PUISI Surat Seorang Anak Dayak Tambang PT. KEM – Kelian, 16 Juni - TopicsExpress



          

PUISI Surat Seorang Anak Dayak Tambang PT. KEM – Kelian, 16 Juni 1991 Sobat- Surat ini terangkai dalam tahun berganti tahun dimasa pembangunan negeri Di saat kami berjalan masih bersama tradisi, ternyata menepi Hidup mengembara membuka rimba untuk sesuap nasi Bila dibaca barangkali kami sudah pergi dari belantara dengan dihiasi permadani,atau kami tetap begini “kemiskinan yang tersembunyi”. Sobat- Kami adalah hamparan mega yang berarak-arak Semilir angin yang berhembus Lambaian rimba hijau Sekuntum anggrek hitam mekar mewangi Titisan embun dan kicau burung pagi Matahari yang bersinar cerah menembus celah-celah belantara raya Inilah jiwa kami............................ Dari alunan serunai senja Dari irama gendang tengah malam Sayup-sayup seruling bergema Dari kilauan dan gemercik sungai Mahakam, dengan buih-buih yang memutih, larut........ mengikis jiwa - raga tanpa tersisa Arus perlahan, kian lama kian jauh menuju samudera tak terhingga Inilah milik kami............................ Keindahan yang tersembunyi, harta tak berharga dunia terpana. Sobat- Hari itu 16 Juni 1991 aku layangkan pandangan pada peti kaca Tampak pelosok negeri sudah sentosa Diri ku terpana................................ Kesedihan melanda.............................. Sementara, diam ! dan bertanya................. Dapatkah kami seperti mereka ?................. Tanpa mandau, perisai pun tak punya Hanya modal semangat saja...................... Inilah impian kami yang tertunda............... Sobat- Kami adalah genangan yang diam, menunggu aliran Pesona Rimba Raya Yang di Perebutkan..... Kami pun punya mau seperti kamu.................................. Tapi kami ini siapa.............................................. Belantara yang tak berharga, hanya lumpur dan batu yang berserakan Yang tetap menunggu uluran ditinggal pergi...... Sobat- Ku tunggu engkau di muka jalan Untuk menjemput orang yang ku sayang Ibu...Ku dan Bapak.........Ku Adik.....Ku dan Kakak........Ku Paman.........Ku dan Tante.......Ku Dari depan kotak besi persegi dengan dua warna yang menggoda Bulu ayam pun tanpak dimana-mana Atau engkau masih tak tahu itu apa............................………….. Atau engkau juga pura-pura buta.................................... Aku sudah pilu sobatku, dengan tradisi yang begini rupa Namun.............aku ini bukan apa-apa, hanya tunggu kamu...... membawa sesuatu yang baru dan berjaya Ingat...! rumah kami panjang, banyak harta...................... Jangan datang jika tergoda...................................... karena kami butuh gandengan saja................................ By Petrus Satian (Dayak Benuaq) Kec. Damai-Kutai *KALTIM* SEJAK OKTOBER 2001 – TERNYATA KAMI SUDAH MENJADI TUAN DITANAH SENDIRI – BUDAYA RUMAH PANJANG SUDAH RUNTUH. OTONOMI DAERAH TERJADI HALELUYA
Posted on: Sun, 21 Jul 2013 14:02:58 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015