Petani Seram Barat - Belajar Pertanian di Bantaeng Petani dari - TopicsExpress



          

Petani Seram Barat - Belajar Pertanian di Bantaeng Petani dari Kabupaten Seram Barat, Provinsi Maluku belajar pertanian di Kabupaten Bantaeng. Para petani berjumlah 25 orang yang dibina dalam Proyek Peningkatan Kesejahteraan Petani Kecil (Solid) tersebut berada di kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar, ibukota Provinsi Sulsel selama dua hari. Pada kesempatan tersebut, rombongan melihat berbagai sistem pertanian serta laboratorium Kultur Jaringan. Selain itu, juga melihat sistem peternakan ayam binaan Pemda. Sebelum ke lapangan, rombongan yang dipimpin Kepala Badan Ketahanan Pangan yang diwakili Simon Yusuf Mailoa dan Koordinator Solid Herwilin diterima Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di ruang rapat pimpinan, Selasa (19/11). Bupati HM Nurdin Abdullah menyambut baik kehadiran para petani Seram Barat yang ingin belajar pertanian dan peternakan di Bantaeng. Ia kemudian mengemukakan kondisi daerah berjuluk Butta Toa pada 2008 yang masih termasuk daerah tertinggal di Indonesia akibat kemiskinan, pengangguran, infrastruktur yang minim serta menjadi daerah rawan bencana. Kini, kondisi tersebut sudah tidak ditemukan lagi berkat kerja keras pemerintah bersama masyarakat. Menurut Bupati, Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam (SDA) yang kaya, hanya saja belum ada kesungguhan dan rasa memiliki para elit. Karena itu, ia berharap, jajaran pertanian Seram Barat membangun seolah membangun rumah sendiri, maka pembangunan akan maju. ‘’Bila kita membangun rumah sendiri tentu tidak ada korupsi karena ada rasa memiliki. Hal ini harus ditanamkan kepada semua masyarakat agar bangsa ini bisa lebih maju,’’ urainya. Masih menurut Bupati Bantaeng, pada 2010 dicanangkan Bantaeng sebagai Kabupaten Benih Berbasis Teknologi yan dimaksudkan bisa menyediakan benih unggul untuk daerah. Penyiapan benih tersebut disertai perbaikan system tanam dengan menerapkan Legowo 21. Sayangnya, pusat dan provinsi belum sepakat untuk memanfaatkan benih lokal berkualitas. ‘’Kita masih senang impor padahal pengembangan benih sendiri jauh lebih baik,’’ tambah Nurdin Abdullah seraya menyebut komoditi unggulan lainnya seperti talas yang tak hanya bisa dikonsumsi tetapi juga memiliki pasar ekspor ke Jepang. Dengan kondisi alam yang subur di negeri ini seharusnya Indonesia menjadi Negara pengekspor pangan, namun kenyataannya, kita menjadi pengimpor. Karena itulah, kehadiran pemerintah harus bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terang Bupati yang pada kesempatan tersebut didampingi Kadis Pertanian dan Peternakan H Syamsul Alam, Kepala Badan Ketahanan Pangan Zainuddin, dan sejumlah petinggi lingkup pertanian lainnya. Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan Seram Barat ang diwakili Simon Yusuf Mailoa mengemukakan pemilihan Kabupaten Bantaeng menjadi lokasi study banding. Menurutnya, sejak program Solid diberlakukan di daerahnya pada 2009, petani menyambut baik dan berjalan hingga saat ini. Namun untuk menambah keunggulan produk pertanian Seram Barat, diperlukan inovasi. Salah satu daerah yang dikenal memiliki inovasi di bidang pertanian adalah Bantaeng. ‘’Karena itu kami datang untuk menimba ilmu. Kami datang untuk belajar dan mengadopsi teknologi di bidang pertanian yang dapat diterapkan di daerah kami,’’ ujar Simon Yusuf Mailoa. Sumber: bantaengkab.go.id/berita-petani-seram-barat--belajar-pertanian-di-bantaeng.html
Posted on: Wed, 20 Nov 2013 02:27:43 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015