Sobat, kata penyair konon wanita dijajah pria sejak dulu, apakah - TopicsExpress



          

Sobat, kata penyair konon wanita dijajah pria sejak dulu, apakah benar? Enggak koq, coba baca salah satu pesan saat yayasan Generasi Baru Nusantara dulu membuat perhelatan di UI. staff.blog.ui.ac.id/rani/2010/07/01/wakil-pm-malaysia-terkesan-guyonan-mahasiswa-ui/ Wakil Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Dato Haji Muhyidin Haji Mohamad Yasin, memberikan kuliah umum di hadapan Para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dengan tema ‘ Demokrasi dan Pertanggungjawaban Sosial di Asia’, yang berlangsung Selasa (29/06) di Balai Sidang Kampus Depok. Kegiatan yang diprakarsai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI ini berkerjasama dengan Yayasan Generasi Baru Nusantara dan Program Pembinaan Sumber daya manusia strategis ((PPSDMS) Nurul Fikri, dihadiri para petinggi negri jiran Malaysia, para pimpinan UI. Pelaksana Harian Rektor UI Dr.Ir. M. Anis memberikan sambutan dan ucapan terima kasih kepada Wakil Perdana Menteri Malaysia dan mengharapkan dapat menjalin kerjasama yang lebih erat dengan negara serumpun. Dalam kesempatan ini bukan masalah substansi kuliah umum yang akan dibicarakan, melainkan kreativitas dan guyonan yang dilakukan para mahasiswa dalam acara kuliah umum tersebut. Dan ternyata Wakil PM Malaysia justru mengapresiasi dengan positif. Bahkan sebagian hadirin lainnya pun mempunyai pikiran yang sama. Dalam kegiatan kuliah umum ini, karena yang memberikan kuliah adalah tamu negara asing, seorang wakil Perdana Menteri lagi, maka seharusnya secara keprotokolan semua detil acara dari menit ke menit seharusnya dibicarakan atau diberitahukan kepada tamu. Dengan demikian, maka pihak tamu mengetahui semua isi acara. Kedatangan tamu wakil PM Malaysia kali ini agak istimewa, karena pihak pampapres membawa dua panser serta tentara yang ditempatkan di berbagai sudut sekitar gedung Balai Sidang. Berdasarkan pengalaman yang lalu, dimana UI pernah menerima Presiden Iran dan Presiden Hongaria, lalu memberikan ceramah, tidak ada nyanyian lagu kebangsaan ataupun tarian menyambut tamu. Tetapi kali ini BEM UI rupanya sengaja membuat acara mengharuskan hadirin menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Rombongan dari Malaysia yang cukup banyak itu, akhirnya (terpaksa) harus turut berdiri sambil mendengarkan lagu Indonesia Raya. Ini mengingatkan kepada Kejayaan Nusantara, dimana wilayah Nusantara itu mencakup juga Negara Singapura dan Malaysia. Kalau waktu kunjungan presiden Iran, di dalam gedung di pasang bendera Negara Iran, kali ini rupanya pihak panitia lupa (atau sengaja lupa) tidak ada bendera Malaysia. Bahkan di meja tempat duduk dan di atas podium pun tidak ada bendera. Padahal secara keprotokoleran, semestinya hal itu harus tersedia. Entahlah, apakah hal ini juga terpikirkan oleh pihak Kedubes Malaysia di Indonesia atau tidak. Kemudian guyonan berikutnya, mahasiswa juga menyajikan salah satu tarian yang berasal dari kesenian Betawi Asli, yang dipersembahkan Liga Tari mahasiswa UI, karena kebetulan di bulan Juni ini bertepatan dengan hari jadi kota Jakarta. Untungnya tidak dipertunjukkan kesenian angklung atau Reog Ponorogo. Tarian Betawi ini dibawakan empat pasang mahasiswa. Tarian yang menggambarkan pasangan muda mudi yang sedang mabuk kepayang. Yang membuat Wakil PM Malaysia ‘surprise’ yaitu penutup dari tarian itu. Ketika para penari akan meninggalkan ruangan, si wanita mengalungkan selendangnya pada penari pria, kemudian setengah dipaksa, penari wanita membetot selendang itu. Mau tidak mau, penari pria terpaksa mengikuti keinginan penari wanita itu, meninggalkan ruangan. Dari adegan penutup tarian tersebut, mungkin Wakil PM Malaysia teringat akan syair salah satu lagu ciptaan Ismail Marzuki. /Wanita dijajah pria sejak dulu kala/dijadikan perhiasan sangkar madu/tapi ada kala pria tak berdaya/tekuk lutut disudut kerling wanita./ Betul begitu kan Dato? Ya, itulah lelaki yang tidak berdaye dan tidak berjaye!
Posted on: Fri, 07 Jun 2013 08:16:19 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015