Tiada Penularan dan Thiyarah وَعَنْ أَبِي - TopicsExpress



          

Tiada Penularan dan Thiyarah وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (لَا عَدْوَى، وَلَا طِيَرَةَ، وَلَا هَامَةَ، وَلَا صَفَرَ). أَخْرَجَاهُ، Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhû, (beliau berkata): Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiada ‘adwâ, thiyarah, hâmah, dan shafar.” Dikeluarkan oleh keduanya. زَادَ مُسْلِمٌ: (وَلَا نَوْءَ وَلَا غُولَ). Muslim menambahkan, “… Tiada pula tidak ada kesialan karena posisi bulan tertentu dan ghûl.” ‘Adwâ adalah berpindahnya penyakit dari seorang penderita kepada orang lain. Yang dinafikan (ditiadakan) adalah penularan penyakit seperti yang diyakini oleh orang-orang jahiliyyah, yaitu bahwa penyakit berpindah secara alami dengan tabiatnya, bukan dengan takdir dari Allah. Hâmah adalah burung hantu. Dahulu orang-orang jahiliyah sering menganggapnya sebagai penyebab kesialan. Maka datanglah hadits ini menolak dan membatalkan keyakinan tersebut. Makna Shafar’, ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan shafar adalah seekor ular yang ada di dalam perut yang menimpa hewan ternak dan manusia. Orang-orang jahiliyah menganggap bahwa (shafar) penularannya lebih kuat daripada penyakit kudis. Maka hadits ini datang untuk menafikan anggapan tersebut. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan shafar adalah bulan Shafar, yang mereka menganggap sial bulan tersebut. Maka hadits ini datang untuk membatalkan anggapan tersebut. Ghûl adalah salah satu jenis jin dan syaithan yang dianggap selalu menyesatkan manusia dari jalannya dan membinasakan mereka. Hadits ini datang untuk membatalkan anggapan tersebut dan menjelaskan bahwa al-ghûl tidak mampu menyesatkan seseorang atau membinasakannya. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menafikan apa-apa yang diyakini oleh orang-orang jahiliyah dari keyakinan-keyakinan yang batil berupa anggapan sial karena burung-burung, bulan-bulan tertentu dan bintang tertentu serta jin dan syaithan tertentu. Mereka beranggapan bahwa mereka mendapatkan bahaya dan kebinasaan disebabkan karena hal-hal tersebut, sebagaimana mereka juga berkeyakinan berpindahnya penyakit dengan sendirinya dari satu tempat ke tempat lain. Maka Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam membantah semua khurafat tersebut, dan menanamkan sikap tawakkal kepada Allah serta aqidah tauhid yang murni, menggantikan tempatnya. Hadits ini menunjukkan kebatilan thiyarah dan bahwa thiyarah merupakan keyakinan jahiliyah. Faedah Hadits 1. Dibatilkannya thiyarah. 2. Dibatilkannya keyakinan jahiliyah bahwa penyakit berpindah sendiri karena tabiatnya bukan karena takdir Allah. 3. Dibatilkannya anggapan sial karena burung hantu dan bulan Shafar. 4. Dibatilkannya keyakinan tentang pengaruh bintang-bintang. 5. Dibatilkannya keyakinan jahiliyah tentang para ghûl. 6. Wajibnya bertawakkal dan bersandar hanya kepada Allah. 7. Bahwa termasuk melaksanakan tauhid adalah berhati-hati terhadap sarana-sarana yang mengantarkan kepada kesyirikan. 8. Dibatilkannya apa yang dilakukan oleh sebagian orang yang beranggapan sial pada warna-warna tertentu, seperti warna hitam, merah, atau pada sebagian angka, nama, individu-individu tertentu dan pada orang-orang yang memiliki cacat. [Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]
Posted on: Thu, 20 Jun 2013 22:35:34 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015