== SELEBRITAS == ustadz ,kiai ,tuan guru ,romo , ajeng adlh gelar kultural yg bisa dinisbatkan masyarakat (umat) kpd org yg memiliki kecakapan dibidang agama. .... Gelar ini tak berdiri sendiri ,interaksi ,simbolisnya berkelindan bukan hanya pemahaman keagamaan yg disalurkan dlm keelokan bertablig ,melainkan juga keteladanan dalam hidupnya,keihlasan pilihan hidup asketik ,kejujuran satu2nya kata dg perbuatannya. Kesederhanaan yg membuat sang kiai sangat dihormati .dari wajahnya terbesit kharisma . Umat menyebutkan nya karamah dan keberkahan . Jangankan fatwa ,bahwa gestur tubuhnya dipandang mencerminkan jejak2 wibawa kenabian . Warasatul anbiya ... Kiai tdk mengetuk kekuasaan ,justru kekuasaan mendatanginya. Dimanapun kekuasaan selalu membutuhkan jaringan legitimasi moral. Dan kiai yg pengalaman sehari harinya bergumul dg nafas masyarakat dipandang dapat merepresentasikan keingin masyarakat sebagai penyambung lidah rakyat . Dititik ini,kiai memerankan diri sebagai benteng moral dan jangkar kekuatan masyarakat madani. Zaman kolonial ,tipikal kiai sprt itu sangat ditakuti kolonial . Mereka tahu, dibalik kibaran sarungnya tersimpan kekuatan mengkonsolidasi rakyat utk membangkitkan perlawanan terhadap ihwal yg dianggap mungkar dan kafir. Sekali jihad diserukan ,dg sertamerta masyarakat termobilisasi dan serentak mengikuti sabda kiai. Dalam alam pikiran insan dinegari kepulauan ,kalau titah raja menggema dr keraton sebanding dg perintah Tuhan,hal sama berlaku juga utk kiai . Tausyiahnya dikumandangkan dibalik pesantren dipandang sebangun dg firman Tuhan............... Itu dulu, ketika dakwah dilakukan dg ikhlas . Tatkala budaya populer blm menyerbu semua segmen kehidupan ...... Hari ini riwayatnya lain lagi. Hikayat sdh sangat jauh berbeda . Tersebutlah pd awal abad 21 fragmen kegaduhan mempersoalkan tarif kiai,lbh tepat lagi ustadz. Sungguh kita tak perlu mencaci maki sang ustadz dg telanjang memasang tarif atas kecakapan dlm menyampaikan senarai firman Tuhan yang dianggap SAKRAL dan konon haram DIPERJUALBELIKAN oleh sebagai kalangan. Fenomena praktek MEMPERJUALBELIKAN ayat2 Tuhan,bukan hanya dilakukan ustadz ,melainkan juga oleh para politisi,baik yg beraliran nasionalis ,sekuler ,sosial maupun agamis ? Boleh jadi partai yg berbasis agama yg paling hobi mempraktekkan . Kabar terakhir yang terbelit kasus impor kuato daging sapi,yg menimpa partai dakwah . Semua tersangka oleh saksi2nya dipanggil ustadz . Semua media menulisnya dg panggilan ustadz, walau nyata2 berlumuran KEMUNGKARAN SOSIAL ( korupsi) malah disebut sebut tdk hanya menyebarkan dinar,tetapi mengoleksi perempuan ghair muhrim ,suatu yg tak mungkin terjadi pada kiai tempo dulu...... Betul apa yg pernah dibilang Michel Foucault,bahwa agama memiliki energi metafisik utk melakukan dominasi simbolis dg efek dasyat yg terkadang tdk diinsafi pemeluknya sendiri. Dibalik kepiawaian para pendakwah ,tersembunyi naluri manusia utk menyalurkan hasrat serta dunia dan kekuasaan ., kena apa tdk perlu dipersoalkan ? Sebab sesungguhmya sejak awal sang ustadz mungkin dibawah layar bawah sadar ,tdk memposisikan dirinya sbg ustadz,lebih dari bagian kerumunan para selebritas atau minimal motivator yg mengambil agama sbg motivasinya. ... Hanya dunia selebritas yg dikedepankan adalah tubuh dg aksesori pencitraannya. Yg diperlukan bukan pendalaman materi agama,aplg penghayatan kudu religiositas,melainkan pandai beretorika . Bukan pencerahan ,melainkan kesanggupan membuat humor2 yg bikin terpingkal pingkal khalayak .... Layaknya selebritas ,panggung utamanya bukan dimesjid ,madrasah atau pondok pesantren ,melainkan ditelevisi . Media utk melipat gandakan pengaruhnya,apalagi kalau bukan mimbar infotainment ..... Bukan kitab kuning yang dilogati lewat bendungan dan sorogan . Dalam tarif ustadz tdk ada yg salah,tidak ada yg dilanggar . Sebab sejak sedari awal relasinya bukan ustadz dg jemaahnya,melainkan ustadz dg penggemarnya.
Posted on: Sun, 01 Sep 2013 07:37:26 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015