Tips melatih Poomsae Saya sering debat dan menemukan kontroversi - TopicsExpress



          

Tips melatih Poomsae Saya sering debat dan menemukan kontroversi tentang manfaat mempelajari tehnik Jurus (Poomsae) Taekwondo sebagai bagian keterampilan beladiri. Belajar Poomsae itu bernilai atau cuma buang waktu sih? Sebagai pelatih, semua siswa saya “paksa” untuk mengerjakan Poomsae. Alasannya adalah : demi persyaratan ujian. Saya meragukan manfaat Poomsae, seperti juga gerakan akrobatik yang tampil di hampir setiap demo Taekwondo. Untuk melatih keterampilan beladiri saya lebih percaya menggunakan cara atau drill yang langsung bermanfaat bagi pertarungan sebenarnya daripada menggunakan rangkaian gerak yang di koreografi-kan bak tarian. Tulisan ini tidak bermaksud untuk merubah cara latihan pembaca. Maaf, saya benar-benar hanya mencoba membagi apa yang punya (sambil nunduk-nunduk sikap hormat). ^_^ Tidak ada yang bisa dipaksa untuk jadi percaya. Tapi ingat, saya melatih taekwondo sejak almarhum Michael Jackson "masih negro". Dan uban saya yang tumbuh banyak ini bukan tanpa sebab tapi bersama Taekwondo. Hahahaha.. Jika ada pertanyaan apakah Poomsae bisa bermanfaat bagi tehnik beladiri kita ? Jawaban saya : Ya. Apakah ada cara yang lebih baik selain poomsae, jawaban saya : “Ada”. Berikut tips melatih Poomsae, sbb : 1.Latih Poomsae dengan Halus Melatih Poomsae dengan halus artinya semua gerakan dikerjakan dengan lambat. Dalam lambat akan ditemukan hubungan antara tehnik dan gerakannya. Seberapa lambat ? Pernah lihat Tai-chi ? Ya, seperti itu. Atau pernah lihat daun yang jatuh dari pohon ? Ya, seperti itu. Dalam kelambatan akan kita temukan presisi dan akurasi. Setiap tangkisan, serangan dan pergantian gerak dapat kita siapkan lebih baik. Walaupun kita bergerak selambat daun kita tetap perlu merasakan benturan saat menangkis dan benturan saat serangan kita mendarat disasaran. 2.Latih Poomsae dengan Keras Melatih Poomsae dengan keras ini bukan buat anda yang lemah dan kaku. Tidak perlu meragukan kalori yang terbakar saat latihan ini. Kata kuncinya adalah : paksa ! Paksa semua enerji sejak awal gerakan sampai akhir rangkaiannya. Paksa kecepatan anda, paksa seluruh kekuatan termasuk kuda-kuda. Sikap mental anda haruslah tanpa ampun. Musuh yang mendekat, sial. 3.Latih Poomsae dengan memecahnya jadi beberapa bagian Poomsae adalah suatu rangkaian gerak. Pecahlah rangkaian tsb. menjadi beberapa bagian. Menurut saya, skenario yang ada dalam Poomsae adalah kita menghadapi lawan. Lawan yang kita hadapi adalah lebih dari satu. Pastikan setiap pecahannya hanya untuk 1 lawan. Karena rata-rata tehnik Poomsae adalah satu serang-balasan (counter-attack) untuk setiap satu serangan, pastikan potongan yang kita ambil adalah setelah satu counter-attack. Pastikan juga bahwa potongannya adalah gerakan terakhir sebelum ganti arah. Pembagian atau memecah Poomsae menjadi beberapa bagian akan memberikan konsentrasi yang lebih total dibandingkan dengan mengerjakan semuanya sekaligus. Latihlah setiap satu pecahan yang mudah lebih sedikit, misalnya 10 kali saja. Sedangkan untuk pecahan yang lebih sulit, kerjakan 30 kali. Jangan tanya kenapa 10 ? Kenapa 20 ? Yang jelas, sesuatu yang sulit akan lebih mudah jika kita pecah jadi bagian kecil. Tidak ada yang terlalu sulit setelah kita sering melakukakannya. 4.Pahami apa yang sedang kita kerjakan Saya sering melihat siswa saya mengerjakan Poomsae-nya seperti orang kebelet pipis. Woyyyy !!!!!...Anda sedang berhadapan dengan lawan yang akan memecahkan kepala anda , tauuuu!! Lawan itu juga sedang berusaha membuat kepala anda di lututnya. Bagaimana mungkin saat situasi berbahaya itu masih bisa kebelet. Kita sering melihat orang mengerjakan gerakan Poomsae yang menurut kita aneh dan tidak tahu apa yang sedang ia kerjakan. Sayangnya , kita tidak berusaha mengetahuinya atau minimal bertanya. Saat Poomsae, sikal mental kita haruslah seakan nyawa taruhannya. Tanpa memahami situasi, jangan pernah berfikir untuk mencobanya saat anda berkelahi. Kebelet ? Nanti saja sekarang kita sedang berantem. 5.Sikap Mental Positif Mengerjakan Poomsae saat ujian maupun saat pertandingan ada satu kesamaannya yakni : penonton dan penguji/wasit. Penonton dan juga wasit/penguji bisa merubah keadaan hati kita dari positif menjadi negatif. Ini tantangan. Jika kita tidak siap, sering kata hati kita adalah, misalnya : : “ Aduuuh , banyak banget penontonnya “, “ Saya akan mengerjakan ini secepatnya dan selesailah sudah “. Sikap mental yang demikian merugikan dan tidak boleh ada didalam hati. Cobalah membuat satu pedoman positif sejak pertama kita latihan Poomsae. Simpan dan katakanlah segala yang positif tersebut - saat anda melangkah ke arena. Jika sikap mental positif seperti itu ada dalam pikiran kita maka ketika penonton melihat anda melangkah atau sorot sorot mata anda saat masuk arenapun akan terpukau. 6.Jeda yang Dramatis Poomsae adalah rangkaian dari gerakan. Gerakan ini diatur dalam beberapa skenario. Jika kita tidak peduli akan jarak antara satu skenario dengan skenario lain akibatnya, pertarungan dalam skenario itu seakan hanya berhadapan dengan satu lawan. Memainkan Poomsae tanpa jeda memberi kesan bahwa kita sedang melakukan serangan ganda atau tangkisan ganda. Terlalu sering kita melihat perpindahan dari satu lawan ke lawan yang lain dikerjakan tanpa menengok ke arah serangan. Jika itu dikerjakan maka, mungkin, pembuat skenario menganggap kita punya empat mata. Jeda antar skenario haruslah dramatis sehingga jiwa dari keseluruhan skenario menjadi hidup. 7.Latih Poomsae tanpa Lengan Seorang yang sedang mengerjakan Poomsae jarang yang terlihat buruk pada bagian pinggang keatas. Karena ke-dua lengan kita letaknya dekat dengan mata maka indera ini membantu kita lebih mudah melakukan gerakan dengan benar. Sebaliknya, bagian pinggang dan kaki letaknya lebih jauh dari mata sehingga lebih sulit untuk mengendalikannya. Cobalah untuk melatih tehnik tanpa menggunakan lengan anda. Biarkan lengan menjuntai tanpa tugas apapun. Aneh sih tapi saya sudah mencobanya. Dengan melakukan semua gerakan tanpa lengan kita akan punya konsentrasi yang lebih baik pada gerakan pinggang dan ke-dua kaki kita . 8.Gunakan Mata Aktor Poomsae adalah “pertarungan bohongan” . Pertarungan antara kita dengan 4 atau bahkan 20 lawan. Poomsae adalah semacam drama pendek. Drama memerlukan aktor (aktris) yang handal. Sebagai aktor atau aktris kita harus mampu memanipulasi emosi. Mata seorang pendekar, begitulah judul lebay yang saya rasa pas untuk ini. Kita harus menciptakan suasana pertarungan dengan menjadikan mata sesuai dalam menerjemahkan tehnik. Gunakan mata , manipulasi emosi dengan melihat tendangan lawan, melihat lawan yang lain dan melihat lawan yang jatuh dengan kepala pecah. Hahahaha …tidak perlu sampai ada yang pecah kepalanya. Ini saya ralat. 9.Tendangan “Apapun makanannya, Teh Botol minumnya”. Untuk membuat lawan tidak berkutik kita punya banyak pilihan tendangan. Tapi, sesuai slogan minuman diatas, maka - yang pasti - tendangan yg berguna itu wajib kena sasaran. Nah ini masalahnya - jika kita sedang main Poomsae dan kita memperagakan tendangan yang kena - biasanya kena “telor” atau tendangan ke bagian bawah. Sayangnya, nilai yang akan didapat lebih rendah daripada tendangan yang kena “matahari”. Tendangan yang tinggi akan mendapat nilai yang lebih tinggi dan penonton suka. Jadi bakal banyak “wooowww!!!” dari penonton.. Ini satu-satunya - pengecualian dalam “pertarungan bohongan” ini. Arahkan tendangan anda ke “matahari” - hindari tendangan “telor” . Tendangan yang tinggi tentu lebih sulit karena membutuhkan latihan keseimbangan dan kelenturan. 10.Tips terakhir (dari saya) Jika kita - setelah latihan Poomsae habis-habisan lalu ternyata tidak lulus ujian atau kalah dalam pertandingan maka hadapi itu. Sikapilah dengan positif : “ Emang gua musti menang terus ? “ Menyalahkan wasit - hindari itu. Wasit itu perlu - emang siapa yang akan menilai jika semua wasit kita tendang “telor”nya. Hahahahaha. Kadang selera (wasit ) juga bisa beda. Wasit di satu pertandingan - mungkin selera gaya-nya halus ala Taichi sedangkan gaya kita Chuck Norris. Jadi cuma tidak cocok gaya, bukan kalah. Siapapun bisa menambah atau mengurangi tips ini. Saya percaya diatas langit masih ada langit. Saya tidak percaya ada satu orang dengan banyak keluarbiasaan. Satu orang, satu. Itu lebih dari cukup. Semoga bermanfaat. BY SABEUM NIM MERTEON
Posted on: Sun, 14 Jul 2013 05:49:23 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015