SINDROM FORMALITAS. Dimana orang-orang dewasa ini semakin banyak - TopicsExpress



          

SINDROM FORMALITAS. Dimana orang-orang dewasa ini semakin banyak yang terjangkiti sindrom formalitas, sehingga hidup menjadi sangat kaku, sekaku materi duniawi. Pendidikan formalitas, bernegara formalitas, berkeyakinan formalitas, beragama pun hanya formalitas. Tidur formalitas, makan formalitas, ibadah pun formalitas. Berdisiplin formalitas, tertawa formalitas, menangis formalitas, revolusi pun formalitas (mentaati hukum-hukum formalitas duniawi). Bahkan.... yang paling akut..... Bernegara formalitas, berbangsa formalitas, Konstitusi formalitas, ber-Merah Putih formalitas, ber-Bhineka Tunggal Ika formalitas, ber-Ketuhanan formalitas, ber-Pancasila pun formalitas. Semua-mua dilaksanakan sesuai formalitas, demi memuaskan syarat duniawi, syaratnya ragawi. Dan oleh karena sindrom formalitas itu, maka orang seolah hidup tanpa ruh. Sebab formalitas berorientasi kepada materi. Sehingga hidup orang menjadi materialistis. Sekaku materi duniawi. Pak guru materialis, pak manteri manterialis, pejuang materialis, pak ustad materialis, pak kyai materialis, dst.. dst.. Selain itu... Surga pun digambarkan dengan materi, Tuhan digambarkan dengan materi, bahkan Ilah pun juga digambarkan dengan materi. Semuanya begitu taat mengikuti aturan simbol-simbol formalitas, semuanya menjadi taat pada simbol-simbol formalitas, menyembah Ilah dengan simbol-simbol formalitas, bahkan malah menyembah simbol-simbol formalitas itu sendiri. Maka tidak aneh bila di dunia pendidikan modern kemudian diajarkan teori evolusi, yang mensyaratkan bahwa asal-usul manusia itu adalah dari materi, bukan dari Ruh, bukan dari ghaib. Sehingga dapat dikatakan bahwa; “bila tidak ada materi phosfor, maka pikiran manusia tidak akan ada... “ Karena otak manusia terbuat dari materi phosfor, demikian pun pikiran manusia harus berasal dan diatur oleh materi phosfor itu, bukan dari dan diatur oleh Ruh yang ghaib. Maka antara materi dan formalitas itu ibarat sekeping mata uang, di satu sisi adalah formalitas... di sisi lain adalah materialistik. Lalu, Apakah manusia ini hidup berdasarkan hukum-hukum materi? Atau karena Ruh kah yang menghidupkan jasad ini? Dan apakah keteraturan alam ini tunduk pada aturan materi? Atau Ruh kah yang men-teratur-kan alam ini? Di dalam lagu Indonesia Raya ada berbunyi: BANGUNLAH JIWANYA, BANGUNLAH BADANNYA .... Untuk Indonesia Raya .... Pertanyaannya: DENGAN APAKAH KITA MEMBANGUN BADAN ? DENGAN APAKAH KITA MEMBANGUN JIWA ??? *** ***RESEPASI—REVOLUSIKAN KESADARANMU***
Posted on: Tue, 03 Sep 2013 21:13:48 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015