Sebelumnya gue ingin meminta maaf sekali terhadap pihak yang tak - TopicsExpress



          

Sebelumnya gue ingin meminta maaf sekali terhadap pihak yang tak menyukai tulisan gue ini terutama untuk orang-orang yang memiliki hubungan baik dengan gue, yang kebetulan mereka adalah pendukung Persib. Ini adalah yang ke dua kalinya gue membuat hal semacam ini (berhubungan dengan Persija dan Persib), yang pertama adalah saat gue menganalisa tentang kejadian pada tanggal 22 Juni lalu yang mengakibatkan pertandingan ditunda, sekali lagi maaf apabila ada kata-kata yang membuat tersinggung dan tak berkenan, ini bukan ditujukan untuk kalian tetapi untuk ‘mereka’ . Yuk kita simak bersama sekelompok fans yang sangat mahir memutarbalikan fakta. Di sini gue tidak akan membahas jalannya pertandingan karena hasilnya pun sudah jelas, yang ingin gue bahas adalah kerusuhan yang terjadi di dalamnya. Satu catatan untuk paragraf ini yaitu gue ingin memberikan applause dengan sikap para pemain Persija dan Persib yang terlihat baik-baik saja, tak tersulut emosi sama sekali, point bagusnya ya hanya di sini. Baik Bobotoh maupun Viking mengatakan penyebab kerusuhan dikarenakan ulah The Jakmania, pada faktanya merekalah yang memulai api peperangan di dalam stadion tersebut, mereka mencopot dan membakar banner Jakmania yang sudah terpasang di tribun selatan. Tak terima dengan perlakuan itu, Jakmania langsung merespon dengan melompati tribun menuju selatan untuk mengejar mereka yang telah melakukan penghinaan, akan tetapi dalam aksi mengejar suporter Persib tersebut sempat dihadang oleh polisi, karena polisi kalah jumlah akhirnya Jakmania pun berhasil menerobos, bahkan ada beberapa orang The Jak yang sudah sangat dekat dengan tribun barat yang dihuni oleh pendukung Maung Bandung, Jakmania kembali ke tribun mereka setelah polisi menembakan gas air mata. Kebohongan publik pertama yang dilakukan oleh pihak mereka yaitu The Jak merupakan penyebab kerusuhan, lalu diikuti dengan Jakmania dipukul mundur oleh Viking-Bobotoh. Faktanya, mereka yang memulai dan mereka juga yang dipukul mundur oleh Jakmania bahkan hingga dilempari red flare. Tidak salah The Jak kocar-kacir seperti yang mereka katakan dan tidak salah pula The Jak dipukul mundur, akan tetapi itu dilakukan oleh POLISI bukan karena kalian. Mereka mengatakan : “Nyalimu tak segede bacotmu, pas diserang balik kocar-kacir”. Sudah jelas penyebab Jakmania mundur itu karena polisi. Mereka mengatakan : “Ah alesan saja, salam kocar-kacir”. Faktanya memang begitu, mau diapakan lagi ? Dan ini didukung dengan pernyataan polisi di MIS : “Kalau tidak ada kami menghalangi The Jakmania, saya tidak tau nasib mereka (suporter Persib) nantinya”. Mereka mengatakan Jakmania kalah jumlah dengan Bobotoh-Viking. Faktanya, seusai pertandingan polisi menahan Jakmania agar tetap berada di dalam stadion dan membiarkan Bobotoh-Viking keluar terlebih dahulu, itu karena mereka kalah jumlah dengan Jakmania untuk menghindari bentrokan yang lebih besar. Mereka mengatakan Larico kocar-kacir. Faktanya, panglima merekalah si Ayi Beutik yang lari menyelamatkan diri. Mereka mengatakan : “Banner dibakar di depan mata diam, kalau di Eropa sudah bunuh diri”. Memangnya lagi perang ya ? Yang berhasil merampas bendera perang menang dan telah menjatuhkan lawan. Kalau memang Jakmania diam dan tidak merespon, itu pasukan biru ngapain kocar-kacir ? Di depan mata bagaimana ? Tribun selatan sepi, tidak ada Jakmania. Mereka mengatakan : “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, ada banner pasti ada pendukungnya”. Yap tepat sekali, memang ada akan tetapi banner yang dimaksud tersebut ada di tribun selatan sedangkan The Jak berada di tribun timur dan sebagiannya lagi berada di tribun utara. Ke semua hal tersebut semakin dibuktikan dengan adanya aksi lobi Umuh terhadap Ferry. Umuh melobi Ferry untuk menjamin keselamatan anak buahnya. Di sini gue kembali ingin mengomentari orang ini, sebelumnya dia telah mengatakan melalui mic panpel “Kita lihat bersama siapa yang memulai”. Tidak punya malu ya ini orang, sudah jelas anak buahnya yang memulai, dia tidak mikir apa ya ada saksi ribuan pasang mata, setelah mengatakan hal tersebut dia malah meminta perlindungan kepada Ferry. Mereka (Bobotoh-Viking) mengatakan : “Mana suaramu Jak saaat kami bernyanyi, kalian hanya diam saja”. Ah yang benar nih diam ? Lagi pula nyanyian anarkis dan provokatif saja dibanggakan, dasar jagoan dalam stadion, tidak ingat saat kalian kocar-kacir ? Mereka mengatakan saat pertandingan usai, mereka menunggu di luar stadion dengan bernyanyi “Mana nyalimu”. Dan mereka juga mengatakan bahwa The Jakmania sengaja berada di dalam, tidak berani keluar. Faktanya, The Jak ditahan polisi agar tetap berada di dalam MIS sebelum siswa SMK 33 Tour Borobudur keluar. Ups, ada kesalahan ya ? Mengapa gue mengatakan siswa SMK 33 Tour Borobudur ? Coming soon friend’s. Sekali lagi, polisi sengaja menahan The Jak untuk keluar agar tidak terjadi bentrok susulan. Next fact, ternyata ada sebagian kecil Jakmania yang memaksa untuk keluar, dan ternyata berhasil, mereka pun langsung menyerang bus pasukan biru. Kelompok pemutar balik fakta (Bobotoh-Viking) mengatakan : “Beraninya saat kami sudah di bus”. Kalau kalian memang memiliki nyali, pasti turun untuk meladeni, tetapi apa ? Bus tetap melenggang jalan. Tetapi lucunya mereka mengatakan ingin turun dan melawan, padahal videonya ada untuk membuktikan yang sebenarnya. Kebohongan publik yang selanjutnya adalah The Jakmania kocar-kacir saat diserang di Cikampek. Faktanya, mereka memang benar menyerang bus tetapi setelah The Jak turun dari bus untuk melawan, pasukan biru lari tunggang langgang menyelamatkan diri, dan sialnya ada salah satu anggota mereka yang tertangkap basah bersembunyi di mikrolet, tak perlu dijelasin deh ya orang itu diapain saja. Yang jadi pertanyaan adalah itu kan Cikampek, daerah kalian, berani nyerang tapi pas disamperin malah kabur. Gue berpendapat ini semua sudah direncanakan, mereka sudah ada niat sejak awal, dan ternyata Larico pun mengungkapkan hal senada. Maka tak salah jika Larico mengungkapkan Umuh sebagai provokator, banner dicopot dan dibakar dibiarkan, setelah melihat anak buahnya kocar-kacir dikejar The Jak baru bungkam dia, bahkan dia sempat berceloteh “Kita lihat bersama siapa yang memulai”. Umuh itu hanya pandai berceloteh di media, dia seolah berusaha untuk menjatuhkan Persija dan The Jakmania. Dia mengatakan Manajemen Persija tidak berkaca untuk memperbaiki diri terhadap peristiwa yang terjadi pada 22 Juni lalu. Dia juga sempat ‘mengemis’ kepada PSSI dengan mengirimkan surat agar Persija dikurangi 3 point dan dihukum larangan bermain di GBK selama 1-2 tahun. Kalau memang benar The Jak yang melakukannya lalu mengapa kasusnya kini menghilang begitu saja ? Okelah kalau memang panpel Persija gagal memberi rasa aman, tetapi kembali lagi kepada bagaimana perlakuan pendukung mereka ketika Persija yang bertandang ke Bandung ? Seharusnya Umuh yang berkaca pada dirinya sendiri. Berkaca pada 2 peristiwa sekaligus semakin meyakinkan penilaian gue terhadap orang yang pandai berbicara di media ini. Kasarnya ya, gue katakan “Kalau mau ngomong, berkaca dulu”. Mereka (Bobotoh-Viking) mengatakan : “Bagaimana kabar kasus perusakan bus pemain Persib, kok hilang sih”. Seharusnya Jakmania yang mempertanyakan hal tersebut. Mereka mengatakan : “Di mana saudaramu Aremania, tidak berani datang”. Pihak dari Arema pun merespon dengan kalimat-kalimat yang baik tetapi sangat menyindir sekaligus membungkam suara-suara sumbang tersebut. Kembali kepada banner yang menjadi faktor utama pemicu kerusuhan, mereka begitu bangga dengan membakar banner, padahal aksi mereka itu dilakukan ketika tidak ada The Jak di tempat tersebut. Dengan BODOHNYA mereka mengatakan The Jak ada di tribun selatan, kalau membangga-banggakan tuh jika kalian berhasil membakar banner di tempat sama yang disesaki oleh Jakmania , tribun kosong begitu, pas dikejar malah terbirit-birit. Bukti foto dan video dari pihak The Jakmania sudah sangat jelas bahwa penjelasan yang diberikan tidak mengada-ngada , pihak Persib terlalu sibuk melakukan pencitraan untuk menutupi malu yang mereka alami, sepertinya sudah dikoordinasikan dengan baik untuk mencari pembenaran bagi seluruh element, dari mulai celotehan Umuh melalui mic panpel hingga karangan cerita kronologis bahkan sampai membawa-bawa nama BCS. Pihak BCS dan Slemania pun mengingatkan The Jakmania untuk mewaspadai fitnah yang mengatasnamakan mereka, dan The Jakmania pun mendapat informasi setelah crew JO memberikan info yang diperolehnya bahwa supporter Persib itu dikenal banyak bicara hanya di dumay saja, tak perlu diladenin, abaikan. Ternyata hanya jagoan dumay ya ? Yang anehnya lagi, bukti-bukti sudah diberikan tetapi mereka masih ngeyel dan ngoceh hal yang sama berulang kali. Hanya ada 2 opsi, yang pertama mereka mengetahui fakta yang sebenarnya tetapi malu untuk mengakui dan sengaja memutarbalikan fakta, yang ke dua mereka memang benar-benar tidak mengetahui fakta yang terjadi sesungguhnya seperti apa. Ini rancangan mereka yang telah disepakati secara bersama untuk menutupi malunya, mereka sudah merancang sedemikian rupa untuk memutarbalikan fakta. Mereka mengatakan : “The Jak ngeles dan sedang berusaha memutarbalikan fakta”. Ah yang benar nih ? Kalian kali yang melakukan hal tersebut. Yuk kembali bahas Umuh. Menanggapi komentar Larico yang mengatakan dia harus bertanggung jawab, Umuh merespon dengan nada emosi “Larico dan Heru Joko yang harus bertanggung jawab”. Tak terima dengan hal tersebut, ketua umum The Jakmania itu kembali mengatakan bahwa Umuh yang harus ditangkap. Heru Joko yang notabene ketua Viking fans club disalahkan (itu pihaknya padahal), lucu sekali ya. Apa mungkin disebabkan karena Heru yang datang mewakili pihak dari mereka untuk perdamaian antara The Jakmania dan Viking ? Heru sudah memiliki itikad baik, tidak seperti Ayi Beutik yang mengatakan “Biarkan permusuhan ini abadi”. Larico saja ingin berdamai, mengapa panglima pasukan biru itu tidak mau ? Mereka (Bobotoh-Viking) begitu percayanya mengatakan The Jakmania sedang melakukan pencitraan dan memutarbalikan fakta, sudahlah simpan saja omong kosong kalian semua. Yang memulai kerusuhan sudah jelas, yang memutarbalikan fakta pun juga jelas. Kasihan ya usaha kalian semuanya sia-sia saja, sudah mengarang-ngarang cerita memutarbalikan fakta pula. Sekarang mari kita membahas yang katanya The Jak rasis kepada Mbida Messi (itu kan katanya). Larico pun langsung membantah dengan mengatakan Jakmania tidak melakukan apa yang telah dituduhkan terhadap mereka. Mengatakan sesuatu yang salah/bohong itu sama saja FITNAH, dan fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan. Ini sekaligus menanggapi omongan yang membawa-bawa nama Allah dalam kasus ini. Mereka mengatakan : “Allah Maha Adil, Allah membalas dengan kocar-kacirnya Jakmania di MIS dan di Cikampek”, bohong saja sampai segitunya ya. Iya Allah Maha Adil, banner dibakar tetapi pasukan biru kocar-kacir saat dikejar The Jak, di luar stadion bus diserang tetapi tak berani keluar, di Cikampek nyerang The Jak tetapi pas diserang balik kocar-kacir. Jangan membawa-bawa nama Allah deh pada tempat yang salah, gue bisa saja dengan mudah membalikan semuanya tetapi ini bukanlah tempatnya, ini tentang sepak bola bung. Mereka (Bobotoh-Viking) mengatakan : “Musuh kalian kami bukan pemain”. Nah itu pasukan biru kenapa kocar-kacir sampai 2x (MIS dan Cikampek) ? Di luar stadion pun pas diserang juga tidak turun dari bus kan ? Sekarang The Jak yang seharusnya mengatakan : “Musuh kalian kami bukan pemain”, “Musuh kalian kami bukan banner”, "Musuh kalian kami bukan plat B". Perlu gue jelasin bagaimana kalian memperlakukan pemain Persija ? 1998-Siliwangi, Luciano Leandro dan Nur Alim mendapat pukulan dari Viking, PERSIJA TETAP TANDING. 2005-Siliwangi, Ismed mendapat pukulan dari Viking, IGK Manila dilempari kotoran manusia, PERSIJA TETAP TANDING. 2011-Jalak Harupat, bus hancur, M.Nasuha kepalanya bocor, PERSIJA TETAP TANDING. Itu belum semuanya ya yang disebutin, hanya beberapa saja. Bagaimana perlakuan kalian terhadap Ismed Sofyan pada 28 Agustus lalu ? Itu jelas sangat terlihat. Mereka mengatakan : “Jangan beraninya dengan pemain, musuh kalian kami bukan Persib”. Faktanya, siapa yang beraninya sama pemain ? Bukannya kalian ya ? Sampai main fisik loh, pemain kok diserang secara fisik. Mana bukti ucapan “Musuh kalian kami bukan Persib” ? Saat terjadi head to head antar suporter, pasukan biru kocar-kacir kan. Bagi yang sudah membaca tulisan gue yang pertama pasti nyambung ketika membaca tulisan gue yang ini. Mereka (Bobotoh-Viking) hanya mengeluarkan umpatan, makian, hinaan, dan lain sebagainya ketika semua bukti sudah dikeluarkan, mereka hanya bisa merespon itu-itu saja tanpa ada perkataan yang berbobot. Sudah susah-susah mengarang cerita tetapi sia-sia saja, sudah susah-susah membuat berbagai singkatan tetapi ternyata hanya bualan semata. Sakoca, sakoka, sapitri, jakocir, lakocir, apalagi ya yang mereka katakan ? Gue lupa juga. Ternyata semua itu hanya membuat tertawa orang yang mengetahui secara pasti kronologisnya. Percuma saja kalian ngeles ini itu, mengoceh ini itu, memutarbalikan fakta. Faktanya, BCS, Slemania, dan warga DIY menjadi saksi hidup terhadap peristiwa yang terjadi sesungguhnya, baik media cetak maupun elektronik juga mengungkapkan bahwa pasukan biru yang memulai kerusuhan, serangan di luar stadion pun diberitakan pula. Diberikan kronologis yang fakta malah dibilang curhat dan ceramah, tetapi itu jauh lebih baik dibanding memutarbalikan fakta dan fitnah. Gue tak peduli jika tim kesukaan gue di luar sana dikatakan ini itu (di luar Indonesia). Percuma juga kan ? Karena jauh dari kehidupan nyata, tetapi ini PERSIJA JAKARTA, tim kebanggan gue, terlebih lagi gue lahir dan besar di Jakarta, sudah pasti gue takkan terima jika ada pihak tertentu yang sengaja ingin menghina Persija dan The Jakmania. Mereka mengatakan : “The Jak kocar-kacir pada mojok semua saat diserang balik”. Faktanya, mereka semua yang dipojokan hingga berhimpit-himpitan karena panik. Mereka mengatakan : “The Jakmania mendapat kawalan polisi”. Faktanya, merekalah yang dikawal ketat oleh polisi. Berterima kasihlah kepada pak polisi yang telah melindungi kalian. Anehnya lagi ada yang mengatakan “Wajar Bobotoh-Viking dikawal polisi karena kami suporter yang santun”. LUCU !!! Mereka berani beraksi hanya pada saat berada di dalam stadion ketika banyak polisi yang melindunginya, tetapi setelah di luar bagaimana ? Ada salah satu anggota kalian yang secara tidak langsung mengakui fakta yang ada, dia berkomentar di JO “Jelas saja kami kocar-kacir, kami kalah jumlah”, dan JO hnya merespon dengan santainya “Oh kalah jumlah ya :)”. Itu membuktikan 2 fakta sekaligus, mereka kocar-kacir dan mereka kalah jumlah. Mereka mengatakan : “Di tvone terlihat jelas Jakmania kocar-kacir”. Mereka masih mengelak dengan foto dan video yang diberikan, mereka mengatakan itu bisa saja direkayasa. Rekayasa bagaimana ? Foto dan videonya jelas sekali siapa yang menyelamatkan diri. Jika hanya melihat dari layar kaca dan tidak mengetahui peristiwa yang sesungguhnya lebih baik diam, cobalah berusaha bertanya kepada teman kalian yang datang langsung untuk mengkonfirmasi kronologisnya seperti apa. Oh iya lupa, percuma saja ditanya, mereka kan malu mengakui fakta yang ada dan memutarbalikan fakta semua yang terjadi. Untuk menghindari malunya karena ketidaktahuan tentang peristiwa yang terjadi sesungguhnya, mereka yang sebenarnya hanya melihat di layar kaca mengaku-ngaku hadir langsung di MIS, padahal dari pernyataan-pernyataan mereka pun sudah terlihat jelas jika mereka tidak ada di tempat kejadian. Ups hampir saja terlewatkan, siapa ya yang menggunakan bus SMK 33 Tour Borobudur ? Ternyata eh ternyata sekelompok suporter Maung Bandung. Mereka ngeles “Itu bus habis digunakan oleh SMK 33”. Haduh kalau mau ngeles mah yang kreatif dong, kalau pun habis dipakai oleh SMK 33 mengapa tidak dilepas terlebih dahulu ketika ingin berangkat ke Sleman ? Mereka mengatakan : “Tulisan kecil di bus saja dibesar-besarkan”. Nah justru itu yang sungguh menggelitik, masa ada anak SMK ingin tour ke Borobudur nyasar ke Sleman. Di Cikampek, SMK 33 Haur Pancuh yang sedang Tour Borobudur ‘dikandangin’ di daerahnya sendiri, ya maklum masih SMK jadinya kocar-kacir deh, lempar batu sembunyi tangan. Mereka (Bobotoh-Viking) mengatakan : “Untuk pertama kalinya di Indonesia bahkan dunia, tuan rumah tertahan di dalam karena takut keluar”. Hanya ocehan belaka saja ternyata. Balikin saja seperti ini : “Untuk pertama kalinya di Indonesia bahkan dunia, sekelompok suporter mengaku telah mempermalukan lawannya, tetapi fakta yang terjadi berkata lain, mereka telah memutarbalikan fakta”. SELALU ada cara bagi mereka untuk ngeles fakta yang terjadi. Mereka menghina Jakmania yang datang dengan truk. Faktanya, rombongan tersebut naik kereta api, karena kendaraan umum tidak ada yang ke stadion MIS langsung, maka polda DIY memberikan truk agar Jakmania yang naik kereta bisa langsung ke MIS. Silahkan tanyakan kepada saudara kalian Bonek saat tour Bantul lawan Jakarta FC dan Persiba, musim lalu mereka dari stasiun juga diantar menggunakan truk ke stadion, dan lihat juga bus-bus Jakmania yang terparkir di Sleman. Mereka begitu membanggakan kekayaan Persib. Faktanya, Umuh menegosiasi harga tiket sebesar 50% (dari 60 ribu menjadi 30 ribu), akan tetapi pihak panpel menolaknya. Nonton gratisan ya ? Suporter bayaran ya ? Suruhan Umuh ya ? Selain beraneka ragam pemutar balikan fakta dari pihak mereka (Bobotoh-Viking), masih ingat ketika pemalsuaan twitt yang mengatasnamakan Bambang Pamungkas ? Lucu sekali mereka, pandai melawak dan pandai memutarbalikan fakta (Lihat kembali tulisan gue yang pertama, cukup lengkap). Semua yang mereka katakan seharusnya ditujukan untuk mereka sendiri, termasuk juga ocehan mereka “Nyalimu tak sebesar bacotmu”. Mereka mengatakan : ‘Bayar gajinya sekarang”. Gaji yang tertunda dapat terbayar, tetapi bagaimana kalau kasus korupsi ? Mereka mengatakan : “Siapa suruh memasang banner di tribun kami (Bobotoh-Viking), bukan salah kami mencopot dan membakarnya”. Mereka orang-orang SOK TAU yang berlaga tau, dibodohi+dibohongi oleh teman sendiri, kasihan sekali ya. Mereka mengatakan Jakmania menjadi sedikit setelah dipukul mundur oleh pihak mereka “Awalnya sih memang penuh tetapi setelah dipukul mundur sisanya ke mana”. Kalau tidak tau mah diam saja, saat pasukan biru kocar-kacir malah ada beberapa yang keluar lagi, baru masuk kok keluar. Nah ini yang mereka akui pas rombongan besar masuk, Jakmania dipukul mundur. Sudahi saja ocehan-ocehan tak jelas kalian, percuma !!! Kalau ocehan kalian terbukti, silahkan share buktinya, seperti yang dilakukan oleh kami, kami berbicara dengan bukti, bukan hanya cuap-cuap. Mereka (Bobotoh-Viking) saat diminta bukti dari ucapan-ucapan mereka hanya mampu merespon dengan kata makian. Jika omongan mereka benar, share saja bukti-bukti otentiknya (foto+video). Yang mereka berikan hanya ada 2 foto, foto pertama saat The Jak dipukul mundur oleh POLISI, mereka ngaku-ngaku itu mereka yang lakukan, fotonya saja tidak jelas. Yang ke dua saat The Jak kembali ke tribun timur saat melompati pagar, hanya 2 foto itu yang menjadi andalan mereka dan sangat mudah dipatahkan oleh Jakmania. Mereka mengatakan : “Sesama Jakmania kok rusuh”. Faktanya, mereka juga mengalami hal serupa (bentrok sesama suporter). Mereka mengatakan Jakmania biang rusuh. Faktanya, 28 Agustus 2013 adalah bukti konkrit siapa yang suka membuat kerusuhan, sekaligus membuktikan bahwa The Jakmania lebih dewasa dibanding pasukan biru. Mereka mengatakan Persija sudah pernah degradasi. Untuk yang kesekian kalinya gue katakan, jika tak tau lebih baik diam !!! Yang ada hanya jadi bahan tertawaan, justru tim kebanggan kalian yang pernah turun kasta, bahkan tahun 2006 yang lalu nyaris saja Persib kembali mengalami penurunan kasta, ‘beruntung’ terjadi musibah di Yogyakarta yang mengakibatkan PSIM mundur dari kompetisi. Sebelum pengunduran diri tersebut, Persib berada di peringkat 13 wilayah barat dengan mengumpulkan 22 point hasil dari 20 kali bertanding, sedangkan PSIM berada 1 tingkat di atasnya dengan keunggulan 4 angka dari Maung Bandung. Apa jadinya jika tak terjadi gempa di Yogya ? Mungkin Persib yang akan terlempar dari kasta tertinggi di Indonesia tersebut. Pada saat itu, Persib selamat dari ancaman degradasi dengan KEBERUNTUNGAN, sedangkan Persija saat ini terhindar dari degradasi karena hasil PERJUANGAN DAN KERJA KERAS, JELAS SANGAT BERBEDA BUNG !!! Ternyata semua yang mereka ucapkan hanya omong kosong belaka, bebicara ceplas-ceplos tanpa disertai dengan bukti yang ada. Tak perlu bersusah-susah merespon celotehan mereka, cukup seperti ini saja, meski super panjang tetapi sudah mematahkan semua ocehan sampah mereka, dibanding merespon satu-satu, nanti sudah skak mat bahas yang lain, skak mat nyambung lagi ke yang lain, begitu seterusnya, hari-hari berikutnya pun mereka akan mengulangi ocehan yang sama (padahal mah sampah semua ocehannya). Merespon ocehan mereka secara terus-menerus akan percuma, ibarat seperti menyuruh orang gila yang tanpa busana untuk mengenakan pakaiannya, pasti orang gila tersebut meresponnya tidak nyambung, percuma kan ? Dalam kasus ini, gue semakin menyoroti tingkah laku Umuh, kebusukan-kebusukan Umuh sudah gue analisa sejak tanggal 22 Juni lalu, kali ini dia seolah sengaja menyuruh pasukannya untuk memancing Jakmania agar terjadi kerusuhan, karena pada tanggal 22 Juni lalu usaha dia gagal, dia menginginkan Persija dikurangi 3 point dan dilarang bertanding di GBK selama 1-2 tahun. Kali ini dia sepertinya kembali berusaha mencoba agar Persija dan The Jakmania dihukum tetapi sayangnya gagal, nyanyian anarkis dan provokatif mereka tak digubris oleh The Jak. Sebagai penutup, gue ingin membahas The Jakmania Bandung dan Viking Jakarta. Pihak biru mengatakan The Jak Bandung hanya ada di dumay tetapi Viking Jakarta memang nyata ada keberadaannya. Gue berani bantah langsung dengan yakin secara 100% TIDAK ADA Viking Jakarta !!! Mereka memang ada, tetapi itu orang-orang yang sedang merantau di Jakarta, bukan orang asli Jakarta. Untuk Viking Jakarta, gue juga tidak mengetahui pasti ada atau tidak (asli Bandung yang menjadi Jakmania), tetapi jika dikaitkan dengan hal serupa seperti Viking Jakarta, maka gue juga sangat yakin The Jak Bandung ada meski mereka bukan asli Bandung. Dan yang pasti adalah di Jawa Barat sudah tersebar The Jakmania yang setia mendukung PERSIJA (itu daerah kalian ya, tetapi tak sedikit yang mengidolai PERSIJA), tetapi di DKI Jakarta tidak ada satu pun orang asli Jakarta yang mengidolai Persib, gue berani jamin dengan keyakinan gue. #Clear Ingin mengasihani pasukan biru nih sekaligus mengkritik. Kasihan sekali ya mereka (Bobotoh-Viking) yang begitu mudah dibodohi dan dibohongi oleh teman sendiri, mereka yang datang langsung mengarang cerita karena malu dengan fakta yang ada, kalau kalian tidak mengetahui faktanya lebih baik diam saja, berfikir bijak dan cermat ya, cerdas dong bung. Kalau gue mau, gue bisa dengan mudah melakukan sindirian-sindiran yang membuat tersinggung, nyelekit hati lu pada ntar, tetapi itu bukan gue banget. Jika ingin dihormati, hormati terlebih dahulu orang lain. Apa yang terlihat dari diri seseorang, itu mencerminkan kepribadian orang tersebut. Apa yang dikatakan oleh seseorang, itu menunjukan kualitas isi otak orang yang berkata. Gue tidak membenarkan sikap Jakmania baik di dalam maupun di luar MIS, serta juga saat pengeroyokan di Cikampek, tetapi jika kalian yang berada di posisi kami pasti kalian juga akan melakukan hal yang sama, tak ada asap jika tak ada api, ini semua kalian yang memulai. Pada dasarnya, sepak bola hanya hiburan semata. Sepak bola yang diharapkan sebagai pemersatu bangsa justru yang terjadi malah sebaliknya, bersatu hanya pada saat Timnas berlaga, selepas dari itu terpecah belah kembali, di manakah arti dari “BHINNEKA TUNGGAL IKA” ? Kecintaan gue terhadap sepak bola tak perlu diragukan, begitu juga dengan kalian, tetapi jangan pernah menempatkan kata FANATIK, LOYALITAS, dan SPORTIFITAS pada tempat yang salah, tunjukkanlah jika kita adalah penerus bangsa yang memiliki attitude . Ini adalah video-videonya, silahkan dilihat : youtube/watch?v=Pa0xNT-vY1E youtube/watch?v=yUnbPOHroPk youtube/watch?v=7zkqLZzXb1M&desktop_uri=%2Fwatch%3Fv%3D7zkqLZzXb1M youtube/watch?v=zoSK3HbKg-4&feature=youtu.be
Posted on: Sat, 14 Sep 2013 05:06:25 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015