Tepian Hati : Serigala 1# Gadis itu duduk di pinggiran taman, - TopicsExpress



          

Tepian Hati : Serigala 1# Gadis itu duduk di pinggiran taman, sebuah tangga yang memang menjadi salah satu tempat favorit para mahasiswa yang berkuliah di tempat itu, air mancur yang berada di tengah taman, taman bunga dan pepohonan yang menjulang tinggi memberikan kesejukan bagi mereka yang duduk di taman itu, beberapa kelompok mahasiswa tengah asyik mengerjakan tugas kuliahnya, gadis itu pun sesekali memainkan kuasnya, mencampur beberapa warna sebelum menggoreskannya ke atas kanvas, sesekali pekerjaannya terhenti saat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya, tak menunggu lama dia pun membalas pesan itu sambil tersenyum kecil sebelum kembali larut dalam pekerjaannya. Seseorang tiba-tiba melompat, mengambil satu headset yang sejak tadi terpasang di telinga gadis itu, dia tersenyum melihat kekagetan gadis itu. “ Ich, ko Jack ngagetin aja, katanya masih latihan.. bohong aja nih “ rajuk gadis itu “ Dasar angel angel mau-mau aja dibohongin kan hari ini hari rabu, cuma latihan sampe jam 3.. makanya ingetin donk jadwal aku. “ “ Ich, GR banget kenapa juga aku musti ingetin jadwal kamu ko… “ Gadis itu tak mau kalah “ Oh gitu ya, jadi ga mau ingetin jadwal aku ya.. ok ok.. “ Balas Jack “ Udah ah, bantuin sini janjinya mau bantuin … “ Angel mengalihkan pembicaraan “ Yawda sini, mau dibantuin apa ?? “ Jack pura-pura mengerti apa yang harus dikerjakannya. “ Ini campurin aja warna ke palet ini.. nah liat kan pohon yang itu, coba dikira-kira campuran warnanya semirip mungkin.. “ Kata Angel sambil mencontohkan bagaimana mencampur warna di palet Jack pun mengangguk angguk mengerti, mengambil salah satu cat warna dan mencoba mencampur warnanya.. “ Koq warnanya jadi gini ya ?? “ Jack terlihat binggung setelah mencampur warna kuning dengan biru yang justru menghasilkan warna yang aneh, tidak sama dengan warna hijau seperti yang tadi dicontohkan oleh Angel “ Hahaha, susah kan, komposisinya harus pas, terus ditambah warna ini juga, baru tone warnanya bagus.. “ , “ makanya jangan suka so pinter, anak ekonomi ya belajar ekonomi aja “ Ejek Angel “ Ahhhh, bisa tuh liat warnanya bagus kan, original !! “ Jack berkilah “ Ah, jadi buang-buang bahan nih, huh nyebelin “ Angel protes melihat Jack yang mencampur warna banyak-banyak. “ Ah, udah dech ga mau bantuin lagi, jahat sih.. “ “ Ich ngambek dasar bocah.. “ Angel mengambil kuas yang sudah dicuci dan menggoresnya ke wajah Jack.. “ ahhhhhh… “ kesetanan Jack panic karena berfikir kalau yang digunakan itu adalah kuas berwarna “ ich, lebay banget deh paniknya sampe gitu “ Angel kaget melihat Jack yang langsung berdiri sambil membersihkan wajahnya dengan tissue sebelum tertawa. “ Bukan gitu, kalau keburu kering nanti susah ilang tau “ “ Ga setega itu kali, ini kan pake kuas bersih.. “ Angel tertawa renyah “ Dikira kan gimana gitu dasar… “ Jack mencubit pipi Angel sambil mengambil kuas dan balas menggores hidung Angel, dengan kuas berwarna kuning “ Ich yang itu ka nada warnanya… “ Angel merajuk kesal, dan mengejar Jack yang berlari menghindari kejaran Angel.. Kesal karena tak bisa mengejar Jack yang berlari kencang, Angel kembali ke tempat duduknya tadi dan merajuk kesal, akhirnya Jack mengalah dan duduk mendekat tak menunggu lama, Angel langsung memainkan kuasnya mencoret coret wajah Jack sampai puas. “ Ampun-ampun udah ahhhh “ Jack menyerah dan menahan kedua tangan Angel yang memegang kuas, sementara Angel meronta berusaha melepaskan tangannya yang malah membuat dirinya mendorong Jack jatuh dan dia sendiri berada tepat di depan wajah Jack, wajahnya kembali memerah menatap wajah Jack yang berada tepat di depan matanya. Nafas keduanya yang saling terdengar karena begitu dekatnya, tatapan mata Jack yang terasa begitu lembut untuk Angel membuatnya semakin salah tingkah, ia tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang dan dia… menutup matanya pelan-pelan Demikian juga Jack yang terlihat salah tingkah, melihat wajah cantik gadis yang tepat di depan wajahnya, dengan pipi merona merah dan menutup matanya, dia terdiam sesaat otaknya berfikir keras tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Mencium gadis itu atau tidak ? mencium ? mereka belum berpacaran, sementara apa dia harus melepaskan kesempatan mencium gadis itu terlebih seolah gadis itu memberinya kesempatan melakukan itu. Tidak dia tak mau dicap seorang lelaki hidung belang, dan lagi sepertinya sekarang bukan saat yang tepat untuk melakukan spekulasi seperti ini. Dia pun mendekatkan wajahnya ke telinga Angel, membisik “ Kenapa tutup mata ?? “ Tanyanya Angel langsung berusaha bangun dan kembali mengerjakan pekerjaannya, dia berusaha sebisa mungkin mengatasi rasa grogi dan malu dengan apa yang tadi dia lakukan. Jack pun bangun, dan perlahan mendekat mencium pipi gadis itu, sambil tersenyum Dia tahu, pasti gadis itu malu sekali karena secara langsung dia menolak mencium gadis itu, karenanya dia pun mencium gadis itu agar dapat melupakan apa yang baru saja terjadi. “ Koq, main cium sih… “ Angel berpura marah “ Hmmm.. sory deh, kalo ga boleh cium aja aku biar impas.. “ Kata Jack Datar.. “ Enak aja, dasar huhhhhh “ “ Yawda kalo ga mau nikmatin aja.. hahhaha “ , “ Eh tuh teleponnya nyala tuh.. Jack menunjuk ponsel Angel yang bergetar. Angel melirik ponselnya, “ Bentar ya “ Dia memberi kode Angel menjawab panggilan ponsel itu sambil mencari barang di tas-nya. Setelah menemukan barang yang dicarinya Angel menutup panggilan telepon itu. “ Sebentar ya ko, mau kembaliin barang dulu.. “ Katanya sambil menunjukan sebuah tas kecil Jack mengangguk sementara Angel pun berlari naik, membawa barang itu, dia menemui seorang gadis yang begitu cantik dengan tubuh yang begitu indah, sedikit lebih tinggi dari Angel dengan rambut panjang berwarna coklat mengenakan kacamata hitam yang berdiri di depan sebuah mobil CR-V berwarna hitam. “ Ini ci Vina, barangnya.. “ Kata Angel sambil menyerahkan tas itu pada gadis bernama Vina “ Thanks ya Say, sory jadi repotin ketinggalan tadi pagi di tempat kamu “ katanya sambil memasukan tas kecil itu kedalam tasnya “ Iya gpp koq, mau pergi ?? “ tanya Angel Vina mengangguk “ Jangan cemburu ya… “ Ledek Vina “ Enggak lah, ngapain cemburu hahaha “ Angel kembali tersenyum “ Ya, kan semua ada waktunya sayang, yawda aku pergi dulu ya say.. apa mau dikenalin dulu sama temen aku ini ?? “ Ledek Vina “ Gak lah, buat apa ?? pasti masih sama ko Peter kan ?? “ jawab Angel “ Haahaha, tau aja dech, masih belum kering dia makanya belum waktunya di tinggal “ Alasan Vina “ Yawda dech, pergi sana kalau kedengeran ko Peter gawat loh “ “ Yawda aku pergi dulu ya bei… “ Vina mencium kening Angel sebelum kembali masuk dalam mobil dan mulai bergerak pergi, sementara Angel kembali menuju tangga taman melihat Jack yang tengah sibuk membersihkan wajahnya dengan tissue. ## “ Temenin aku ya, aku mau ke salon nih.. “ , “ Rambut aku kering banget liat deh “ Kata Vina merajuk pada Peter yang berada di sebelahnya sambil menyetir mobilnya itu “ Yawda, kamu mau dimana ?? di tempat kemarin lagi ? “ Peter menjawab “ Iya boleh deh di Irwan, soalnya disana pake produk kerastase, kalau pake merek lain takut aku “ Kata Vina manja. “ Yawda, tapi nanti temenin aku ya ke tempat teman aku.. “ Peter menawar “ Ke tempat temen apa temen ?? “ Vina tertawa kecil “ Ya tempat temen aku lah, ada undangan sebentar “ Peter menutupi maksud sebenarnya. “ Iya nanti aku temenin ya sayang, makanya aku harus cantik dulu sekarang eh sepatu aku kaya gini, kamu ga malu bawa aku pake sepatu kaya gini ?? “ Vina beralasan Seolah tahu apa yang dipikirkan gadis itu, Peter pun beralasan “ Bagus kan sepatu itu, kalo ga salah baru minggu lalu aku beliin buat kamu “ “ Tapi ga matching sama pakaian aku, lagi di sana ada sepatu yang aku mau, sekalian aja ya nanti kita beli “ Ditembak seperti itu, Peter tak punya lagi alasan untuk menolak, dia pun akhirnya mengalah yang berarti aka nada 2 sampai 4 juta lagi yang harus keluar dari dompetnya untuk biaya perawatan Vina dan sepatu barunya. Sementara Vina hanya tersenyum membayangkan segera memiliki sepatu yang dia inginkan itu. Dan benar saja, Rp. 4.650.000,- yang harus dikeluarkan lelaki itu untuk Vina hari itu. “ Langsung aja ya ke tempat temen aku.. “ Kata Peter sambil melirik jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul setengah 8 malam. “ Yawda, disana ada makanan kan ?? “ , “ Aku laper nih.. “ Vina merajuk manja lagi. “ Ada koq, atau kamu mau beli camilan dulu ?? “ Peter menunjuk sebuah booth Pringles di sudut mall itu, “ Kamu tahu aja dech kesukaan aku, “ Vina pun menegadahkan tangannya sementara Peter mengambil selembar uang 50.000an ketangan Vina, “ Kamu mau ?? “ Tanya Vina Peter hanya menggeleng sementara Vina berlari kecil kearah booth itu dan memesan 2 buah makanan kecil itu dan membayarnya dengan uang Peter, sebelum kedua-nya pergi meninggalkan tempat itu menuju tempat teman Peter. ## Pesta itu berlangsung liar seperti biasanya, teman-teman Peter terkenal royal dan borjuis dengan seringnya mereka mengadakan Private Party di apartment mereka secara bergantian puluhan botol minuman keras, DJ yang sengaja di sewa untuk meramaikan acara itu, terlebih dengan banyaknya lelaki kaya dan gadis-gadis cantik yang mengelilingi mereka, tetap saja kecantikan Vina terlihat begitu mempesona, gerak tubuhnya yang mengundang para lelaki untuk menarik nafas panjang setiap mereka memandang gadis itu. Dan Peter terlihat begitu bangga dengan terus memeluk erat Vina, dia memeluknya dengan erat dan berulang kali menciumnya, terlebih di depan seorang gadis cantik yang sebenarnya tak kalah cantik dengan Vina, Peter terlihat begitu bernafsu memperlihatkan kemesraannya dengan Vina, di depan gadis itu, Jennifer namanya dan gadis itu seolah tak mau ambil pusing dengan apa yang dilakukan oleh Peter dia lebih asyik dengan para lebah yang mengerubunginya yang justru membuat Peter bertambah panas karena tujuannya yang tak tercapai. Pesta berlangsung dengan meriah dan malampun kian bertambah larut, Vina berulang melihat jam tangannya yang telah menunjukan lebih dari pukul 12 malam, dia berulang kali meminta Peter membawanya pulang tapi lelaki itu masih sibuk dengan teman-temannya. Tak ada cara lain, dia pun berpura mabuk cara ini pernah berhasil sekali yang memaksa Peter membawa Vina pulang “ Yangggg pulanggggg “ Bisik Vina berpura mabuk sambil memeluk Peter mesra “ Sebentar ya ?? “ Pinta Peter Lelaki itu menuju salah satu temannya dan kembali memeluk Vina sesaat kemudian. “ Yuk ikut aku, kasian kamu ngantuk begitu “ Bisik Peter sambil membantu Vina berjalan, bukan bukan berjalan keluar menuju parkiran mobil, Peter membawa Vina naik, menyusuri tangga menuju kamar di lantai atas, dengan kunci dari temannya itu Peter membawa Vina masuk, menaruhnya diatas ranjang yang begitu empuk itu dan mengunci pintu. Peter menyalakan sebuah lampu kecil di sana, perlahan dia berbaring di sebelah Vina yang tengah berpura-pura mabuk, dia memeluk gadis itu sesaat, mencoba mencium dan memberikan rangsangan demi rangsangan pada gadis itu, Vina tak bergeming seolah mabuk yang di deritanya itu begitu parahnya. Hal itu tak menyurutkan nafsu Peter, dengan bersemangat dia menanggalkan sepatu yang baru saja dibelikannya untuk gadis itu, sebelum melanjutkannya dengan membuka membuka gaun yang dikenakan Vina, bra berwarna kulit tanpa tali yang dikenakan gadis itu pun menjadi pemandangan Peter kemudian, terburu Peter membuka bra itu hingga payudara indah berisi yang dimiliki oleh gadis itu pun langsung dilumat Peter dengan kedua telapak tangannya, perlahan Vina mendesah kecil.. Desahan mulai terbias di bibir indah Vina, rangsangan Peter dengan kedua tangan dan lidahnya membuat Vina tak bisa tidak untuk mulai mendesah karena rangsangan itu, Peter yang begitu bernafsu menikmati keindahan tubuh gadis itu pun mulai membuka pakaiannya, dia memelorotkan celana yang dikenakannya hingga kemaluannya yang telah begitu menegang itu seolah siap untuk menerkam Vina. Peter tahu, tak mungkin dia bisa menikmati servise oral dari Vina dengan keadaannya yang seperti ini, dia pun melewatkan kegiatan itu, dengan sakitnya dia memainkan penisnya itu di wajah Vina, dia tersenyum menyaksikan bagaimana kemaluannya itu ditampar-tamparkan ke wajah Vina, Vina sedikit bereaksi karena ulah Peter itu, tapi dia masih bisa menahan diri untuk tidak memberikan response berlebihan. Puas dengan apa yang dilakukannya itu, dia bergerak turun, berusaha melepas gaun Vina hingga terlepas semua, keindahan tubuh Vina dapat dinikmatinya sekarang, tak tersisa apapun lagi, yang ada sekarang hanyalah celana dalam yang masih dikenakan gadis cantik itu, Wajah Peter terlihat pucat, dia melihat sesuatu yang tak seharusnya ada, Vina seolah mengenakan pembalut di celana dalamnya itu, Peter berusaha mengintip dan ternyata benar bahwa Vina tengah datang bulan, dengan kecewa Peter memaki dirinya dalam hati. Peter pun mengurungkan niatnya, sementara tanpa disadari oleh Lelaki itu, Vina tertawa kecil sebuah tawa kemenangan, yang harus dilakukannya sekarang adalah berpura tertidur sesaat sebelum kemudian terbangun dan menyalahkan Peter yang telah menelanjangi dirinya. 20 menit berlalu, dan Vina pun menjalankan rencananya.. “ Hah, apa-apaan kamu ? aku dimana ?? “ Maki Vina sambil menutupi tubuhnya yang telanjang. “ Sory yang, aku khilaf tapi bener aku ga nyentuh kamu sama sekali “ Bela Peter, dia tak mau kehilangan mangsanya ini yang telah menghabiskan uang puluhan juta, dan dia sama sekali belum menikmati tubuh gadis ini sedikitpun. “ Kamu apa-apaan sih, kamu kira aku ini cewe gampangan apa ? kamu ga sayang kan sama aku “ Vina berusaha membalikan keadaan dengan menyalakan Peter. “ Aku kecewa sama kamu “ Vina menangis palsu. “ Maaf yang, aku bener-bener khilaf dan aku ga melakukan apapun koq tadi.. “ Peter membela diri “ Bohong, kamu bohong , kamu anggep aku wanita murahan kan “ Maki Vina “ Enggak, aku bener-bener sayang sama kamu, aku ga akan maksa melakukan hal ini, aku mau kita jalanin ini tulus, kaya cinta aku ke kamu “ Vina tahu lelaki ini adalah buaya dan apa yang dikatakannya adalah sebuah kebohongan. Tapi dia harus lebih pintar dari laki-laki ini “ Bener ?? Kamu bener-bener sayang sama aku ? “ Vina menatap Peter Peter mengangguk, “ Maafin aku ya “ Bisiknya Vina mengangguk sambil menghapus air matanya, dia mengambil gaunnya dan mengenakannya dengan perlahan, sebelum kemudian mencium Peter.. “ Anterin aku pulang sekarang ya sayang “ pinta Vina Peter tak punya pilihan selain mengantar gadis itu pulang.. ## Peter menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah kecil, dengan sebuah mobil Jazz merah terparkir di depannya. “ Kamu nginep disini lagi ? “ Tanya Peter Vina mengangguk, “ aku ga berani pulang sekarang, terlalu malem kamu aku ajak pulang ga mau “ “ Maafin aku ya sayang, temen kamu masih bangun ?? “ tanya Peter “ Kamu bisa menginap di tempat aku koq, kasian temen kamu kalau udah tidur kan “ Peter beralasan Vina menggeleng, sebelum kemudian tersenyum. “ Gapapa koq, tadi aku dah SMS dan dia bales koq “ Jawab Vina “ Hmm, yawda kamu turun dech, banyak istirahat ya “ Peter kembali gagal merayu Vina “ Yawda, makasih ya sayang, aku sayang sama kamu “ Vina mencium pipi Peter sebelum kemudian turun dan mengetuk pintu rumah itu. “ Ga dikunci “ Jawab seseorang dari dalam rumah. Vina membuka pintu, dan didalam Angel duduk di kursi tamu dengan wajah yang begitu kesal “ Pulangnya malem banget sih kamu.. “ Angel langsung merajuk “ Maaf ya sayang, biasa Peter selalu berusaha buat ‘itu’ “ rayu Vina sambil memeluk Angel mesra. “ Ga mau, pasti kali ini kamu tidur sama dia kan “ Angel terlihat benar-benar cemburu Vina menggeleng “ Jurus nomor 3, pakai pembalut palsu “ bisik Vina Angel hanya tertawa sementara Vina pun mencium mesra Angel, dia mencium bibir Angel dengan begitu mesra, sementara Angel pun membalas ciuman itu, dia membalas ciuman Vina dengan lidahnya yang membelit lidah Vina, keduanya berciuman selayaknya sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta. To Be Continued : ## Tepian Hati : Serigala 2# Vina mencium bibir Angel, menciumnya dengan begitu mesra tanpa ragu Angel pun membalas ciuman itu bibir mereka yang saling mengait, lidah mereka bertemu dan ciuman itu pun kian bertambah mesra. Pelukan dan ciuman mereka terlihat selayaknya sepasang kekasih yang tengah bercinta, tak ada keraguan dalam gerak tubuh mereka yang terlihat begitu mengagumi keindahan tubuh masing-masing, sepasang tubuh yang begitu putih mulus dengan kecantikan yang berbeda. Vina dengan wajahnya yang terlihat begitu menggoda, kecantikan yang dipadukan dengan keindahan tubuhnya yang begitu sempurna, matanya yang terlihat berani menantang memberikan kecantikan nakal di dalam dirinya, berbeda dengan Angel yang begitu putih dan polos, wajahnya yang cantik kemayu dengan kulit yang begitu putih indah, bahkan wajahnya yang begitu putih itu dengan mudah terlihat memerah saat nafasnya memburu seperti ini. Ciuman Vina di dada Angel membuat gadis itu melenting kecil, merasakan bagaimana lidah Vina bergerak nakal, memainkan puncak payudaranya itu, menstimulasi daerah sensitifnya, mengigit kecil dadanya dan meremasnya lembut. Angel mendesah kecil, merasakan kenikmatan yang begitu dahsyat, tak mau kalah dia bergerak turun, meraih dada Vina yang lebih besar dari miliknya itu, menciuminya dengan begitu bernafsu, dia meremas dada Vina dengan lembut dan memainkan jemarinya di kemaluan gadis itu. Vina mendesah sesaat, tertahan oleh kenikmatan yang diberikan oleh Angel ciumannya kian bertambah mesra menciumi leher Angel sebelum turun ke bahu dan kembali memainkan lidahnya di payudara Angel. Angel mengunakan jemarinya memberikan rangsangan di kemaluan Vina, dengan ciuman yang saling berganti keduanya terlihat begitu larut, berusaha memberikan kenikmatan yang terbaik bagi pasangannya. Jemari Angel yang keluar masuk dalam kemaluan Vina, membuat Vina tak bertahan lama, tubuhnya melenting kecil sebelum kemudian tertahan sesaat saat desahan panjang keluar dari bibirnya yang begitu seksi. Nafasnya terengah sementara Angel tersenyum kecil di sebelahnya dan mencium Vina. Vina pun bergerak turun, menggunakan lidahnya untuk memberikan rangsangan pada pasangannya itu, Angel mendesah tak tertahan merasakan bagaimana lidah Vina menyentuh kemaluannya itu, Vina tak sedikitpun menggunakan tangannnya hanya lidahnya yang bekerja dengan begitu indahnya, tangannya yang ikut memberikan rangsangan di dada Angel, membuat gadis itu pun makin tak karuan, sebelum kemudian mendesah panjang saat mencapai puncak kenikmatannya. Angel tersenyum melihat Vina yang berhasil memberikan kepuasan padanya, sambil tetap menjaga kesuciannya, Vina pun naik dan memeluk Angel dengan erat, tatapan matanya begitu lembut seolah menatap orang yang begitu dicintainya, sambil membelai halus rambut Angel. “ Kamu tahu ? kenapa cowo selalu ingin pasangannya itu virgin, sedangkan dia lebih banyak bermain diluar sana ? Vina bertanya sambil mencium kening Angel Angel menggeleng tak yakin “ Kamu tuh, padahal dah pernah disakitin sama cowo, tapi masih aja polos gitu ya.. “ Vina tersenyum kecil, “ Mereka itu mahluk yang paling egois, mereka suka banget membohongi dirinya sendiri.. “ Jelas Vina “ Mereka suka dengan kebanggaan palsu, mereka suka terlihat superior di depan wanita, “ , “ Makanya mereka suka dengan wanita penggoda yang selalu berusaha menampilkan seberapa superiornya mereka, berpura-pura terpuaskan oleh mereka.. Padahal.. “ Vina berdiri mengambil rokoknya dari atas meja rias Angel dan menyalakannya. “ Padahal mereka itu, takut kalau tidak mampu mempuaskan pasangannya, terlebih kalau dibandingkan dengan mantan dari pasangannya itu.. “,” Mereka itu mahluk yang narsis, tapi juga pesimistis “ Vina tertawa kecil sementara Angel tertawa kecil mendengar argument Vina. “ Makanya, mereka suka banget sama cewe kaya kamu ya, berusaha mendominasi cewe-cewe kayak kamu.. “ Angel tersenyum dan memeluk tubuh Vina yang masih polos dan menciumnya “ Ga koq, mereka cuma sekedar tertarik dengan cewe kaya aku, mereka mencari kebanggaan kalau bisa tidur dengan wanita kaya aku, dan cerita kesemua teman-temannya, berbeda dengan kamu, mereka mungkin akan berusaha mengejar kamu, menikahi kamu, tapi mereka takud kalau kamu kecewa dengan mereka, makanya aku akan melindungi kamu dari lelaki seperti itu “ Vina terdengar mantab dengan kata-katanya. “ Dasar makasih ya sayang.. “ Angel mencium bibir Vina dengan begitu mesra. ## “ Baru pulang Jack ?? “ Sapa ramah seorang ibu sambil menuang secangkir the di ruang tamu rumah. Jack tertegun sesaat, dia tahu Mama Papanya akan menyempatkan untuk datang ke tempatnya hari ini sebelum meneruskan perjalanan mereka ke China untuk mengurus pembelian lantai marmer untuk proyek perumahan terbaru mereka di Semarang. Tapi satu yang tak di sangkanya adalah kehadiran Karen di tengah mereka saat ini, dia menarik nafas sesaat melihat kecantikan Karen, gadis yang telah menawan hatinya beberapa tahun ke belakang ini, dia terlihat begitu cantik, meski dengan polesan kosmetik sederhana, kacamata model korea berwarna hitam yang begitu cocok di wajahnya, ditambah lagi rambut semi curly yang begitu indah, Jack tertahan berusaha sebiasa mungkin di depan ke tiga orang itu. “ Iya mah, udah makan ?? datang jam berapa sama papa ?? “ Tanya Jack, sambil menaruh tasnya di dalam kamar. Dia melewati Karen begitu saja, sementara Karen mengambilkan air minum di dalam gelas untuk Jack, yang membuat Jack tak bisa menolak untuk berhadapan langsung dengan mantan kekasihnya itu. “ Udah makan koq, tadi sama Karen, baik banget loh calon menantu Mama ini yang sampe ngosongin jadwalnya hari ini, buat jemput Mama dan Papa di bandara. “ Mamanya terlihat sangat bangga dengan Karen, si ‘calon menantu’ sambil memeluk Karen erat. Jack hanya tersenyum kecil “ Kan aku juga bisa jemput di bandara, suka banget sih ngerepotin orang lain “ katanya “ Ya gimana mau dibilang orang lain sih, Kalian ini udah pacaran berapa lama mama udah anggap Karen anak sendiri, Papa juga setuju kan ?” kata Mamanya setengah memaksa Pak Andreas hanya tersenyum sambil meminum teh yang tadi dituangkan oleh istrinya “ Hahaha, “ Jack tertawa kecil, “ Jadi nanti jam berapa berangkat lagi Pah ?? “ Tanyanya, sambil duduk di samping Papahnya “ Nanti sore jam 5 an “ Jawab Om Andreas sambil memberikan sebuah map berisi gambar Marmer yang akan dibelinya. Jack mengambil map itu, melihat sebuah denah di dalamnya sebelum kemudian mengambil brosur Marmer itu, dia mengambil satu buah pulpen dari atas meja dan memilih beberapa model marmer dengan memberikan tanda silang di dekat fotonya. “ Yawda nanti aku aja yang anter ya ? “ tawar Jack sambil memberikan map itu lagi ke Papahnya “ Ga usah, nanti dari kantor disini ada supir yang jemput, kamu temenin aja Karen dia kan ada pemotretan hari ini “ Jawab Papahnya, sambil memberikan list harga marmer itu pada Jack “ Kamu liat yang BG-63 itu harganya terlalu mahal, kalau kita paksain pake harga ini nanti harga jual pasti ningkat karena ada pertimbangan di pajak bea masuknya yang terlalu tinggi “ Kata Om Andreas sambil menepuk kaki anaknya dia tersenyum, seperti puas dengan insting anaknya yang makin terasah untuk meneruskan bisnis keluarganya ini. Memang masih kurang di sana sini tapi dari sekilas anaknya itu mulai bertambah matang. Jack mengangguk kecil, dia tak mendebat apapun perintah Papahnya, hanya melirik sesaat melihat Mamahnya yang asyik berbicara dengan Karen “ Aduh om, maaf baru sampai nih pulang kuliah saya “ Edison mengetuk pintu dan masuk ke rumah itu tanpa menunggu. “ Wah udah lama ga ketemu ya, “ Sambil tersenyum Om Andreas menjabat tangan Edison “ Duduk, duduk gimana kuliahnya ?? “ “ Ah biasa aja, nilai IP ga naik-naik ini, gawat “ dengan pembawaanya yang santai Edison membawa pembicaraan kearah yang lebih ringan “ Hahaha, ya yang penting belajar yang bener aja, kemaren om baru ketemu Papah kamu tuh, ada Alice juga di Semarang, katanya ga mau pulang kemarin gara-gara punya pacar di sini “ kata Om Andreas “ Iya om, kemarin Papah juga sempet telepon, bukan gara-gara punya pacar om, tapi ambil semester pendek supaya ga ada nilai yang C, oh iya besok juga Alice mau datang kesini.. “ , “ Ini boleh dimakan ya om ?? “ Edison mengambil sepotong brownies di meja tamu “ Boleh, boleh dimakan ayo, ini yang om suka dari kamu, ga pernah pikir panjang langsung di kerjakan, ga kaya si Jack ini yang lebih banyak berfikir di banding bekerja “ Om Andreas menggunakan kesempatan ini untuk menasehati anaknya. “ Ya, ya yap ah, cukup cukup… “ Jack hanya tersenyum kecut, dia melihat Edison yang memberi tanda kebingungan melihat Karen di rumah itu. “ Edison, sini ayoo Tante bawain makanan nih dari Semarang buat kamu, “ Edison pun berjalan menuju ruang makan tempat Mamah Jacksen dan Karen duduk sambil berbicara santai, Edi tahu dia harus berusaha sebiasa mungkin meski dia kaget dengan kehadiran Karen disana. “ Waduh tante, jadi ga enak nih ngerepotin “ Kata Edison melihat bagaimana Tante Hilda Mamah Jack membawakan makanan kesukaannya itu “ Ini semua kan makanan kesukaan kamu, jadi harus kamu habiskan ya ” Ingat Tante Hilda “ Pasti Tante, ga akan saya bagi ke Karen juga, saya habiskan semua sendiri “ , “ Jangan minta ya Ren Hahahaha “ Edison tertawa yang dibalas tamparan kecil ke tangan Edison oleh Karen “ Udah sini makan, belum makan siang kan ?” Tante Hilda di bantu Karen membawakan piring dan sendok untuk Edison menyantap makanan yang dibawakannya. Memang hubungan Edison dengan kedua orangtua Jacksen, terutama Tante Hilda sangat baik, sejak kecil setelah perceraian kedua orangtuanya, Edison lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Tante Hilda dibanding dengan Papahnya yang sibuk dengan bisnisnya, setiap pulang sekolah sampai malam dia pasti berada di rumah Jacksen, mengerjakan PR maupun bermain bersama yang membuat Jack dan Edi begitu akrab sejak kecil, itu juga yang membuat hubungan Jacksen dan Edison menjadi begitu erat. Tak terasa waktu berlalu hingga akhirnya mobil yang menjemput Om Andreas, dan Tante Hilda datang, Jack dan Edi membantu membawakan koper itu ke mobil bersama Karen, “ Ati-ati ya Pah , kabarin aku begitu landing di Pudong “ kata Jack sambil menutup pintu untuk Om Andreas “ Iya, nanti Papah telepon kamu, sekarang kamu anterin Karen dulu dech ke tempat pemotretannya ya, “ “ Edi kamu kasih tau tante, kalau Jack sama Karen berantem ya “ Ingat Tante Hilda “ Hahaha, siap tante, udah ga pernah berantem lagi koq “ Jawab Edison, kalimat yang sama namun memiliki arti yang berbeda untuk kedua orangtua Jack, dengan Jacksen dan Karen Tak lama mobil itu pun meninggalkan rumah Jack, Edison menarik nafas panjang dia tahu lebih baik memberikan kedua mantan kekasih itu waktu untuk diri mereka sendiri. “ Yawda ya, gw tidur dulu dech nanti sore mau kencan hahaha “ Kata Edison enteng sambil berjalan menyeberang jalan menuju rumahnya Tak ada jawaban, Jacksen hanya menarik kecil Karen masuk dalam rumah “ Kasar banget sih “ Protes Karen, sambil melepaskan cengkraman tangan Jack yang “ Kamu, apa-apaan sih ? “ Tanya Jacksen sambil menutup pintu rumahnya, “ Apa-apaan apanya sih ?? Biasa aja kali, emank ada yang salah dengan ketemu kedua orangtua kamu ? “ Jawab Karen enteng. “ Ya, tapi kita kan ? Udah satu tahun kita ga ketemu, dan ?? “ “ Dan apa ?? “ Tanya Karen, sambil membereskan barang bawaanya “ Ya, bahkan kamu ga ucapin selamat ulangtahun buat aku.. “ Balas Jack “ Hmmmm, jadi kamu berharap aku ucapin selamat ulangtahun buat kamu dua minggu yang lalu ? “ goda Karen “ Ya, bukan gitu lah.. “ Jacksen menjadi salah tingkah, “ Ini hadiah buat kamu, aku dah siapin dari satu bulan yang lalu, aku cuma ragu kapan harus kasih ke kamu,.. “ Karen mengeluarkan sebuah kado berukuran kecil dari dalam tasnya, dan memberikannya pada Jacksen “ Bukan ini yang aku mau, “ Jawab Jack “ Iya aku tahu, kamu pasti berharap yang lain, kalau gak ga mungkin kamu belum bilang ke orangtua kamu, kalau kita udah putus kan. “ Karen mencium Jack di pipinya, sebelum berjalan keluar, membiarkan Jack larut dalam kebingungannya. ## “ Wahhhhhh bagus banget… “ Angel berteriak girang sambil berlari kecil di atas pantai pasir Jack hanya tersenyum sambil duduk di salah satu sofa yang menghadap kearah pantai, angin pantai yang tak terlalu kencang malam itu, masih mampu membuat rambut Angel yang panjang indah melambai, suasana malam di tambah obor sebagai penerangan malam yang menambah keromantisan suasana. “ Aku ga nyangka ada tempat sebagus ini loh di Jakarta. “ Angel melompat ke atas sofa sambil menepuk pundak Jack “ Dibilangin kan, kamu pasti suka.. “ Jawab Jack sambil memilih menu makanan, “ Kamu mau makan malam apa ? “ “ Apa aja dech, aku ga pentingin makannya, tempatnya keren banget apa namanya sih ?? “ Angel mengintip daftar menu yang dipegang oleh Jack “ Namanya Seggara, dasar kamu memang di Makassar ga ada tempat kaya gini ya ? sampai udik gitu “ Canda Jack “ Ich jahat, malah aku dibilang udik “ Angel mencubit lengan Jack “ Awwww, sakit tau, yawda terserah aku nih makananya ?? kamu makan tapi ya harus “ “ Jangan banyak-banyak, aku jarang makan malem “ Protes Angel “ Dasar Cewe, diet terus.. “ Jawab Jack sambil memesan makanan pada waitress yang sejak tadi menunggu. Angel terus bercerita sepanjang mereka menunggu makanan itu datang, sesekali Jack ikut bercerita tapi dia lebih banyak diam, sambil memegang ipod di tangannya. “ Kamu kenapa koq ? “ Tanya Angel, dia menyadari Jack yang lebih banyak melamun hari ini “ Eh, enggak kenapa gitu ?? “ Jack beralasan “ Yang bener, ada janji ya ? sampai melamun gitu… “ Angel menampilkan mimic wajah binggungnya seperti biasa. “ Ich, jangan ngeliat kaya gitu, ga tahan liatnya “ Jacksen protes melihat wajah Angel yang begitu lucu “ Emank kenapa ? abis jahat, Angel dibiarin ngmonk sendirian dari tadi “ “ Iya sory ya, tadi abis ketemu Papah Mamah, jadi keingetan sama omongan mereka “ Jawab Jack sekenanya. “ Owh, pantesan benggong terus, pasti abis dimarahin karena IPnya jelek ya “ Angel tertawa kecil Dan tiba-tiba dia merebut IPod ditangan Jack, Jack berusaha merebutnya lagi, namun terlambat dia tidak bisa melakukan tindakan ektreme dengan memaksa Angel mengembalikan IPod yang merupakan hadiah dari Karen tadi sore. “ Wih, baru nih, masih mulus banget, liat ya… pengen tau suka music yang gimana “ Angel tertawa sambil memainkan IPod itu Jemarinya memainkan layar sentuh IPod itu hingga berhenti di folder Gallery yang berisi gambar-gambar Karen, Jack hanya bisa berusaha senormal mungkin agar tak menimbulkan kecurigaan Angel tentang Karen. “ Owh, suka juga ya sama Karen, aku suka banget nih waktu dia di videoclip ini, “ Angel menunjuk-kan layar IPod yang menampilkan Karen tengah berlarian diiringi dengan suara music. Karen memang terlihat sangat cantik di video clip itu, sejak membintangi video clip itu juga namanya melambung di dunia permodelan, meski belum membintangi sinetron atau film layar perak, tapi dia makin sering menjadi model untuk produk-produk kecantikan. “ Katanya dia kuliah di tempat kita juga kan, hmmm seangkatan lagi sama ko Jack… “ Angel terlihat begitu antusias, “ Haha, masa sih ?? Ga tau tuh “ Jack berbohong “ Iya bener loh, nanti dech pasti suatu saat kita ketemu, dan Ko Jack pasti tergila-gila sama dia… cowo kan gitu “ Angel terlihat begitu bersemangat, tanpa tahu kalau yang tengah dibicarakan adalah mantan kekasih orang yang berada di depannya. “ Ah, udah ah, ga usah ngmonk yang enggak enggak, makan aja yukk “ Jack berusaha mengalihkan pembicaraan, kebetulan makan malam mereka datang di saat yang tepat “ Wah, banyak banget, gimana mau menghabiskannya ?? “ Angel terlihat binggung dengan makanan yang dipesan oleh Jack, ada udang, Ikan dan Kepiting dan beberapa jenis sayur. “ Pasti abis dech, liat perut kamu buncit gitu, masa ga bisa nampung.. “ Ejek Jack “ Enak aja, awas ya…. Mananya yang buncit “ Angel berdiri dan memperlihatkan perutnya yang betul-betul rata, “ Hahaha, udah ah diisengin aja tau… “ Jack mengambil seekor udang bakar dan menyuapinya ke mulut Angel, Angel terlihat malu-malu sesaat sebelum kemudian membuka mulutnya dan mengunyah udang yang disuapi oleh Jack tadi. ## “ Makasih banget ya Ko, sudah ngajak aku jalan mala mini, tempatnya bagus banget walaupun udangnya ga matang tadi “ Ucap Angel di depan pintu rumahnya, sambil tersenyum malu “ Hmmm, ga ada makasih-makasih, lain kali harus gantian kamu yang traktir aku ya.. “ Balas Jack sambil tersenyum “ Iya dech, Angel janji.. tapi ga di tempat semahal tadi ya, Angel ga punya uang jajan sebanyak itu.. “ senyum Angel “ Bukan masalah makanan atau tempat, tapi cuma pengen selalu sama kamu, itu cukup koq “ Jack mengeluarkan kata-kata gombalnya.. “ Gombal dasar… “ Angel mencubit lagi lengan Jack “ Aduhhhhh sakit tau, cubitan kamu tuh.. “ Jack menggerutu.. “ Eh…. “ Bisiknya Dia terlihat binggung sesaat sebelum kemudian dengan jempolnya dia berusaha menyentuh pipi Angel “ Kenapa Ko ?? “ Angel terlihat binggung. “ Sttttt “ Jack terlihat begitu serius, dia menyentuh pipi Angel yang merona merah karena jarak wajah mereka yang begitu dekat. Tak menunggu lama, Jack mencium bibir Angel bukan ciuman flirting hanya sentuhan lembut di bibir gadis yang tengah merona merah itu. Angel terdiam, dia tak membalas tak berusaha menghindar juga tak membalas ciuman itu. Sadar Jack terdiam sesaat, dia mencium bibir Angel sekali lagi ringan sebelum kemudian menarik wajahnya, sambil tersenyum dia berkata.. “ Gud nitez ya… thanks for today “ dia tersenyum sebelum berjalan menuju mobilnya dan berjalan pergi, meninggalkan Angel yang terdiam karena ciuman itu dengan jantung yang berdegub kencang. “ Heyyyyyyy “ Tepuk seorang gadis dari balik pintu rumah Angel Angel terlonjak kaget tersadar oleh tepukan di bahunya “ Ci Vina ngagetin aja dech… “ “ Hahaha, habis tumben banget sampai benggong gitu, dan ga biasanya lagi.. “ Sindir Vina “ Ga biasa apanya ci ?? “ Angel berjalan masuk sementara Vina mengunci pintu rumah dan mengikuti Angel yang berjalan kearah dapur, mengambil segelas air mineral dan meneguknya dengan cepat, Vina duduk di barstool tepat di depan Angel “ Ya ga biasanya .. “ Vina dari kata-katanya terdengar sedikit cemburu “ Ga biasanya apa sayang… “ Angel memeluk kecil Vina “ Ga biasanya kamu biarin cowo cium kamu, ga biasanya juga kamu sampai binggung gitu di depan cowo.. “ Vina beralasan “ Dasar, cemburu huney… “ Angel mencium Vina sesaat.. “ Tuh, aku cium kamu.. puas kan ?? “ “ Ya, Ya, Ya… tapi tetep aja kamu ga bisa memastikan perasaan kamu kan.. “ Vina masih mengejar “ Perasaan yang mana ya ?? “ Angel berkelit “ Ya perasaan kamu, sama Jacksen Andres itu… “ ujar Vina to the point “ Owh, yang itu… jujur… perasaan aku ke dia.. ‘mungkin’ “ Jawab Angel “ ‘mungkin’ hmmmm “ Vina terdengar sedikit kecewa “ Sayang, masih mungkin kan, dan yang pasti aku sayang banget koq sama ci Vina… jangan cemburu lagi ya.. “ Angel merayu Vina dengan pelukannya. “ Ya ya, mudah-mudahan aja begitu.. “ Vina menjawab dengan nada ragu “ Kamu jadi pergi besok sayang ?? “ Tanya Angel, melihat tas yang tengah di siapkan oleh Vina di ruang tamu. “ Itu, iya lumayan dech jalan-jalan ke puncak 3 hari, Jumat, Sabtu dan Minggu.. Gratis pula.. “ Vina tertawa kecil “ Sama Peter ?? “ Tanya Angel penasaran. Vina mengangguk sambil mengambil sebuah bikini two piece dari dalam tas-nya “ Bagus ga ?? Dari Peter dan Mahal harganya “ Vina tertawa.. “ Ya, pasti dech semua dari Peter tuh mahal “ Angel terlihat mengembungkan pipinya kesal. “ Jangan cemburu sayang… “ Bisik Vina “ Ga, mau gantian cemburunya.. kalau kamu pergi 3 hari gitu gimana bisa ngehindarin buaya kaya Peter coba… “ Angel merajuk “ Dan lagi nanti di cium kamu, peluk-peluk kamu.. “ “ Hahaha, dasar… kamu ga percaya sama aku ? Masa ga percaya sama Vina ?? Vina pasti bisa ngakalin buaya kaya Peter.. tenang aja ya aku ga akan biarin dia nyentuh aku, kan aku dah bilang kalau aku tuh cuma buat kamu aja seorang sayang.. “ “ Yahhhhhh mudah-mudahan aja ya “ Angel berkeluh kesah. ## “ Jadi gimana Jack ?? “ Tanya Edison sambil sibuk bermain tenis dengan kinect di xbox nya “ Gimana apanya ?? “ Jawab Jack sambil membalik majalah otomotif yang baru dibelinya tadi.. “ Ya, gimana sama Karen.. “ Edison meloncat setelah memenangkan permainan itu. “ Karen, hmmm “ Jack menutup majalah yang tengah dibacanya itu, wajahnya terlihat serius “ Ya begitu” Jack menjawab enteng sementara Edison terlihat kecewa dengan jawaban itu “ Jack, udahlah.. yang tegas donk jadi orang.. “ Edison menasehati sahabatnya itu, tanpa Jack tahu Karen berulang kali menumpahkan perasaannya pada Edison, dan jelas kalau Karen masih sangat berharap untuk memperbaiki hubungannya dengan Jack “ Tegas gimana lagi sih Lee “, “ Kayaknya gw dah cukup tegas dech “ “ Loe tau sebenernya loe tegas atau ga, sekarang juga loe bermain api dengan Angel kan ? “ Edison beralasan “ Main Api, hmmmm.. “ Jack terkesan tak sependapat “ Loe serius sama dia ? “ Tanya Edison lagi “ Lee, loe tau gw, apa gw pernah main-main sama cewe ?? “ Jack balas bertanya Edison menggeleng,.. “ Tapi loe tau kan, dia deket sama Vina.. “ “ Vina, emank kenapa sama Vina ?? Cantik kan ?? “ Jacksen tertawa renyah “ Aghhhh seriuslah dikit.. loe tau kan reputasi dia, tanya Ryan atau Rey dech “ Jawan Edison malas meladeni Jack “ Hahahaha, Bro.. orang ga bisa diliat dari lingkungan mana dia.. gw yakin Angel itu gadis baik-baik “ Jack memberikan alasannya “ Ya, gw cuma berusaha waspada aja, ngasih tau loe.. “ Edison menjawab datar sambil memainkan kinectnya lagi, memulai permainan tenisnya lagi. “ Ya, gw tau maksud loe koq bro, cuma gw juga banyak mempertimbangkan hal lain, tentang Angel tentang Karen.. “ Jack mengambil majalahnya lagi dan mulai membaca majalah itu lagi. “ Kata Om Andreas bener, loe terlalu banyak berfikir.. “ Jawab Edison santai.. “ Ah, udahlah ga usah ngmonkin mereka, pusing gw.. “ , “ Gimana Jess ?? Masih marah ??? “ Tanya Jack “ Enggak… kayaknya… mudah-mudahan…. “ Jawab Edison ragu “ Selalu begitu, ribut karena hal-hal sepele… “ “ Aduh, yang gitu mana bisa dibilang sepele sih… “ Edison tidak bisa lagi berkonsentrasi pada permainannya. “ Ya sepele kan, cuma masalah status aja di jejaring sosial.. “ Jack mencibir “ Bro.. itu penting.. sekali lagi penting… “ Edison terlihat serius dengan perkataanya “ Ah, bocah dasar… “ Jack malas menanggapi “ Udah dech… besok mau ikut jemput Alice ?? “ Tanya Edison.. “ Boleh.. jam berapa ?? kangen sama Alice nih… “ Jack terdengar bersemangat mendengar Alice akan datang. “ Udah, jangan semangat gitu gw jadi ngeri kalau loe bersemangat gitu “ Edison memang sangat memprotect Alice dari kejahilan Jack. “ Ya, dia tuh adik loe, berarti adik gw juga bro… gimana sih.. “ tegas Jack.. “ Iya, tetep aja gw ngeri liat loe deket-deket sama dia.. “ Tutup Edison, sambil mengerakan tangannya mengikuti bola yang ada di layar Televisi. To Be Continued ### Tepian Hati : Serigala 3# “ Jadi gimana ?? Deal ??? “ Tanya rey dari seberang telefon “ Hmmm gimana ya ? berkat doa loe juga Rey.. “ jawab Ryan, sambil mengangkat tinggi-tinggi map yang ada di tangannya,. “ Wah, jadi donk beli mobil nih ?? “ Rey terdengar begitu senang mendengar keberhasilan Ryan kali ini “ Iya, langsung kirim ke kost gw ya mobilnya “ Jawab Ryan mantab sambil tertawa, dia baru saja menyelesaikan penanda tanganan kontrak dengan salah satu taman bermain di daerah puncak, untuk jaminan keselamatan bagi pengunjung sebuah kontrak yang berlaku sampai 5 tahun kedepan, dan jelas mengisi kantung pundi-pundi Ryan sekarang, “ Siap boss, Toyota Rush warna Hitam yang kemarin loe mau kan, gw suru orang kirim dech ke tempat loe, surat-suratnya nyusul dech nanti sekalian gw kerumah loe, harus ada yang ditanda tanganin juga kan.. “ “ Yawda, tapi uang mukanya nanti loh ya, tunggu dana cair tanggal 14.. “ Ryan menyanggupi tantangan Rey “ Loe jangan ngmonk soal uang dech sama gw, gw yakin loe pasti bayar yang penting kapan loe pulang ?? harus dipestain nih sama anak-anak kayanya “ “ Wah, udah nodong orang maksa beli mobil, nyuru traktir pula gawat nih… “ Ryan tertawa mendengar paksaan dari Rey. “ Hahaha, gw yang traktir dech, perayaan sahabat gw bisa beli mobil pertamanya.. “ Ujar Rey sambil tertawa “ Haha, ga usah gitu lah.. Gw besok pulang Rey hari ini kayaknya masih mau meliburkan diri di sini.. jangan lupa absenin gw ya.. “ Ingat Ryan “ Yawda ok dech, besok bakal ada Toyota Rush di depan kost loe… hahahha “ Rey tertawa sambil menutup telepon, sementara Ryan memasukan ponselnya ke dalam saku kemejanya dan tiba-tiba sebuah ciuman mendarat di pipinya. “ Selamat ya Ry…. “ Cheryl yang sejak tadi menunggu di depan ruang meeting tempat Ryan menyelesaikan penandatanganan asuransi dengan perusahaan ini memberikan sebuah ciuman kecil di pipi Ryan. Ryan sendiri terlihat salah tingkah, tak tahu harus melakukan apa.. dia tak bisa menolak saat Cheryl memaksa ikut dalam penandatanganan ini, dan selama ini Cheryl juga yang mengantarnya pulang pergi dari Jakarta sampai puncak dalam tiap pembicaraan kerjasama ini. Dia tahu apa yang dia lakukan ini salah, dia pergi dengan kekasih sahabatnya, namun di sisi lain Ryan juga tak mengerti mengapa dia tidak bisa membuat sebuah garis tegas tentang hubungan persahabatan diantara mereka berdua, memisahkan antara persahabatan dengan cinta. “ Kenapa bengong ?? “ Tanya Cheryl “ Ah gapapa koq, masih ga percaya aja, 2 tahun yang lalu penghasilan gw ga sampe seperlima sekarang.. “ kata Ryan sambil berjalan menuju pintu keluar Cheryl mengejar dan mengengam tangan Ryan sambil tersenyum manis, “ Kan dah aku bilang, aku ini bawa Hoki tau.. “ senyum manis Cheryl “ Hahaha, iya dech.. pulang ke hotel dulu ya.. ganti baju baru kita makan malem, tanggung juga kan jam segini makan ? “ Ajak Ryan sambil membuka pintu mobil Cheryl “ Ok dech, gimana kamu aja aku sih.. “ Ucap Cheryl manja.
Posted on: Mon, 24 Jun 2013 03:38:56 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015