Program “Reset” Pikiran Belajar memaafkan, adalah pelajaran - TopicsExpress



          

Program “Reset” Pikiran Belajar memaafkan, adalah pelajaran langka dan jarang diajarkan di era sekarang ini. Justru cara buat gara-gara paling populer sekarang. Malahan ide nya dari televisi, bagaimana “ngejailin orang” dengan segala tipu dayanya dengan “design” yang tepat sehingga menjadi acara yang sangat mengasikan. Pada waktu kecil, secara alami anak mudah sekali melepas emosi negatifnya, misalnya kesal dan marah terhadap temannya karena tidak dipinjemin bola. Maka selang 5 menit mereka sudah pelukan maen satu permainan yang lain, bolanya sudah lupa. Bahkan beberapa kali saya sering liat seorang anak ngambek sama mamanya tapi lari ke mamanya dan minta dipeluk. Tetapi , semakin usia mereka bertambah kemamouan alami mereka ini semakin pudar dengan sendirinya akibat pengaruh dari lingkungan. Lingkungan?? Lingkungan yang bagimana? Lingkungan yang menunjukan permusuhan adalah bagian dari hidup, “ngerasani” orang lain, merasa di terima karena “ngeblok” sama group pojok, marah dan teriak adalalah cara mendapatkan kekuasaan dan perhatian, dan masih banyak peraturan serupa yang tidak tertulis tetapi sangat terasa seperti bau busuk (tidak terlihat tapi ada). Pikiran , lebih tepatnya persepsi yang akan saya bahas. Persepsi adalah cara pandang seseorang berdasarkan “program pikirannya”. Misalnya: ikan laut bagi saya tidak enak karena saya pernah makan ikan dan durinya nyatol di tenggorokan saya, bagi anda ikan laut paling enak karena sehat dan nikmat. Persepsi sering mempengaruhi orang dalam berperilaku. Apa persepsi cara pandang anda terhadap orang yang telah berkata kasar pada anda,bahkan mengatakan anda seperti binatang yang paling hina serta sudah mau punah?lalu bayangkan apa yang akan anda lakukan jika anda terjebak dengan dia di lift dan dia terkena shock ringan serta butuh bantuan anda? minimal apa yang terbersit dihati anda, jika anda tidak akan melakukan tindakan radikal? Perilaku menjadi salah karena persepsi. Jika anda ternyata telah memahami bahwa orang yang mengatakan cacian brutal itu adalah orang yang masa kecilnya tidak seberuntung anda,katakanlah dia lahir prematur umur kandungan 7 bulan sudah keluar, dan tidak di terima orangtuanya dan diasuh oleh orang lain yang bukan orangtuanya, hidup masa kecilnya di bawah rata-rata ekonomi, saat SD harus ngamen dan ngemis dijalanan, serta tidur dikolong jembatan. SMP dia sudah sebatang kara. Sekarang apa persepsi anda? masih mau marah, setelah mengetahui kejadian sebenarnya? Sering kali kita memiliki dan terjebak dengan persepsi kita sendiri. Memaafkan adalah solusi untuk “mereset” pikiran kita agar tidak terjebat dengan perilaku kita yang salah. Anak-anak perlu diajarkan memiliki hati yang penuh murah dengan maaf hingga dewasa. Bukan sekedar maaf saja, tetapi maaf yang bijaksana dan memberdayakan, maafkan orangnya tetapi perilakunya benahi dan tegur dengan santun. Lakukan itu dengan anak anda, “ayah memaafkan kamu tetapi akibat dari perbuatanmu tetap ada konsekuensinya”. Memiliki orangtua yang mudah memaafkan anak, akan mewariskan dunia yang jauh lebih damai. Semoga bermanfaat
Posted on: Wed, 10 Jul 2013 14:55:23 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015