Teladan Jabhah Nusrah Menaklukan Hati Rakyat Suriah, Allahu - TopicsExpress



          

Teladan Jabhah Nusrah Menaklukan Hati Rakyat Suriah, Allahu Akbar! SHADADI,SURIAH (KabarDuniaIslam) - Anda ingin Listrik, Makanan dan Air secara gratis? plus jaminan keamanan & pelayanan kesehatan..? pasti anda menginginkan hal itu semua. Tapi anda jangan berharap-harap bisa mendapatkan hal tersebut dalam pemerintahan kafir demokrasi, pancasila dan kapitalisme yang telah menjajah dan mencekik kaum muslimin terkhusus kaum muslimin di Indonesia. Anda jangan berharap-harap mendapatkan itu semua dalam pemerintahan kafir sekutu Salibis Amerika & Zionis. Semua itu hanya bisa diperoleh kaum muslimin jika kaum muslimin diatur oleh hukum Allah berdasarkan Al Quran dan Sunnah secara kaffah. Hal inilah yang diterapkan oleh Mujahidin Al Qaeda Suriah atau lebih dikenal dengan nama Jabhah Nusrah di Suriah. Mujahidin yang dikatakan teroris oleh kafir salibis Amerika, Zionis, kafir Syiah serta babu-babunya dari kalangan munaafiquun ternyata amat penyayang pada kaum muslimin. Apakah kaum muslimin Indonesia menginginkan listrik, air dan makanan gratis? plus jaminan keamanan serta pelayanan kesehatan? jika kaum muslimin Indonesia menginginkan hal tersebut maka mereka mesti mendukung perjuangan Mujahidin yang disebut teroris oleh Pemerintah Thaghut serta babu-babunya dari media sekuler. Mereka mesti mendukung Mujahidin menghancurkan pemerintahan Thaghut seperti kaum muslimin Suriah memberikan dukungan penuh pada Mujahidin dalam menghancurkan pemerintahan Thaghut Suriah walaupun orang kafir dan babu-babunya dari kalangan munaafiquun menyebut mujahidin Jabhah Nusrah adalah teroris. Ghaith Abdul Ahad jurnalis situs The Guardian menulis sebuah artikel menarik berjudul “How Syria’s mould-breaking al-Nusra Front is winning hearts and minds” yang menceritakan bagaimana Mujahidin Jabhah Nusrah memenangkan pertempuran di Suriah, khususnya di ladang minyak di Shadadi, Suriah Timur, dengan menaklukan hati dan fikiran rakyat Suriah. Arkan dari situs Shoutussalam menerjemahkan bebas dan kemudian memuat artikel menarik tersebut. Berikut lengkapnya, semoga menjadi ibroh bagi kaum Muslimin. Allahu Akbar! Seorang komandan Mujahidin afiliasi al Qaeda, yang bertanggung jawab mengatur sumber minyak di Shadadi, Suriah bagian Timur, menjelaskan daya pikat aturan yang diberlakukan oleh para jihadis kepada masyarakat kota yang baru saja ditaklukkan. "Pergilah, dan tanyakan pada orang-orang di jalanan, apakah ada satupun kota, kota mana saja yang telah dibebaskan di Suriah, yang diatur seefisien kota yang satu ini," sesumbar pria berdada bidang yang dikawal oleh pengawal yang membawa senjata parang itu. "Ada listrik, air dan roti, serta jaminan keamanan. Insya Allah, ini akan menjadi inti dari kekhalifahan Islam Suriah yang baru!" Jabhat al Nusrah, kelompok pemberontak berprinsip islamis-jihadis di Suriah itu, menentang klise para pejuang Islam di Timur Tengah lainnya yang merencanakan pendirian kekhalifahan Islam dari tempat persembunyian mereka di balik gunung-gunung. Di timur laut Suriah, Jabhat al Nusrah telah mengontrol banyak persediaan gandum, pabrik, ladang minyak dan gas, armada mobil pemerintah yang berhasil dijarah dan gudang senjata yang sangat besar. Sang komandan itu berbicara tentang pelayanan al Nusrah yang disediakan untuk penduduk Shadadi. Pertama, tersedia banyak makanan, 225 karung gandum, yang dipanggang menjadi roti dan didistribusikan secara gratis pada orang-orang setiap harinya melalui tim khusus di setiap wilayah. Tak hanya itu, ada listrik dan air gratis, yang mengalir sepanjang hari ke seantero kota. Mujahidin al Nusrah juga menyediakan perawatan kesehatan dari sebuah klinik kecil, yang memperlakukan semua pengunjung dengan sama tanpa membedakan, apakah mereka telah bersumpah setia kepada Amir atau tidak. Pada akhirnya, terbentuklah keteraturan masyarakat dan janji keadilan dengan cepat, ditegakkan sesuai dengan hukum syari’ah Islam oleh segelintir hakim syar’i yang baru saja diangkat. "Allah telah memilih kami untuk memberikan keamanan pada rakyat, dan kami melakukannya bukan untuk meminta apa-apa," katanya. "Kami telah bersumpah untuk mengorbankan diri kami guna melayani masyarakat. Jika kami pergi dari sini, suku-suku disini akan mulai saling membunuh satu sama lain berebut minyak dan hasil curian. Kami harus menunjukkan kekuatan kami ketika berurusan dengan suku-suku itu. Bahkan sekarang, satu dari tiga orang tewas setiap harinya karena berebut minyak. Kami juga melindungi gudang gandum. Semua gudang persediaan dibawah perlindungan kami.” "Semua kekayaan ini," tambahnya, "..adalah untuk umat Islam." Sang Amir Gas Alam ************** Beberapa mil jauhnya dari Shadadi, perjalanan melalui bukit-bukit yang dihiasi dengan pompa minyak raksasa, burung-burung berkaki panjang mencelupkan paruh mereka ke dalam bumi. Kami datang ke dalam area keberadaan aset Jabhat al Nusrah yang paling berharga di wilayah tersebut, kilang gas yang diatur oleh seorang komandan muda yang dikenal kepada para pengikutnya dengan julukan "Amir Gas". Sang Amir duduk di kasur hijau di lantai kantornya, tanpa komputer dan meja, mengesankan penampilan sederhana selayaknya seorang prajurit Islam. Dia sedikit kurus, wajahnya yang tampan dengan rambutnya yang hitam panjang. Ketika kelompok mujahidin pertama menguasai kilang minyak itu, tempat itu dijalankan oleh sebuah komite bersama yang mewakili semua batalyon di daerah itu. Tapi kemudian sang Amir Gas memutuskan untuk mendepak mereka keluar dari kepengurusan, oleh karena mereka bersikap nakal telah mencuri minyak. "Tentara Pembebasan Suriah (FSA) tidak memiliki uang sehingga mereka melakukan hal-hal bodoh seperti mencuri," katanya dengan nada mengejek. "Mereka mencuri apapun yang bisa diambil." Rahasia kekuasaan Jabhat al Nusrah di Timur, katanya, adalah dengan mengatur semua hasil rampasan perang mereka dan mengirimnya ke komite sentral, yang disebut dengan istilah "Baitul Maal Muslim". Dari sana, hasil-hasil rampasan perang itu dibagi dan dikirim secara adil, merata ke berbagai front pertempuran. "Ketika kami memperoleh mobil atau senjata, kami tidak menyimpannya untuk diri kami," kata sang Amir Gas. "Semua itu dikirim ke Baitul Maal, merekalah yang berhak mendistribusikannya." Kelompok-kelompok jihadis lainnya hanya memfokuskan hasil rampasan perang secara lokal, katanya. "Jika uang Anda tersebar di sekitar Anda, Anda tidak dapat meraih keberhasilan. Namun jika Anda memusatkan sumber-sumber daya itu, Anda dapat melakukan banyak hal." Sang Amir Gas adalah seorang mahasiswa hukum ketika meletusnya revolusi Suriah. Saat itu, ia mengidentifikasikan dirinya sebagai pengikut salafi jihadi, meskipun ia tidak mengikuti al Qaeda. Selama setahun penuh, ia berjuang di bawah bendera FSA. Ketika al Qaeda pertama kali muncul di timur, ia pikir mereka akan membahayakan revolusi. Namun ia berubah pikiran semenjak kekacauan dan tindakan korupsi menjangkiti FSA. Dia telah berjuang dalam empat pertempuran bersama FSA, dan melihat bagaimana mereka berdebat soal rampasan perang di tengah pertempuran. "Kami tidak bisa menggulingkan Bashar dan menyerahkannya kepada FSA untuk mendirikan negara sekuler yang sama saja kekufurannya. Kami tidak hanya berperang melawan Bashar saja; tapi kami juga melawan sistem," tambahnya. (KabarDuniaIslam/shoutussalam/al-mustaqbal.net)
Posted on: Wed, 21 Aug 2013 05:29:56 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015