cukup melimpah di Kabupaten Kebumen merupakan industri rumah tangga yang dihasilkan beberapa desa. Lanting Lanting adalah makanan khas Kebumen yang dibuat dari ketela pohon. Rasanya yang gurih menjadikan makanan kecil ini cocok untuk camilan penyerta minum kopi atau teh. Makanan inipun tepat untuk oleh-oleh. Sate Ambal Sate ayam yang berasal dari Desa Ambal dikenal memiliki cita rasa yang khas karena bumbunya. Rasa manis menguasai sate berbumbu tempe ini. Makanan khas Kebumen tersebut mudah diperoleh di rumah-rumah makan di Kebumen, Gombong dan Karanganyar. Bengkuang Sebagai tanaman “polo kependem”, bengkuang dikenal memiliki aneka khasiat dan manfaat. Manfaat yang paling sederhana adalah untuk penawar haus, karena bengkuang memiliki kandungan air yang cukup tinggi.
Posted on: Thu, 25 Jul 2013 07:43:33 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015