Pelajaran dari Surah Ali Imran Ayat 1-92 Alifmagz - - TopicsExpress



          

Pelajaran dari Surah Ali Imran Ayat 1-92 Alifmagz - detikRamadan Jakarta - Ayat 1-9 1.Tiada Penguasa dan Pengendali alam raya kecuali Allah swt. Dia Pencipta Yang Mahakuasa dan Penganugerah hidup bagi makhluk-Nya serta Dia juga yang memenuhi dengan sempurna kebutuhan mereka. Karena itu jangan sesaat pun berputus asa sesulit apa pun keadaan yang dihadapi. 2.Ada sistem yang ditetapkan Allah dalam penciptaan pembentukan rupa manusia, sejak dalam perut ibunya. 3.Al-Qur’an adalah petunjuk dan bimbingan Allah kepada manusia. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang jelas maknanya dan juga yang samar, antara lain yang uraiannya berkaitan dengan yang gaib atau sifat-sifat Allah. 4.Yang mantap imannya, menerima semua tuntunan al-Qur’an kendati dia tidak memahami secara tuntas maknanya. 5.Sesuatu yang tidak diketahui tidak selalu bersifat irrasional, tetapi bisa jadi juga suprarasional. Ayat 10-13 1.Yang berperanan dalam meraih kebahagiaan—lebih-lebih pada Hari Kemudian—bukannya harta atau kekuasan, tetapi iman dan amal saleh. 2.Kemenangan dalam perjuangan, bukan semata ditentukan oleh kekuatan personil dan perlengkapan, tetapi lebih dari itu oleh iman dan takwa yang membuahkan bantuan Allah swt. Ayat 14-17 1.Islam menganjurkan manusia untuk meraih gemerlap duniawi agar tugasnya membangun dunia dapat terlaksana dengan baik. Tetapi itu hendaknya jangan menjadikannya lupa akan akhirat, apalagi kebahagiaan ukhrawi jauh lebih hebat. 2.Setan sering kali memperdaya manusia dengan menghiaskan dunia ke dalam hatinya yang mengakibatkan manusia melampaui batas dalam kecintaanya pada dunia. 3.Kenikmatan ukhrawi telah disiapkan Allah bagi yang beriman dan membuktikan kebenaran imannya dengan kesalehan individu dan kesalehan sosial. 4.Orang-orang saleh selalu merasakan kekurangan dan kesalahannya sehingga selalu memohon ampunan Allah dan keterhindaran dari siksa-Nya. Ayat 18-22 1.Bukti keesaan Allah terhampar dengan jelas di alam raya ini. 2.Allah memenuhi kebutuhan semua makhluk secara adil lagi sesuai sehingga apa yang dianugerahkan-Nya adalah yang terbaik buat masing-masing. Mengambil melebihi porsi yang ditetapkan-Nya, bagaikan mengambil obat melebihi dosis sehingga pasti berdampak buruk baginya. 3.Bukti keberagamaan yang benar adalah penyerahan diri kepada Allah. 4.Karena keberagamaan adalah penyerahan diri yang tulus, maka tidak dibenarkan adanya pemaksaan, intimidasi, dan atau iming-iming terhadap siapa pun guna mengantarnya memeluk agama. 5.Amal-amal yang baik, tetapi tidak disertai dengan keimanan kepada Allah Yang Maha Esa, tidak akan bermanfaat di Hari Kemudian. Ayat 23-27 1.Siapa yang mengaku memercayai kandungan kitab suci, semestinya bersedia untuk mengikuti dan menegakkannya, terlebih dahulu terhadap dirinya baru kemudian terhadap orang lain. 2.Kebohongan yang berlarut-larut dapat menjadikan yang berbohong—tanpa sadar—memercayai kebohongan itu, seperti halnya orang Yahudi yang percaya bahwa mereka hanya disiksa di neraka beberapa hari saja. 3.Allah penganugerah kekuasaan dan Dia juga yang mencabutnya. 4.Jika Allah berkehendak mengalihkan kekuasaan kepada yang lain, Dia mencabutnya (secara paksa) dari siapa yang pernah diberi. 5.Malam dan siang, kehidupan dan kematian, silih berganti. Itu merupakan keniscayaan dan karena itu pula janganlah berputus asa jika sedang menghadapi situasi kelam. Ayat 28-32 1.Seorang Muslim tidak diperkenankan menjadikan orang-orang kafir sebagai teman tempat menyipan rahasia. 2.Boleh melakukan taqiyah, yakni meninggalkan sesuatu yang wajib atau melakukan sesuatu yang terlarang, demi memelihara diri atau menghindar dari ancaman, atau gagguan yang serius, tetapi itu dengan syarat hati tetap tenang dan konsisten mengakui kebenaran. 3.Setiap orang akan menemukan balasan amal perbuatannya di Hari Kemudian. 4.Seorang Muslim tidak hanya dituntut percaya kepada Rasul saw., tetapi lebih dari itu yakni mengikuti dan meneladani Beliau, dan itulah tanda cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, sekaligus cara untuk meraih cinta-Nya. Ayat 33-38 1.Tokoh-tokoh yang disebut namanya di atas adalah seketurunan, termasuk Nabi Isa as. yang merupakan salah satu dari keluarga ‘Imran. Mereka menganut prinsip-prinsip ajaran agama yang sama, antara lain, mengakui Keesaan Allah dan berserah diri kepada-Nya. 2.Perlunya berdoa dan mendambakan kebaikan untuk anak sejak dalam kandungan. 3.Perempuan dan lelaki, tidak berbeda dari segi kemanusiaannya, karena itu bisa saja ada perempuan yang lebih istimewa daripada lelaki. 4.Kebersamaan dalam situasi dengan orang-orang baik, dapat mendorong kepada kebaikan sebagaimana halnya Zakaria ketika bersama Maryam dan melihat anugerah Allah kepadanya. 5.Perlunya menanyakan hal-hal yang tidak biasa yang terdapat atau terjadi pada anak-anak. Ayat 39-44 1.Doa adalah salah satu cara yang sangat ampuh untuk meraih harapan. 2.Allah kuasa mewujudkan sesuatu, walau hal tersebut sangat jauh/mustahil dalam ukuran pengalaman manusia. 3.Maryam, ibu Nabi Isa as., adalah seorang perempuan yang amat patuh kepada Allah lagi memiliki dua macam keistimewaan; (a) ketaatan dan kepatuhan yang amat dalam kepada Allah dan (b) melahirkan tanpa disentuh oleh seorang pria. 4.Salah satu bukti kebenaran al-Qur’an/Nabi Muhammad saw. adalah berita-berita gaib yang Beliau sampaikan. Ayat 45-51 1.Isa as. yang lahir secara normal tapi tanpa ayah adalah salah satu manusia pilihan Allah dan bukan Tuhan. Beliau adalah rasul kepada Bani Israil secara khusus. 2.Hal-hal luar biasa yang tampak melalui beliau, kesemuanya terjadi atas izin dan restu Allah. Tanpa izin-Nya maka itu tidak akan dapat terjadi. 3.Isa as. sendiri mengakui bahwa beliau adalah hamba Allah swt. Ayat 52-58 1.Kebanyakan masyarakat Bani Israil tidak menyambut ajaran Nabi Isa as. 2.Musuh-musuh Nabi Isa, yakni orang-orang Yahudi, bermaksud membunuh beliau, tetapi Allah menyelamatkan beliau, karena itu Nabi Isa as. tidak dibunuh, tidak juga disalib. 3.Nabi Isa as. diwafatkan Allah dan diangkat ke sisi-Nya. 4.Murid-murid yang setia adalah mereka yang bersedia meneladani sikap baik guru serta memperjuangkan nilai-nilai yang diajarkannya. 5.Allah tidak pernah akan meninggalkan seorang yang patuh dan berjuang menegakkan kebenaran. Ayat 59-64 1.Kelahiran Adam as. tanpa ayah dan ibu mestinya lebih aneh ketimbang kejadian Isa as. yang lahir melalui seorang ibu tanpa ayah. Kalau Adam yang demikian itu kelahirannya tidak diakui sebagai Tuhan, maka seharusnya Isa as. Juga tidak. 2.Bila diskusi tidak disepakati, maka jangan paksa mitra Anda! Serahkan kepada Allah. 3.Jika titik temu tidak dapat ditemukan antara penganut agama yang berbeda, maka masing-masing hendaknya melaksanakan ajaran agama dan kepercayaannya, serta mengakui eksistensi kelompok lain. Carilah titik temu dan wujudkanlah kerja sama menghadapi musuh bersama atau tujuan yang sama. Ayat 65-69 1.Mengemukakan satu pendapat hendaknya didasari oleh data dan argumentasi yang kuat, karena satu ide tidak bernilai bila dikemukakan dengan dalih yang lemah, apalagi tanpa dasar. 2.Orang Yahudi dan Nasrani merasa bahwa mereka lebih dekat kepada Nabi Ibrahim as. Pandangan ini tidak benar karena tolok ukur kedekatan kepada seseorang bukan sekadar hubungan darah, tetapi yang lebih penting adalah kedekatan dalam pandangan hidup dan ajaran agama. 3.Ada orang-orang yang sangat berkeinginan untuk menyesatkan kaum Muslim, namun itu tidak akan tercapai selama kaum Muslimin berpegang teguh kepada ajaran agamanya. Ayat 70-74 1.Musuh-musuh Islam melakukan aneka tipu daya untuk menyesatkan kaum Muslim. 2.Hanya Allah semata yang berwenang membagi karunia-Nya dan menetapkan siapa yang diberi-Nya. 3.Ada sementara orang yang mengaku memeluk agama Islam, tetapi tujuannya tidak tulus. 4.Kewajiban berhati-hati terhadap aneka pandangan dan karya-karya yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Ayat 75-78 1.Keharusan bersifat objektif, tidak menggeneralisir. 2.Amanat adalah sesuatu yang diserahkan untuk dijaga dan diberikan kepada pemiliknya saat ia memintannya. 3.Seberapa besar pun keuntungan material yang diperoleh melalui cara yang tidak halal, maka keuntungan tersebut sesungguhnya sedikit, bahkan berdampak buruk. 4.Mengucapkan kata-kata hendaknya jelas, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. 5.Mengatasnamakan Allah untuk suatu ucapan/pendapat yang tidak berpijak pada kitab suci atau keterangan rasul-Nya adalah dosa besar. Karena itu berhati-hatilah dalam berfatwa. Ayat 79-92 1.Tidak seorang nabi pun yang mengajarkan penyembahan dirinya atau penyembahan selain Allah swt. 2.Seluruh nabi saling mendukung. Mereka semua mengakui kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad saw. 3.Umat Islam berkewajiban memercayai semua nabi utusan Allah dan berserah diri kepada Allah. 4.Siapa pun yang menempuh jalan dan menganut ajaran selain ajaran Islam, yakni penyerahan diri kepada Allah, maka ia telah menyimpang dari ketetapan Allah serta bebeda dengan sikap siapa yang di langit dan di bumi yang selalu berserah diri kepada Allah, suka atau tidak. 5.Bila yang menyimpang bertaubat, taubatnya akan diterima Allah, tetapi yang meninggal sebelum bertaubat, maka ia terancam kutukan dan siksa-Nya. ( rmd / rmd )
Posted on: Sat, 24 Aug 2013 13:32:10 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015