Tahun 2013: Tahun Revitalisasi Gerakan Pramuka Indonesia OPINI | - TopicsExpress



          

Tahun 2013: Tahun Revitalisasi Gerakan Pramuka Indonesia OPINI | 19 May 2013 | 01:23 Dibaca: 233 Komentar: 2 1 Gerakan Pramuka kita ketahui bersama merupakan wadah untuk membina dan mendidik generasi muda, agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki karakter-kepribadian yang berwawasan kebangsaan, mandiri, terampil dan berpengetahuan, sehat dan kuat jasmani serta memiliki kepekaan sosial tinggi akan realitas sosial yang mengemuka di hadapannya. Karena itu, gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok untuk menjadi tunas-tunas bangsa yang progressif-transformatif agar menjadi generasi revolusioner dan bertanggung jawab dalam keikutsertaannya membangun masyarakat. Para anggota Pramuka harus menyadari bahwa mereka adalah tunas atau pemuda harapan bangsa. Pemuda atau generasi muda menjadi istilah yang begitu populis dan sarat dengan nilai. Hal ini karena keduanya mempunyai makna yang bersifat ideologis, sosiologis dan kultural. Munculnya adagium “Pemuda harapan bangsa”, “Pemuda pemilik masa depan” atau “Pemuda sebagai generasi penentu dan tulang punggung bangsa” yang sering dilekatkan pada istilah di atas semakin menunjukkan, betapa besarnya nilai yang terkandung di dalamnya. Salah satu tugas gerakan Pramuka Indonesia ke depan, masih tetap saja sama yakni, menyiapkan tunas-tunas bangsa yang berwawasan kebangsaan, serta rangkaian tugas-tugas lain sebagaimana yang telah dipaparkan di atas. Bentang sejarah selama 51 tahun sejak berdirinya, telah banyak hasil yang dicapai oleh gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka telah menjadi organisasi kepemudaan yang memiliki kader terbanyak di seluruh tanah air, bahkan di seluruh dunia – jika kita menggabungkan jumlah seluruh anggota pramuka yang ada di dunia tentunya. Ragam warna aktivitas kepramukaan telah menyentuh hampir seluruh tunas bangsa, dari usia SD hingga mahasiswa. Mulai dari tunas siaga, penggalang, penegak dan pandega, serta satuan-satuan karya, menjadi tempat berhimpun tunas-tunas muda bangsa kita. Luar biasa bukan?! Dibalik modal sosial (social cost) yang sangat besar tersebut, ternyata juga muncul keprihatinan yang mendalam karena mulai berkurangnya minat para tunas bangsa akhir-akhir ini, untuk aktif dalam gerakan Pramuka. Seperti pada tulisan saya sebelumnya – berjudul ”Quo Vadis Gerakan Pramuka Indonesia” yang juga dimuat pada rubrik koran Pikiran Rakyat pada 2008– upaya untuk melakukan “Revitalisasi Gerakan Pramuka” menjadi suatu keniscayaan yang tak terbantahkan lagi. Yakni, revitalisasi pada metodologi dan bentuk kegiatan yang sering kurang sesuai dengan perkembangan anak-anak muda pada masa sekarang. Revitalisasi gerakan Pramuka yang saya maksudkan mencakup upaya yang harus dilakukan secara komprehensif (baca: utuh), teragenda, sistematis dan memiliki keberlanjutan (sustainibility) untuk mengaktifkan kembali, peran, fungsi dan kegiatan pokok gerakan Pramuka yang transformatif. Selain itu, revitalisasi gerakan Pramuka juga harus mampu menjadi sistem pendukung (supporting system) bagi revitalisasi sistem dan manajemen pendidikan nasional yang compatible dengan konteks dan kultur Indonesia. Melalui revitalisasi yang menyeluruh (baca: utuh) diharapkan gerakan Pramuka dapat diterima dan diminati kembali oleh para tunas muda harapan bangsa. Dengan melakukan revitalisasi ini pula semoga mampu dihasilkan bentuk baru kegiatan Pramuka yang akan secara cerdas dan efektif mampu menjadi penyaring, atau bahkan pencegah dari berbagai masalah yang dihadapi tunas-tunas muda bangsa. Pada tahun 2013 ini gerakan Pramuka harus menemukan formulasi paradigma baru yang akan menjadi bingkai bagi tata kelola organisasinya secara inovatif-transformatif. Tidak boleh dilupakan pula kualitas individu dan kelembagaan harus ditingkatkan terus-menerus melalui dibukanya saluran partisipasi dan keikutsertaan yang lebih luas. Selanjutnya, yang lebih terpenting lagi adalah, penghayatan Satya dan Dharma dari gerakan Pramuka sesungguhnya terletak pada kemampuan para anggota gerakan Pramuka dalam menggali pesan-pesan moral dan spiritual yang terkandung didalamnnya serta terkodifikasi pada kode etik dan Prinsip-prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan (PDMPK) . Dengan demikian, gerakan Pramuka akan menjadi wadah dan sarana yang ideal dan efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual para tunas muda bangsa. Gerakan pramuka memang bukanlah organisasi yang baru seumur jagung. Gerakan pramuka adalah organisasi kepemudaan yang bersifat universal tanpa ada pengkotak-kotakan. Agar gerakan Pramuka tetap eksis di Indonesia, gerakan pramuka tidak hanya berbasis di sekolah-sekolah saja, namun juga harus mampu melebarkan sayap di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Selain itu, gerakan pramuka harus terus menyesuaikan dengan konteks zaman kekinian yang melingkupi kehidupan tunas muda bangsa. Last but not least. Pada tahun 2013 ini, upaya untuk menghasilkan suatu undang-undang tentang gerakan Pramuka yang baru yang merevisi ulang UU No. 10 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka harus terealisasikan. Seharusnya Kwartir Nasional gerakan Pramuka memiliki inisiatif ekstra untuk segera merealisasikannya dengan mengajukan draft rancangan undang-undang kepramukaan baru yang lebih komprehensif kepada lembaga eksekutif (pemerintah) dan lembaga legislatif (DPR). Langkah ini harus segera dilakukan, karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun sebenarnya telah mencanangkan revitalisasi gerakan Pramuka Indonesia pada peringatan hari Pramuka 14 Agustus 2006. Rentang waktu hampir tujuh tahun semoga tidak menyurutkan langkah kita untuk segera merealisasikan cita-cita luhur tersebut. Mampukah kita mewujudkannya? Semoga. Tulisan asli dari artikel ini pernah dimuat dalam Koran Pikiran Rakyat Bandung tahun 2008. Beberapa hal penulis ganti, untuk menyesuaikan waktu di masa kini. Rezky A Setiawan
Posted on: Mon, 15 Jul 2013 07:00:22 +0000

Trending Topics



of
So a person that I look up to and respect greatly has told me that

Recently Viewed Topics




© 2015