Sebuah kesaksian... apa obat paling mujarab manakala sakit - TopicsExpress



          

Sebuah kesaksian... apa obat paling mujarab manakala sakit berat....???? Saya kemarin berdiskusi dgn seorang pasien atheis yg penyakitnya sudah dinyatakan terminal. Dia sama sekali tidak percaya akan Allah. Saya lalu mencoba menekankan pentingnya keyakinan yg dalam agama yg disebut iman bahwa kita bukan hanya terdiri dr daging dan darah tetapi juga roh yaitu terang dari Allah sendiri. Dan bahwa kita semua termasuk alam semesta harus ada penciptanya yg berupa terang yg mahakuasa yaitu Allah. Bedanya dgn roh kita, Allah mungkin dapat dianalogkan spt terang matahari sedangkan roh kita spt terangnya pelita atau lampu sentir. Jadi roh atau terang kita harus bersatu dgn terang Allah saat meninggal karena kalau tidak terang kita saja tidak akan mampu menerangi kegelapan. Terang Allah menjadi sumber segala terang di bumi dan di surga... Kita bisa bayangkan bgmn rasanya ketika kita meninggal masuk dalam kegelapan (mungkin sama spt orang yg kehilangan kesadaran krn dibius atau sakit berat atau cedera berat yg memadamkan fungsi saraf kita.) Hanya terang Alllah dan terang Kristus yg mampu menguasai kegelapan itu. Dari sudut pengetahuan medis juga saya jelaskan kepada pasien itu kalau kita punya iman, harapan dan kasih, maka hormon damai spt endorfin akan menguasai tubuh kita shg kita tidak perlu banyak mendapat suntikan morfin utk meredakan rasa nyeri misalnya pada kanker. Juga endorfin akan menjaga daya tahan tubuh dan memperpanjang usia. Contoh kongkritnya Bunda Theresa yg diramalkan dokter akan meninggal dalam usia 67 krn kondisi jantungnya yg buruk. Tapi nyatanya Bunda baru meninggal pada usia 87. Sebaliknya para rocker dunia sering sudah meninggal pada usia di bawah 40an krn kelelahan tubuh mrka sebenarnya memerlukan endorfin (singkatan morfin endogen) tapi pusat spiritual dalam otaknya tidak bisa membuatnya sendiri shg mereka memakai morfin, atau bahkan heroin untuk mengurangi rasa sakit serta untuk menimbulkan halusinasi yg menyenangkan. Akibatnya usia mrka akan semakin pendek krn akibat dari adiksi akan menurunkan status kesehatan. Pasien saya itu juga sudah memakai tablet morfin (MST) krn penyakitnya telah membuatnya kesakitan dan tidak bisa tidur dgn mimpi2 yg menakutkan. Tetapi pemberian MST tidak menolongnya. Yg lebih parah lagi, dia juga memiliki dendam krn saat masih anak2 pernah disodomi oomnya. Pasien ini seorang laki-laki Eropa yg usianya baru 60 tahun dan dia tinggal di Indonesia utk menghabiskan sisa hidupnya lewat kegiatan sosial. Saya tidak tahu apakah dia setuju dgn penjelasan saya tetapi dia hanya terdiam mungkin dalam keputusasaannya. Bagi orang spt ini sering prinsip yg dipegangnya adalah spiritual yes but religion no. Saya hanya berkesimpulan bagi orang spt itu, yang penting adalah percaya dahulu bahwa dia punya roh (bukan spt yg dikatakan oleh Stephen Hawking bahwa manusia itu spt komputer yg kalau hardwarenya rusak maka semuanya akan padam) dan bahwa dirinya diciptakan oleh Sang Pencipta yg mahakuasa. Roh dan Allah tidak bisa diimani dgn logika tapi harus dgn perasaan yaitu dgn meningkatkan daya kerja otak yg menjadi pusat perasaan dan spiritual spt hipotalamus. Berkah Dalem, Dr. Andry Sp.Gizi (RS Panti Rapih Yogya)
Posted on: Fri, 18 Oct 2013 02:22:55 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015