RE: Legacy SBY adalah SBN. Article ini tolong diteruskan ke - TopicsExpress



          

RE: Legacy SBY adalah SBN. Article ini tolong diteruskan ke Presiden SBY, Ibas (sekjen PD) yang kebutulan anaknya sendiri dan semua anggota DPR. ekbis.sindonews/read/2013/10/24/33/797622/banggar-setujui-belanja-pemerintah-2014-rp1-842-45-t Satu pertanyaan besar: APA HASIL DARI 9 TAHUN PEMERINTAHAN REGIME SBY? Pemerintahan regime SBY adalah regime yang paling BOROS, paling banyak MENGHAMBURKAN uang rakyat, paling KORUP dan paling banyak KEBOCORAN, jauh lebih besar dari regime-regime sebelumnya digabung menjadi satu. Mau bukti…??? Perhatikan baik-baik trend utang Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun 2013 dengan perbandingan Debt-Ratio (PDB/GDP): Note*- Kalau ada perbedaan hitungan anda dalam mengkonversi uang Indonesia dalam rupiah, adalah karena perbedaan kurs rupiah waktu itu atau tahun itu dan juga rouding up (pembulatan). * Tahun 2000 utang : Rp 1.234,28 triliun vs. GDP $150.196 billion (89%) * Tahun 2001 utang : Rp 1.273,18 triliun vs. GDP $141.255 billion (77%) * Tahun 2002 utang : Rp 1.225,15 triliun vs. GDP $172.975 billion (67%) * Tahun 2003 utang : Rp 1.232,50 triliun vs. GDP $208.311 billion (61%) * Tahun 2004 utang : Rp 1.299,50 triliun vs. GDP $256.000 billion (57%) * Tahun 2005 utang : Rp 1.313,50 triliun vs. GDP $284.072 billion (47%) * Tahun 2006 utang : Rp 1.302,16 triliun vs. GDP $364.239 billion (39%) * Tahun 2007 utang : Rp 1.389,41 triliun vs. GDP $420.000 billion (35%) * Tahun 2008 utang : Rp 1.636,74 triliun vs. GDP $471.260 billion (33%) * Tahun 2009 utang : Rp 1.590,66 triliun vs. GDP $540.270 billion (28%) * Tahun 2010 utang : Rp 1.676,15 triliun vs. GDP $700.000 billion (26%) * Tahun 2011 utang : Rp 1.723,90 triliun vs. GDP $820.000 billion (26%) * Tahun 2012 utang : Rp 1.937,00 triliun vs. GDP $852.240 billion (25%) * Tahun 2013 utang : Rp. 2.983,00 triliun vs. GDP $951.450 billion (23%) Apa makna dari angka-angka pertumbahan GDP Vs. debt-ratio diatas? Let’s break it down one by one: 1). Benar, pertumbuhan GDP/PDB Indonesia itu tiap tahunya naik, dan naiknya GDP/PDB Indonesia cukup substantial dari thaun ke tahun mulai dari tahun 2003 sebesar $208.311 billion dollar menjadi $951.450 billion di tahun 2013. 2). Nilai pertumbuhan GDP/PDB Indonesia mulai akhir tahun 2003 saat SBY mulai menjabat di tahun 2004 besarnya 4.5 kali (X) lipat besarnya dalam waktu 10 tahun mulai dari tahun 2003 sampai ke tahun 2013. Apakah itu bagus? Iya, itu bagus sekali dan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik dan sehat. Jadi pemerintahan SBY bagus dan seharusnya mendapat kredit…??? Nanti dulu, kita lihat fakta dan keadaan ekonomi serta keuangan di Indonesia. 3). Dengan pertumbuhan GDP/PDB yang luar biasa itu, sebesar 4.5 kali lipat dalam waktu 10 tahun, maka mestinya atau seharusnya secara akal sehat dan secara ekonomi dan keuangan, Indonesia mestinya akan punya banyak: a). INCOME REVENUE yang lebih besar tiap tahunya seiring dengan naiknya pertumbuhan GDP/PDB b). APBN-nya akan punya banyak SURPLUS c). dan utang negara akan bisa di CICIL dan nilai nominal UTANG Indonesia mestinya turun dan berkurang secara drastic. 4). Tapi apa fakta yang terjadi di Indonesia dilihat dari 3 hal diatas? Eh malah sebaliknya dimana: a). Income revenue negara malah lebih kecil, b). APBN-nya tiap tahunya DEFISIT melulu, bahkan defisitnya itu ratusan trilliun rupiah, c). Dan utang Indonesia, tiap tahunya bukan menurun tetapi malah membengkak seperti SEMAR yang lagi bunting 9 bulan, Utang Indonesia semakin besar dan semakin tinggi, setinggi gunung Hilmalaya dan seluas lautan Pacific. Terus, apa artinya semua itu? What does it mean? a). Untuk memudahkan memahami phenomena ini, saya akan ambil satu analogy berupa satu keluarga; suami-istri dengan 7 anak, dimana pada tahun 2003, hanya satu anak yang bekerja, dan gaji satu anak ini dipakai untuk menopang kebutuhan hidup keluarga. b). Katakanlah gaji satu anak ini sebulanya Rp. 3.000.000,-, dan wajar bila keluarga ini harus pinjam sana-sini untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari dalam satu keluarga dengan 6 anak yang masih nggangur dan sekolah. Inilah keadaan GDP vs. UTANG Indonesia ditahun 2003! c). Namun keadaan keluarga ini tiap tahunya berubah, dan anak-anak mereka itu satu per satu mendapat pekerjaan, yang secara automatis menambah besarnya penghasilan keluarga ini tiap bulanya. d). Nah pada tahun 2013 ini, ada 4 anak mereka yang sudah mendapat pekerjaan FULL-TIME dan 1 anak mendapat pekerjaan PART-TIME, dan penghasilan mereka; satu keluarga ini, secara mathematic adalah sebesar 4.5 kali lipat dibanding tahun 2003, yakni sebesar Rp. 13,500.000,- per bulan. e). Dengan penghasilan yang berlipat ganda 4.5 kali lipat dari 5 anak mereka sebesar Rp. 13,500.000 per bulan, seharusnya keluarga ini tiap bulanya sudah tidak lagi kekurangan uang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan 2 anak lainya yang masih nganggur. f). Bahkan keluarga ini seharusnya akan punya UANG LEBIH (surplus) atau UANG SIMPANAN, karena penghasilan yang begitu besar. g). Tapi kenyataanya apa? Ternyata keluarga ini tiap bulanya masih juga kurang duit untuk bisa membiayai kebutuhan sehari-hari, tidak punya lebih (surplus) malah harus ngutang terus, dan akibatnya nilai nominal utang mereka itu bukanya berkurang tiap tahunya, malah tambah besar dan membengkak setinggi langit. h). Hal ini membuktikan satu hal yang meyakinkan, JELAS ada yang tidak beres dengan keluarga ini. *Kalau tidak terjadi KORUPSI besar-besaran, yang tentunya terjadi PEMBOROSAN yang luar biasa, atau KEBOCORAN, PENGHAMBURAN UANG RAKYAT dan PEMBELANJAAN UANG yang diluar control dan kesadaran yang wajar. It is a madness wastful spending! Itulah Indonesia di tahun 2013 ini. Dengan kenaikan GDP/PDB sebesar 4.5 kali lipat dari tahun 2003 sampai 2013 (semasa regime SBY), maka penghasilan Indonesia mestinya lebih besar, APBN Indonesia mestinya bisa paling tidak break-even dengan “zero” deficit. Tapi dengan fakta ekonomi dan keuangan Indonesia saat ini, dimana: a). penghasilan negara malah lebih kecil b). UTANG-nya sudah mau menembus Rp. 3.000.000.000.000.000,- (Rp. 3.000 triliun) di bulan July 2013, padahal di akhir tahun 2012 masih kurang dari Rp. 2.000 trilliun c). cadangan devisa negara Indonesia tahun 2013 ini hanya sebesar $7.58 billion d). Dan sementara itu, pemerintah pusat masih terus BOROS, suka menghambur-hamburkan uang rakyat, RAKUS, mabuk kecanduan utang dan TIDAK PEDULI serta GILA dalam menbelanjakan UANG RAKYAT, dengan terus MEMATOK atau memprojeksikan RAPBN tahun 2014 dengan DEFISIT sebesar Rp. 175.3 trilliun..??? Gila..!! Utang sudah banyak, setinggi langit, tapi dalam membuat RAPBN, bukanya bikin paling tidak “zero” deficit, tapi malah dipatok MINUS atau DEFISIT ratusan trilliun rupiah…??? Apa ini tidak gila, gendeng dan mabuk bin senewen? Tahu nggak selama hampir 9 tahun SBY jadi Presiden, TIDAK PERNAH sekalipun APBN-nya itu menghasilkan SURPLUS, bahkan tiap tahunya malah MINUS alias DEFISIT yang jumlahnya RATUSAN trilliun. Tahu nggak bagaimana regime SBY menutup deficit itu..?? Dengan mengeluarkan BONDS, yang berupa SBN (Surat Berharga Negara). Setelah saya ikuti selama 9 tahun, SBN itu sebenarnya bukan singkatan dari Surat Berharga Negara, tapi Susilo Bangga Ngutang. Lihat tuh, hanya dalam waktu kurang dari 1 tahun, utang Indonesia diakhir tahun 2012 masih kurang dibawah Rp. 2.000 triliun. Sekarang dibulan Juli 2013 yang baru lalu, utang Indonesia sudah hampir menumbus Rp. 3.000 trilliun. Gila, mengingat GDP/PDB Indonesia tiap tahunya meningkat dan dari tahun 2003 sampai tahun 2013 ini, jumlahnya sudah 4.5 kali lipat. Jawabnya hanya ada satu. Regime SBY adalah regime yang paling BOROS, paling banyak menghamburkan uang rakyat, paling banyak terjadi KEBOCORAN dalam pemerintahanya dan paling KORUP, lebih korup dari semua regime-regime sebelumnya digabung menjadi satu. Itulah LEGACY hampir 9 tahun pemerintahan Presiden SBY dan Partai Demokrat (PD), dengan meninggalkan UTANG 7 TURUNAN sebesar Rp. 3.000.000.000.000.000,- (Rp. 3.000 triliun). Padahal masa jabatanya belum selesai..?? Tahun 2014, kira-kira UTANG Indonesia akan naik berapa..?? Gila..!!! Apakah Presiden SBY patut mendapat kredit? No, not at all, tidak sama sekali! Malah Presiden SBY patut di impeached, karena tidak becus jadi CEO Indonesia untuk bisa mengelola keuangan negara, sumber daya alam Indonesia dan malah membawa bangsa dan negara Indonesia masuk kedalam jurang UTANG yang lebih dalam. Utang pemerintah Indonesia saat ini, sudah dibatas-batas kewajaran dan akan terus mencekik LEHER APBN Indoensia tiap tahunya, selama 50 tahun sampai 100 tahun kedepan. Karena UTANG Indonesia itu begitu besar, maka obligasi pembayaranya tiap tahun juga akan semakin besar, belum lagi kalau nilai kurs rupiah melemah, maka pembayaran utang-utang itu akan membengkak besar sekali, menguras dana APBN. Kalau toh tidak mengguras, Indonesia akan kekurangan dan tidak akan punya uang lebih untuk keperluan domestic, seperti menstipulasi pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan membangun infrastrukture yang sudah rusak dan bobrok. Dengan tidak adanya uang lebih untuk keperluan dalam negeri, maka ekonomi dalam negeri akan lemah dan lesu. Kalau ekonomi dalam negeri lemah dan lesu, maka pertumbuhan ekonomi akan terhambat, thus penghasilan negara akan semakin berkurang dan pengangguran akan semakin bertambah. Kalau pengangguran semakin beratambah, maka kemiskinan juga akan semakin bertambah. Sayang sekali untuk mengatasi ini semua, pemerintah memakai jalan PINTAS dengan kembali MENGUTANG, dengan mengeluarkan BONDS berupa SBN, sehingga dari tahun ke tahun, utang Indonesia bukanya berkurang malah bertambah, dan tambahnya pesat dan besar sekali. Kalau masa jabatan SBY berkahir, maka rakyat Indonesia akan ingat SBY sebagai Presiden SBN: Susilo Bangga Ngutang. Karena itulah, jalan terbaik bagi Indonesia untuk mengontrok kenaikan UTANG yang sudah menggila ini, DPR perlu membuat UU DEBT-CEILING, untuk membatasi seberapa banyak pemerintah boleh MENGUTANG; baik itu dengan mengeluar BOND (SBN) atau SECURITIES (SUN). Kalau tidak, UTANG Indonesia masih akan terus MEMBENGKAK, karena jabatan seorang Presiden kalau sudah berkahir masa jabatanya, tidak harus lagi pusing memikirkan utang-utang negara. Makanya mau numpuk utang, Presiden Indonesia tidak peduli. Yang rugi siapa? Rakyatlah yang sangat dirugikan, karena rakyatlah yang harus menanggung semua utang-utang negara itu. Sebab kalau Indonesia tidak punya banyak UTANG, maka uang yang dipakai untuk bayar cicilan utang itu bisa dipakai untuk kepentingan rakyat lainya, seperti memperbesar suksidi, memberi pelayanan kesehatan gratis, sekolah gratis atau memperbesar jaminan sosial. Kebanggaan SBY ngutang, harus dihentikan dengan UU. Hal ini bukan hanya berlaku buat Presiden SBY, tetapi juga buat Presiden-Presiden baru setelah SBY, tahun 2014 dan seterusnya. *
Posted on: Mon, 28 Oct 2013 05:02:41 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015