THE GODS MUST BE CRAZY Istana Theater (sekarang Bharata), - TopicsExpress



          

THE GODS MUST BE CRAZY Istana Theater (sekarang Bharata), Moroseneng (dikenal dengan TT), dan Merpati (barat Golden Plaza, kini). Ketika SMP-SMA dulu, di ketiga gedung bioskop itu aku nonton film. Dari film-film Wild West, bisa bertemu Anthony Steven, Anthony Quinn, John Wayne, Klaus Kinski, Charles Bronson, Steve McQueen, Clint Eastwood, Robert Redford, Paul Newman, Dustin Hoffman, Jim Brown, Lee Van Cleef, Kirk Douglas. Dari film roman `Gone With The Wind`, bisa melihat Clark Gable-Vivien Leigh. Omar Sharif-Julie Christie dilihat dalam film dari novel Boris Pasternak `Doctor Chivago`. Perang budak di Amerika Selatan `Uncle Tom Cabin` karya Harriet Beecher Stowe, ditonton bersama siswa-siswa SMPN 2 Tulungagung. `To Sir With Love` - Kepada Guru Tercinta, menceritakan keberhasilan guru (Sidney Poitier) mengelola kelas murid-murid mbeling. Sekali saja melihat ibu guruku di luar gedung bioskop. Beliau, menunduk tak tahu ketika aku juga keluar dari Moroseneng. Mata guruku masih sembab memerah. Melodrama film `All Mine To Give` malam itu, dipadati penonton. Berkisah tentang keluarga imigran dengan enam anak. Setelah ayah-ibu meninggal, keenam anak harus berpisah, mencari pekerjaan agar masing-masing bisa survival. Anak bungsu masih balita, tak laku dipekerjakan pada orang lain karena belum punya keterampilan. Yang sulung membawanya dengan menarik gerobak berisi adiknya itu naik turun salju, `Andaikan aku tak terlahir di dunia ...`, demikian dia berkata dalam hati sambil terus membawa si bungsu entah ke mana. Itu yang mengawali (flash back) keseluruhan `All Mine To Give`. Semua Milikku Kuberikan: kelima adiknya sudah diberikan orang lain, dipekerjakan, kecuali si bungsu. Sebenarnya, keenam anak bersaudara kandung itu tak mau berpisah. `Mangan ora mangan ngumpul,` itu bagi kultur Jawa yang kini mengalami pergerseran tatanilai. `The Champ` (TC) - dibintangutamai Jon Voigh (JV), Faye Dunaway, dan Ricky Schroeder, juga mengharukan. Dibanding `All Mine To Give`, TC hapy end meski JV – berperan sebagai petinju, berhasil menang setelah muka berdarah-darah. `Ben Hur`, `Samson and Delilah`, `The Ten Commandments`, `Blue Lagoon`, film-flim shaolin kungfu (tangan kosong), karate, silat pedang, perang dunia, sempat juga ditonton kecuali film India (waktu itu jarang diputar). Film Indonesia: `Romy dan July`, `Roro Mendut`, `Si Dul Anak Betawi`, `Si Pitung`, `Si Buta dari Gua Hantu`, `Naga Bonar`. `G 30 S PKI` (ditonton bersama kawan-kawan sekolah). Xi Dulu, film yang akan diputar dihalo-halo keliling via TOA nyantol di dhokar tiap hari. Dipastikan, kendaraan `ledhang` itu melintasi depan rumah orangtua (depan garase PO Sri Lestari, rumah sakit lama ke utara). Aku setia menunggu minta selebaran agar bisa mengetahui judul, pemain, dan produser lalu tentukan nonton atau tidak. Paramount, 20 th CENTURY FOX, Universal Studio, Metro Goldwyn Mayer, Warner Bros, Walt Disney Studios: tak lain, sebagian dari penghasil film-film box office. Orangtua, jelas melarang nonton film karena tak ada uang untuk itu. Bagi keluarga kami, nonton bioskop seperti beli durian berwibawa, pisang ambon segedhe lengan bayi, salak mengkilat kayak diplitur, nenas memikat, aneka kue roti mak nyus, es krim bersusu maupun coklat. Aneka buah dan minuman elit itu, hanya puas ditontoni ketika disuruh emak mengantar ke tetangga konsumen. Dari pasar kota, emak sering membawa buah-minuman tadi. Semua itu milik tetangga titip belanja, minus upah. Ketika SMP, aku jadi buruh tetangga jual nomor buntut. Memasukkan kupon nomor tiap pembeli ke dalam semacam tabel rekapan harian sebelum disetor ke agen, sore hari. Dari upah kerja seperti itu, bisa nonton film. Memasuki SMA, petualangan berlanjut. Bahkan aku berjualan sendiri, dan suatu ketika tidak kusetor ke agen. Agen marah meledaki, langit bolong-bolong. Hubungan kami putus. Aku punya modal jadi bandar buntut. Bagaikan Jon Voigh dalam `The Cham`. Meskipun muka berdarah-darah, akhirnya dia memenangi tinju, disaksikan derai air mata anak istri. Atau, menjadi Judah Ben Hur menghela kereta 4 kuda. Jubah birunya berkibaran berpacu kalahkan Messala dalam film kolosal `Ben Hur`. Bersama seorang kawan di Gandusari Trenggalek, kami patungan jadi bandar punya 15 pengecer. Nonton film hampir tiap malam. Kepingin beli PC. PC, tak lain kendaraan pengangkut bakul-bakul dan barang dagangan mereka. Perlu `di-slenger` agar mesin hidup. Cara memutar batang besi slenger maupun raungan mesin, sungguh indah. Laiknya, Charles Bronson pertahankan tanah leluhur dalam `Chato`s Land`. Rapor diihiasi angka merah. Angka-angka nilai melorot tajam jauh dibanding ketika di SMP. PC, tak juga terbeli. Kami berhenti jadi bandar karena ada razia. Setiap siang pulang sekolah, tak lagi aku ke Gandusari. Xi, seorang Sho dari padang Kalahari Afrika Selatan, dalam film `The Gods Must Be Crazy` dia berjalan jauh ke ujung dunia: membuang botol bekas minuman terlempar dari heli. Jauh, jauh berjalan kaki berpisah dengan suku dan anak-anaknya. Xi, tak punya pengetahuan dunia luar meskipun itu sebuah botol bekas minuman. Dalam berebut, botol bekas itu melukai kepala salah seorang warganya. Setelah botol petaka itu dibuang, Xi bisa bertemu dengan anak-anaknya. Mereka berpelukan, berguling-guling bukan mbek-mbekan .... Botol bekas dibuang Xi, itu judi nomor buntut?
Posted on: Thu, 31 Oct 2013 19:05:30 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015