Waktu di Changi Airport, kami mampir ke sebuah toko permen & coklat. Begitu Rara pegang sebuah produk matshmallow, mbak SPG-nya langsung memberitahu kalo produk tersebut mengandung gelatin babi. Mungkin karena liat jilbab sbg identitas keislaman saya yg tidak mengonsumsi babi dan substansinya. Kita jadi terima kasih sekali SPG-nya mau care. Pas jalan2 di daerah Bugis juga ngileerr bgt liat makanan2 ringan semacem sosis gede2 yg dipanggang. Setelah tanya, ternyata "pork". Mau nyoba makanan atau restoran juga clingak-clinguk nyari tanda halal, atau nanya pelayannya. Karena kami sadar sedang berada di negara yang mayoritas non-muslim. Beda dengan di negara sendiri yg mayoritas Islam, yang mengandung babi justru dipasang tanda pemberitahuan. Tau, kan, seperti di Carrefour, ada booth terpisah bertanda "mengandung babi". Masalahnya, demi keuntungan, ada restoran waralaba yang nggak minat dgn sertifikasi halal MUI tapi juga nggak nyantumin "mengandung babi" di -setidaknya- daftar menunya. Baru tahu, ternyata kita muslim non-pork consumer, harus tetap kritis, waspada, dan bijak dimana pun dan tentang apa pun, termasuk makanan.
Posted on: Thu, 01 Aug 2013 11:46:48 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015