Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Badan Usaha Milik - TopicsExpress



          

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara akan membangun waduk tampungan memanjang (long storage) secara terasering (cascade) di aliran Sungai Ciliwung. Pembangunan waduk diharapkan bisa mengurangi dampak banjir sekaligus menyediakan air baku bagi warga Ibu Kota. Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menandatangani kesepakatan bersama penanggulangan banjir dan pemenuhan kebutuhan air bersih, Rabu (2/10), di Balaikota. Konstruksi dilaksanakan mulai semester I tahun 2014 dan berlangsung selama dua tahun dengan biaya Rp 1,2 triliun. ”Semula kami usulkan pembangunan waduk besar untuk mengurangi banjir Jakarta hingga 30 persen dan menyuplai 6.000 meter kubik air. Namun, karena hambatan aturan dan perizinan, akan dibuat bendung terasering di hulu Kali Ciliwung di Bogor. Bendung ini berperan mengurangi banjir hingga 20 persen dan menyuplai 3.000 meter kubik air,” kata Dahlan. Aliran Kali Ciliwung akan dibendung di empat lokasi, masing-masing seluas 10 hektar. Air sungai yang secara normal langsung mengalir ke hilir akan tertampung pada waduk lebih dulu. Besar-kecilnya debit air yang dilepas kembali ke sungai bisa diatur di waduk sehingga intensitas banjir di daerah hilir dapat dikendalikan. Dahlan belum merinci empat lokasi bendung tersebut. Dia hanya menyebutkan lokasi bendung dibuat berdekatan. Jokowi ingin proyek penanggulangan banjir segera direalisasikan. Menjelang musim hujan, ancaman banjir terus mengintai Jakarta. ”Ini kerja sama yang konkret dan pengerjaan bisa dilakukan dalam waktu cepat,” katanya. Proyek pembangunan waduk tampungan memanjang ini dilaksanakan secara joint venture oleh dua BUMN, yaitu PT Hutama Karya dan PT Perusahaan Pengelola Aset, serta dua badan usaha milik daerah DKI Jakarta, yaitu PT Pembangunan Jaya dan PAM Jaya. Pembiayaan difasilitasi oleh pinjaman komersial dan modal perusahaan. Peneliti pada Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Firdaus Ali, menilai rencana pembuatan waduk long storage atau bisa juga disebut dam parit adalah salah satu solusi penanggulangan banjir Jakarta. Menurut Firdaus, selama ini, Jakarta dan sekitarnya mengalami dua krisis berkepanjangan, yaitu kekeringan dan banjir. Perlu pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk mengatasi dua masalah kronis tersebut. ”DKI sudah berencana membentuk dinas sumber daya air sendiri di luar dinas pekerjaan umum. Ini langkah awal yang baik untuk serius menangani masalah kronis Jakarta. Kemudian, rencana pembangunan dam parit ini amat bagus dan harus didukung,” katanya. Namun, dam parit akan menghadapi tantangan berat, yaitu terkait dengan pembebasan lahan. Proyek Kanal Banjir Timur saja butuh puluhan tahun terselesaikan dan sampai sekarang masih menyisakan masalah sengketa lahan. Perlu dukungan penuh dari pemerintah pusat agar program ini berjalan sesuai dengan rencana. ”Di sisi lain, dam parit tentu tidak akan bisa menahan air terlalu banyak. Sebaiknya tetap harus merevitalisasi 13 sungai, waduk, dan anak-anak sungai. Ini pekerjaan rumah yang satu per satu harus diselesaikan,” kata Firdaus. (FRO/NEL)
Posted on: Thu, 03 Oct 2013 02:35:21 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015