" PENGKHIANATAN SOEHARTO TERHADAP SUMBER DAYA ALAM BANGSA - NEGARA - TopicsExpress



          

" PENGKHIANATAN SOEHARTO TERHADAP SUMBER DAYA ALAM BANGSA - NEGARA SENDIRI " . Dari KONSPIRASI JF Kennedy , Soekarno , Soeharto , CIA dan FREEPORT adalah hal - hal berikut yang perlu digaris bawahi : Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60 persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini. former direksi Freeport and Presbyterian Hospital Board Chairman Augustus C. Long Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport dan pemimpin Texaco, yang membawahi Caltex, ia juga chairman Presbyterian Hospital Board dan Penasehat CIA di kepresidenan AS untuk masalah luar negeri.. Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya. Mungkin suatu kebetulan yang ajaib, Augustus C. Long juga aktif di Presbysterian Hospital di New York, dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA. Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco. Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu, yang di Indonesia dikenal sebagai “masa yang paling krusial”. Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C. Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Pada bulan Agustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri. Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend. Pengamat sejarawan LIPI, Dr Asvi Marwan Adam Pengamat sejarawan LIPI, Dr Asvi Marwan Adam Sedangkan menurut pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam, Soekarno benar-benar ingin sumber daya alam Indonesia dikelola oleh anak bangsa sendiri. Asvi juga menuturkan, sebuah arsip di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengungkapkan pada 15 Desember 1965 sebuah tim dipimpin oleh Chaerul Saleh di Istana Cipanas sedang membahas nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia. Soeharto yang pro-pemodal asing, datang ke sana menumpang helikopter. Dia menyatakan kepada peserta rapat, bahwa dia dan Angkatan Darat tidak setuju rencana nasionalisasi perusahaan asing itu. “Soeharto sangat berani saat itu, Bung Karno juga tidak pernah memerintahkan seperti itu,” kata Asvi. Sebelum tahun 1965, seorang taipan dari Amerika Serikat menemui Soekarno. Pengusaha itu menyatakan keinginannya berinvestasi di Papua. Namun Soekarno menolak secara halus. “Saya sepakat dan itu tawaran menarik. Tapi tidak untuk saat ini, coba tawarkan kepada generasi setelah saya,” ujar Asvi menirukan jawaban Soekarno. Soekarno berencana modal asing baru masuk Indonesia 20 tahun lagi, setelah putra-putri Indonesia siap mengelola. Dia tidak mau perusahaan luar negeri masuk, sedangkan orang Indonesia masih memiliki pengetahuan nol tentang alam mereka sendiri. Oleh karenanya sebagai persiapan, Soekarno mengirim banyak mahasiswa belajar ke negara-negara lain. * Catatan : Dasar Pengesahan Undang - Undang Pertambangan No.11 diberlakukan pada DESEMBER 1967 . Dilakukannya Pengesahan undang - Undang Penanaman Modal Asing ( PMA ) yang mana draftnya dirancang di Genewa - yang diteken oleh Rockefeller seorang Bilderberger , dan juga pengesahannya di Swiss . Hal ini menggambarkan jika kebijakan Negara sudah DIKENDALIKAN PENUH oleh SOEHARTO dengan Orang - Orangnya . Pidato Pertanggungan Jawab Bung Karno sudah ditolak oleh MPRS. Alhasil Perjanjian hasil bagi TIDAK seperti yang digariskan Bung Karno adalah : 60 % untuk Indonesia . Faktanya perjanjian bagi hasil tahun 1967 adalah : 90,36 % untuk Freeport Amerika dan hanya 9,64 % untuk Indonesia dengan nama PT Tembagapura yang kemudian beroperasi sejak tahun 1972 . indocropcircles.wordpress/2013/05/29/bongkar-konspirasi-antara-sukarno-suharto-dan-freeport/
Posted on: Fri, 13 Sep 2013 03:42:10 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015