Syirik Tanpa Sadar Once upon a time (mbuh panganan opo iki), - TopicsExpress



          

Syirik Tanpa Sadar Once upon a time (mbuh panganan opo iki), saya beserta serombongan kawan2 pergi menengok seorang sohib yang kabarnya sedang sakit dan dirawat dirumah simboknya didesa.. Dalam perjalanan yang mmg sudah mulai malem, serta melihat medannya, perjalanan kedesa tsb bukanlah perjalanan yang ramah pantat. Karna spanjang prjlann, pantat kita akan berulang kali terpontang panting dikarnakan jalanan -yang walaupun berulang kali diperbaiki tetep saja- mirip lintasan off road. Malem itu, mobil rombongan tepat melintasi daerah yg kawentar dengan kewingitannya, masyarakat setempat menamai daerah itu sebagai daerah “Punden”. Di situ ada kuburan keramat yang senantiasa diberi sesajian secara rutin. Dumadakan, mobil yang ditumpangi rombongan ngadat. Ngadatnya tepat di area punden tersebut. Secara berseloroh, salah seorang kawan berkata : “Wah iki mesti diganggu demit, hehe …” katanya. Perlu diketahui, bahwa seluruh rombongan tak satupun yang tau bhw di dekat situ ada punden keramat tsb. Dan kebetulan daerah tempat mogoknya mobil agak gelap. Maka didoronglah mobil tsb ke tempat yg ada lampu jalannya. Setelah dioprek sebentar, diketahuilah bhw penyebab mogoknya mobil adalah koil mobil yg terletak di bawah dalam keadaan basah kuyup. Setelah dilap dan dikeringkan, mobil dapat berjalan kembali. Peristiwa mogoknya mobil di dekat punden tsb diceritakanlah kpd warga desa saat itu, maka kebanyakan dari mereka berkomentar : “Waaah, kejadian kayak gitu biasa mas. Makanya kalo lewat situ, mobilnya harus kasih klakson sbg isyarat permisi mau lewat” begitu kata mereka. Klakson dibunyikan sbg bentuk kata permisi buat si penunggu atau si penguasa punden ??? Karena kalo gak kasih klakson dianggap lancang dan tidak menghormati demit dan danyang disitu ??? Halah halaaah, mbuhlah ra ruh !! Buat saya keberadaan danyang atau demit penguasa punden itu saja sudah cukup merusak akal sehat dan keimanan. Apalagi kalo harus diikuti dengan ritual tetek bengek yg makin merendahkan derajat kemanusiaan. Saya jadi teringat akan sebuah riwayat : ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: (ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺭﺟﻞ ﻓﻲ ﺫﺑﺎﺏ، ﻭﺩﺧﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺭﺟﻞ ﻓﻲ ﺫﺑﺎﺏ) ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻭﻛﻴﻒ ﺫﻟﻚ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ؟! ﻗﺎﻝ: (ﻣﺮ ﺭﺟﻼﻥ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻡ ﻟﻬﻢ ﺻﻨﻢ ﻻ ﻳﺠﻮﺯﻩ ﺃﺣﺪ ﺣﺘﻰ ﻳﻘﺮﺏ ﻟﻪ ﺷﻴﺌﺎً ، ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻷﺣﺪﻫﻤﺎ ﻗﺮﺏ ﻗﺎﻝ: ﻟﻴﺲ ﻋﻨﺪﻱ ﺷﻲﺀ ﺃﻗﺮﺏ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻟﻪ : ﻗﺮﺏ ﻭﻟﻮ ﺫﺑﺎﺑﺎً، ﻓﻘﺮﺏ ﺫﺑﺎﺑﺎً، ﻓﺨﻠﻮﺍ ﺳﺒﻴﻠﻪ ، ﻓﺪﺧﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ، ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ ﻟﻶﺧﺮ: ﻗﺮﺏ، ﻓﻘﺎﻝ: ﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﻷﻗﺮﺏ ﻷﺣﺪ ﺷﻴﺌﺎً ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ، Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat dan masuk neraka karena seekor lalat pula” Para Sahabat bertanya : “Bagaimana bisa terjadi demikian, wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab : “Terdapat dua orang yg berjalan melewati suatu kaum yg mempunyai berhala, tak seorangpun diperkenankan melewati berhala itu sebelum memberikan sesuatu. Mereka berkata kepada salah seorang dari kedua lelaki tersebut : “Berikanlah korban kepada berhala itu !” Dia menjawab : “Aku tidak mempunyai apa-apa untuk berkorban.” Mereka berkata lagi : “Berikanlah korban sekalipun dengan seekor lalat.” Kemudian dengan seekor lalat itu, ia memberikan sesaji dan oleh mereka diperkenankan ia meneruskan perjalanannya. Karena perbuatannya itu, ia kemudian masuk neraka ! Kemudian mereka berkata kepada yang seeorang lagi : ”Berikanlah korban !” Orang yang kedua ini menjawab : “Aku tidak akan berkorban sedikitpun kecuali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kemudian ia memenggal leher orang itu, dan ia masuk syurga.” [Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dalam Az Zuhudhal. 15, dari Thoriq bin Syihab dari Salman Al Farisiradhiyallahu ‘anhu. Hadits tersebut dikeluarkan pula oleh Abu Nu’aim dalam Al Hilyah 1: 203, Ibnu Abi Syaibah dalam mushonnafnya 6: 477, 33028. Hadits inimauquf shahih, hanya sampai sahabat. Lihat tahqiq Syaikh ‘Abdul Qodir Al Arnauth terhadap Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab hal. 49, terbitan Darus Salam] Pelajaran yang bisa diambil dari kejadian malem itu adalah : Betapa banyak orang tidak menyadari bahwa syirik menyekutukan Allah bisa terwujud dalam amalan yang sangat sepele. Syirik yang merupakan dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah tersebut bisa berujud lalat, ataupun sekedar sekali pencet tombol klakson. Karena dengan MEMPERSEMBAHKAN lalat atau bunyi klakson, maka seseorang sudah bersaksi bahwa ada zat lain yang dapat memberi madharat, bencana, ataupun kecelakaan selain Allah. Di bbrp daerah, bunyi klakson tsb bisa berujud sapaan semisal : kulonuwun mbah, nderek langkung, permisi, amit-amit jabang bayi.. atau kadang cukup dengan kedipan lampu mobil, dlsb.. Namun pada intinya, semua perilaku tadi dilakukan adalah untuk menghindari terjadinya musibah ataupun madharat !! Dengan dalih berusaha menghindari madharat ini jugalah maka di setiap awal tahun baru China, tiba-tiba kaum muslimin banyak yg ikut2an menilik nasib mereka melalui shio. Juga tak lupa menghitung peruntungannya melalui zodiac, nogo dino, weton dan itungan-itungan bodo lainnya. Yang sudah tentu dengan ilmu pernujuman wal perdukunan semacam ini, muslimin menghendaki terhindar dari kemadharatan dan kecelakaan. Sangat disayangkan, umat Islam merasa tidak cukup memiliki satu Illah yang diyakini dpt mendatangkan manfaat dan menolak musibah. Padahal inti dari syahadat yg diucapkan tatkala memeluk Islam adalah meniadakan segala macam Illah yang diyakini mendatangkan manfaat dan mendatangkan madharat, KECUALI ALLAAH !! Dan umat tidak sadar, bahwa hanya dgn sekali pencet klakson yang DIPERSEMBAHKAN pada demit maupun danyang, maka tindakan sepele ini dapat mengantar seseorang masuk ke neraka jahanam !! Na’udzubillah min dzalik.
Posted on: Tue, 26 Nov 2013 09:30:47 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015