Setelah pemilu, IM mendapatkan 48% dan kelompok Salafi, partai Al - TopicsExpress



          

Setelah pemilu, IM mendapatkan 48% dan kelompok Salafi, partai Al Noor mendapatkan 24%. Morsi terpilih menjadi Presiden. Aku selalu beranggapan, IM berbeda dengan An Nour. Karena IM partai terbuka, siapapun bisa ‘mewarna’ gerakan ini. Dan memang, sekarang IM sangat diwarnai oleh pemikirran wahabi/salafi. Sangat disayangkan. Dan seperti dugaan berbagai pihak, alih-alih merangkul pihak lain, Mursi malah melakukan blunder parah terhadap rakyat Mesir. Beberapa diantaranya adalah: 1. Dekrit yang memberikan kuasa penuh kepada Morsi pada bulan November 2012. Dekrit ini memicu kemarahan luar biasa rakyat Mesir karena berarti Morsi sama otoriternya dengan pendahulunya, yaitu Mubarrak. Termasuk ketika itu, Morsi membungkam beberapa media yang mengkritik keras kebijakannya. 2. Amandemen konstitusi ke arah syariah islam. Alih-alih secara serius memperbaiki ekonomi Mesir, Morsi melalui IM dan An Nour malah melakukan amandemen terhadap konstitusi yang tadinya berazaskan sekuler menjadi Islam. Berdasarkan Syariat Islam. Yang menjadi pertanyaan, syariat versi siapa? La wong kelompok Salafi/An Nour ini ketika rapat di parlemen saja tidak mau berdiri menghormati bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan mesir, karena dianggap bid’ah. 3. Intervensi dan Intimidasi Morsi kepada Al Azhar Beberapa kebijakan Morsi ditentang oleh Ulama Al Azhar, termasuk ketika dia membuat obligasi yang tidak masuk akal kepada rakyat Mesir, dan dekrit kekuasaan penuh itu. Tiba-tiba terjadi kasus keracunan yang membuat korban mahasiswa Al Azhar sebanyak 500 orang. Kasus keracunan ini menjadi jalan masuk intervensi Morsi/IM ke Al Azhar dengan mencopot petinggi Al Azhar. Hal ini memicu kemarahan Al Azhar dan menganggap bahwa kasus keracunan adalah ’skema buatan MOrsi dan IM’ untuk intervensi dan intimidasi ke Al Azhar. Menentang Al Azhar berarti ini sudah menjadi ‘jalan masuk penentangan otoritas yang sangat dihormati dalam memberikan ‘fatwa’ ataupun acuan keislaman (moderat?) rakyat Mesir. 4. Morsi tidak mampu mengontrol militansi IM & Salafi di Lapangan Beberapa serangan yang dilakukan, baik terhadap masyarakat sipil, gereja, maupun kantor gubernur dibeberapa daerah dilakukan oleh militansi IM dan Salafi. Dan ini semakin membuat masyarakat tidak simpatik. Selain itu, kekuasaan berbagai posisi strategis memang diberikan kepada kelompok IM dan Salafi. Ini yang membuat pihak oposisi menyatakan bahwa seolah Mesir menjadi milik IM dan Salafi. 5. Kedok Agama untuk Melanggengkan Kekuasaan Ketika demo besar-besaran 30 juni lalu direncanakan, pengikut Morsi dan kelompok Salafi menyatakan bahwa penentang Morsi dicap sebagai ‘kafir, munafik, dan seterusnya. Bahkan, yang mengejutkan, saya juga pernah membaca update status teman Indonesia yang mendukung Morsi menyatakan bahwa pendemo Morsi ‘dilaknat’ oleh Alllah SWT. Ini berarti agama sudah digunakan untuk melanggengkan kekuasaan. Syukurnya, ulama Al Azhar menyatakan bahwa demo damai tidak masalah. Jangankan itu, Ulama Al Azhar bersama Uskup Agung Koptik ikut press conference bersama militer ketika menjatuhkan Morsi.
Posted on: Wed, 21 Aug 2013 12:21:11 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015