SOCIAL MEDIA CULTURE Tanpa kita sadari sebuah kebudayaan baru - TopicsExpress



          

SOCIAL MEDIA CULTURE Tanpa kita sadari sebuah kebudayaan baru telah lahir dari rahim tehnologi digital. Manusia yang saling terhubung melalui media digital (Komputer,HP,Gadget,PC Tablet,Smartphone) menjelma menjadi global comunication yang menembus batasan jarak,waktu,status sosial dan data obyek. Hanya butuh tombol enter untuk meng-eksekusi sebuah niat dan kebutuhan berkomunikasi yang telah terprogram dalam mega server otak kita. Itulah budaya selalu terhubung (always online), budaya komentar (comment culture), budaya ngobrol (chat culture) dan kecenderungan untuk selalu berbagi (sharing). Sementara kita menyadari bahwa masalah-masalah yang terjadi semakin membutuhkan pemikiran yang mendalam. Sadar atau tidak, kita telah menciptakan budaya berkomunikasi yang justru mengurangi waktu kita untuk berpikir di bawah godaan untuk bergegas melontar komentar,terhubung,bercakap dan berbagi apapun. Kita tidak lagi punya cukup waktu untuk memikirkan problem-problem yang rumit, merenungkannya demi keputusan bijak dan meredam kecepatan ambisi agar cepat terlaksana. Informasi datang simpang siur,tumpang tindih segala penjuru semau yang kita ingin. Informasi dengan mudah mengambil wujud kebenaran, promosi iklan menjelma bentuk komunikasi intim, dan pencitraan menggantikan realitas. Dan termasuk di dalamnya, adalah kita punya sepasang suami Istri Presiden yang gemar pula mengembang biakkan kata-kata lewat akun-akun fb, twitter, atau washap. Yang satu suka mengeluh di-bullying, satunya suka marah-marah sekiranya ada comment yang tak berkenan. Presiden cuap cuap di Republik berkicau, demikian banyak pihak menyimpulkan. Jadi sah dan wajar jika Indonesia merupakan negara pengguna aktif facebook terbanyak ke empat dan twitter di rangking ke 3 tertinggi di dunia. Lebih menakjubkan lagi, cuap cuap (twit) terbanyak di dunia ternyata berasal dari Jakarta dengan 15 twit/detik. Jadi boleh dikata 90% pengguna internet kita hanya untuk ber-sosial media dan haha-hihi. Bukan untuk yang produktif sebagai mana yang dicontohkan oleh para pemimpinnya. Bahkan saking asiknya bermanja dengan komunikasi tanpa kabel, tak jarang kebijakan mengatur negarapun dilakukan lewat HP atau media elektronik lainnya. Mungkin bukan salah tetangga menyadap cuap cuap kita, tapi kita yang tak sadar telah dilenakan tehnologi. Namun apapun yang terjadi, tetaplah bercuap cuap, berkicau mengeluarkan isi kepala dan hati, untuk kemudian terisi dengan sesuatu yang baru yang lebih bermanfaat. Nov13 SATU INDONESIA BERSATU
Posted on: Sat, 23 Nov 2013 03:43:18 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015