PUTRI SARAH Selasa, 12 Juni 2012 BAB I PENDAHULUAN KOMKEP - TopicsExpress



          

PUTRI SARAH Selasa, 12 Juni 2012 BAB I PENDAHULUAN KOMKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN ELEKTROLIT 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu cara individu untuk melakukan interaksi dengan individu yang lain. Tanpa komunikasi, individu akan sulit mengungkapkan pendapat dan menjalankan keinginan, hubungan silaturahmi dengan individu lain. Komunikasi sangat erat hubungannya dengan kehidupan sosial Bayangkan, apa yang terjadi jika antara satu individu dengan individu yang lain tidak bagaimana mengetahui berkomunikasi, kehidupan sosial tidak akan terjadi, informasi tidak didapatkan masyarakat akan menjalani kehidupan yang membosankan karena tidak mencurahkan ide, pendapat dan perasaan mereka. Komunikasi erat kaitanya pendengaran. misalnya indera, sistem Untuk dapat memahami apa yang dikatakan secara verbal, kita harus mendengarkan. Jika pendengaran terganggu maka akan sulit untuk memahami informasi disampaikan secara lisan. Masih banyak lagi contoh hubungan komunikasi sistem indera. Komunikasi tidak hanya dilakukan sudah ketika mampu untuk Sebenarnya dari awal kelahiran manusia sudah melakukan komunikasi. tangisan yang dilakukan oleh anak masih sulit dibedakan. Untuk komunikasi yang dilakukan untuk tahapan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan Hendaknya perawat harus memiliki ilmu, baik tentang komunikasi. Maupun asuhan keperawatan kebutuhan cairan dan darah. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana cara berkomunikasi tahapan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah 1.2. Tujuan Penulisan Memahami konsep komunikasi Menjelaskan prinsip komunikasi Memahami teknik komunikasi tahapan Menjelaskan dalam keperawatan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Komunikasi Komunikasi umum Komunikasi adalah pikiran, ide dan informasi, diantara dua atau individu Menurut Potter dan Perry komunikasi merupakan proses perilaku yang melibatkan memungkinkan individu berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi sedikitnya dua orang atau dalam kelompok keperawatan. kecil, terutama dalam interpersonal yang Komunikasi memungkinkan penyelesaian berbagai ide, pengambilan keputusan dan pertumbuhan personal. Ada dua cara dalam berkomunikasi yaitu: a. Komunikasi verbal Komunikasi verbal komunikasi yang menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis. Hal-hal yang diperhatikan dalam komunikasi verbal adalah: 1) Kesederhanaan kalimat yang digunakan. 2) Kejelasan kalimat. 3) Tepat waktu dan relevan. b. Komunikasi nonverbal Komunikasi nonverbal diartikan sebagai bahasa tubuh yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh dan sikap tubuh. Komunikasi nonverbal banyak menunjukan dirasakan daripada diungkapkan. Hal yang diperhatikan dalam komunikasi nonverbal adalah: 1) Sikap tubuh dan cara berjalan. 2) Ekspresi wajah. 3) Gerakan tangan Komunikasi terapeutik Komunikasi terapeutik komunikasi yang direncanakan sadar, berujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994). & Stuart menurut Sedangkan komunikasi terapeutik (1995) cara untuk membina hubungan terjadi penyampaian dimana terapeutik dan informasi pertukaran perasaan dengan maksud pikiran mempengaruhi Komunikasi lain. orang terapeutik juga dapat dipersepsikan sebagai proses interksi antara klien dan perawat mengatasi membantu klien yang sementara untuk hidup harmonis dengan orang lain, menyesuaikan dengan sesuatu yang tidak dapat diubah dan mengatasi hambatan psikologis menghalangi yang realisasi diri. (Kozier et.al, 2000). 2.2 Prinsip Komunikasi Tujuan komunikasi terapeutik akan tercapai apabila perawat dalam relationship memiliki prinsip-prinsip atau karakteristik dalam menerapkan komunikasi terapeutik yang meliputi: 1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, dirinya sendiri serta yang dianut. 2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap menerima, saling percaya dan saling menghargai. 3. Perawat harus memahami dan menghayati dianut pasien. 4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental. 5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki untuk merubah dirinya baik sikap maupun lakunya sehingga makin matang dan memecahkan masalah yang dihadapi. 6. Perawat harus mampu menguasai perasaan secara bertahap mengetahui dan perasaan gembira, marah keberhasilan maupun frustasi. 7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya. 8. Memahami betul arti empati sebagai tindakan terapeutik dan simpati bukan tindakan yang terapeutik. 9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dari hubungan terapeutik. 10. Mampu berperan sebagai role model agar menunjukan dan meyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan keadaan sehat fisik, mental, spiritual dan gaya hidup. Disarankan 11. mengekspresikan yang dianggap mengganggu. 12. Alturisme, mendapatkan kepuasan dengan orang lain secara manusiawi. 13. Berpegang pada etika dengan cara berusaha mungkin berdasarkan kesejahteraan manusia. 14. Bertanggung jawab dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap dirinya atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab orang lain. Dengan prinsip-prinsip diharapkan tersebut diatas, akan perawat menggunakan dirinya sendiri secara terpeutik (therapeutic use of self).Selanjutnya upaya perawat untuk meningkatkan kemampuan berhubungan pengetahuan dinamika komunikasi, penghayatan kelebihan dan kekurangan diri dan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain sangat diperlukan dalam therapeutic use of self. Menggunakan diri secara memerlukan integrasi ketiga kemampuan tersebut. 2.3 Teknik Komunikasi Teknik komunikasi terdiri dari: 1. Mendengarkan (Listening) Merupakan dasar dalam komunikasi yang akan mengetahui klien. Teknik mendengarkan dengan cara memberi kesempatan untuk bicara banyak dan perawat sebagai pendengar aktif. 2. Pertanyaan terbuka (Broad Opening) Memberikan inisiatif pada mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai apabila klien menunjukan penerimaan dan nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeutik apabila perawat mendominasi interaksi dan menolak respon klien. 3. Mengulang (Restating) Teknik yang dilaksanakan cara mengulang pokok pikiran yang yang klien, diungkapkan untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat untuk mengikuti pembicaraan. 4. Penerimaan (Acceptance) Penerimaan adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukan ketertarikan Penerimaan dan tidak menilai. bukan berarti persetujuan. penerimaan Menunjukan kesediaan mendengar menunjukan keraguan atau ketidak setujuan. 5. Klarifikasi digunakan yang Teknik ragu, tidak jelas, perawat atau klien mendengar mengemukakan informasi perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan klien. 6. Refleksi Refleksi ini dapat berupa refleksi isi dengan memvalidasikan cara yang didengar, refleksi dengan cara memberi respon pada perasaan klien terhadap pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaanya. 7. Asertif Asertif adalah kemampuan dengan cara meyakinkan dan pikiran mengekspresikan perasaan diri dengan menghargai hak orang lain. Tahap-tahap menjadi lebih asertif antara lain menggunakan kata sesuai dengan mengkomunikasikan dengan jelas, mengembangkan kemampuan mendengar, pengungkapan komunikasi dengan bahasa tubuh yang meningkatkan kepercayaan diri dan gambaran diri dan menerima kritik dengan ramah. 8. Memfokuskan Memilih topik penting yang yang telah dipilih dengan menjaga pembicaraan tetap menuju yang lebih spesifik, lebih jelas dan berfokus pada realitas. 9. Membagi persepsi Merupakan teknik komunikasi dengan cara meminta pendapat klien tentang hal-hal yang dirasakan dan dipikirkan. 10. Identifikasi tema Merupakan teknik komunikasi dengan cara mencari latar belakang masalah klien yang muncul berguna untuk meningkatkan pengertian dan eksplorasi masalah yang penting. 11. Diam Dilakukan dengan tujuan mengorganisir memproses informasi, menunjukan bersedia bahwa perawat menunggu respon. Diam dilakukan dalam waktu yang lama. Diam juga dapat diartikan sebagai mengerti atau marah. 12. Informing Menyediakan tambahan dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut. keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan dan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan. 13. Humor Humor sebagai hal yang dalam komunikasi dikarenakan tertawa mengurangi stres, ketegangan dan akibat stres, serta meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan. 14. Saran Teknik yang bertujuan alternatif ide untuk masalah. Teknik ini tidak dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan. 2.4 Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Elektrolit dan Darah Tahap pengkajian kebutuhan cairan, elektrolit dan darah diantaranya : 1. Riwayat keperawatan Pengkajian keperawatan masalah kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi jumlah asupan cairan yang dapat diukur melalui jumlah pemasukan secara oral, parental, atau entral. pengeluaran dapat melalui jum l a h f e s e , m u n t a h , p e n g e l u a r a n l a i n n y a . 2. Pengkajian fisik Pengkajian fisik meliputi sistem yang berhubungan masalah cairan dan seperti, intrugment, kardiovaskuler, penglihatan, dan system. 3. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik Pemeriksaan laboratorium diagnostik dapat pemeriksaan kadar elektrolit. Diagnosis Keperawatan Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah : 1. Pola nafas tidak berhubungan dengan gangguan mekanisme pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri 2. Penurunan kardiak output berhubungan dengan kardio,ketidakseimbangan elektrolit 3. Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan diare,kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria. 4. Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih berhubungan dengan anuria,penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan, Penumpukan cairan di ekstraseluler. 5. Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan kekurangan volume cairan 6. Gangguan integritas berhubungan dengan dan atau edema 7. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema Perencanaan Rencana tindakan yang perawat merupakan media komunikasi antar petugas kesehatan perencanaan yang disusun perawat dinas pagi dapat di evaluasi atau dilanjutkan oleh perawat dinas sore dan seterusnya.Model komunikasi ini memungkinkan pelayanan keperawatan dapat dilaksanakan berkeseimbangan ,terukur dan efektif. Rencana tindakan dibuat untuk mengatasi etiologi atau penyebab terjadnya masalah. Kegagalan dalam menentukan degan tepat akan berpengaruh rumusan tujuan tindakan keperawatan dan mengganggu keberhasilan tindakan. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan yang dilakukan pada pasien keseimbangan cairan dan elektrolit adalah : 1. Atur intake cairan dan elektrolit 2. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter dengan memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi tindakan 3. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti kayexalate. Evaluasi/Kriteria hasil Komunikasi antara perawat klien pada tahap ini adalah mengevaluasi apakah tindakan yang telah dilakukan perawat atau tenaga kesehatan lain membawa pengaruh atau hasil yang positif bagi klien, bagaimana kriteria hasil yang telah ditentukan pada sebelumnya. Evaluasi yang dilaksanakan meliputi aspek kognitif, sikap keterampilan yang dapat diungkapkan klien secara verbal maupun non verbal. tahap ini juga mamberi kesempatan bagi perawat untuk melihat kembali tindakan efektifitas yang rencana dilakukan. Kriteria hasil meliputi : 1. intake dan output dalam batas keseimbangan 2. Elektrolit serum dalam batas normal 3. Vital sign dalam batas normal. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Komunikasi merupakan cara individu untuk interaksi dengan individu yang lain. Tanpa komunikasi, individu sulit mengungkapkan pendapat dan menjalankan hubungan silaturahmi individu lain. Ada dua cara dalam berkomunikasi yaitu: a. Komunikasi verbal b. Komunikasi non verbal Asuhan Keperawatan dilakukan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan, Elektrolit Darah : a. Pengkajian 1) Riwayat keperawatan 2) Pengkajian fisik 3) Pemeriksaan laboratorium b. Diagnosis keperawatan c. Intervensi keperawatan d. Evaluasi akhir 3.2 Saran Diharapkan kepada khususnya pada perawat membaca tulisan ini dapat benar-benar memahmi prosedur pemberian cairan peroral yang benar, agar pasien nyaman dengan pelayanan kesehatan diberikan oleh perawat. Putri Sarah di 19.08 Berbagi 0 Tidak ada komentar: Poskan Komentar ‹ › Beranda Lihat versi web Mengenai Saya Putri Sarah Lihat profil lengkapku Diberdayakan oleh Blogger
Posted on: Mon, 01 Jul 2013 19:31:28 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015