Waspada! Wahabi Sekarang Diprovokasi Oleh Zionisme Oleh: Ashwin - TopicsExpress



          

Waspada! Wahabi Sekarang Diprovokasi Oleh Zionisme Oleh: Ashwin Pulungan | 12 May 2013 | 08:14 WIB Sejak dahulu kala dalam proses awal kebangkitan Islam setelah era kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW, sering kita membaca sejarah bahwa telah adanya kelompok Wahabi dan bagaimana tindak tanduknya disaat itu. Pada era paska Rasulullah bermunculanlah Nabi-nabi palsu, serta kelompok pemurnian Islam yang selanjutnya disebut menjadi Wahabi. Aliran Wahabi ini sangat dominan pengaruhnya di Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Somalia, Algeria, Palestina dan Mauritania. Awal munculnya predikat Wahabi adalah dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Biodata ringkas Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (1701-1793) lahir di Kampung Ainiyah, Najd, Arab Saudi. Beliau berasal dari kabilah Bani Tamim. Buku beliau bertajuk “Kitab al Tawhid”. Beliau telah mempelajari agama Islam dari Syeikh Muhamad Sulaiman al- Kurdi, bapaknya yaitu Syeikh Abdul Wahhab dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab. Setelah dewasa, beliau pergi ke Mekah untuk mengerjakan haji dan pulang kekampung halamannya. Bapak serta abangnya meyatakan bahwa beliau telah terlalu jauh menyimpang dan sesat (perlu pengkajian lanjut). Beliau merupakan seorang ulama pembaharuan dan ahli theologi serta mendalami agama Islam dan beliau yang mendirikan gerakan Salafiah. Pada saat itu Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidak pernah mengatakan adanya aliran Wahabi. Pengikut Wahabi dianggap sebagai ultra-konservatif dibandingkan Salafi. Ia dianggap sebagai gerakan pembaharuan, bukan merupakan suatu mazhab. Beliau memperkenalkan undang-undang Syariah di Semenanjung Arab. Pemikiran beliau sangat dipengaruhi oleh Ahmad Ibn Hanbal dan Ibn Taimiah. Hanya saja sekarang ini, pemikiran Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dipertajam, dimanfaatkan serta diekstrimkan untuk menghujat pengikut mahzab Syafei, Hanafi, Hambali, Maliki. Padahal Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri tidak demikian pola pikirnya dizaman itu. Bahkan beliau berkata dalam suratnya kepada penduduk Qashim: “Aku menetapkan (meyakini) adanya karamah dan keluar-biasaan yang ada pada para wali Allah subhanahu wata’ala, hanya saja mereka tidak berhak diibadahi dan tidak berhak pula untuk diminta dari mereka sesuatu yang tidak dimampu kecuali oleh semata dari Allah Subhanahu Wata’ala”. Maksud Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah, beliau sangat menghormati Syafei, Hanafi, Hambali, Maliki dan karya mereka ibarat bahan baku informasi yang telah menjadi suatu produk informasi yang bernilai tambah bagi kebaikan agama Islam atas dasar perkembangan kreatifitas pola pikir (Ijtihad) menjadi suatu pemahaman yang membaikkan, yang membaguskan. Hanya saja dalam proses waktu perkembangan pemahamannya, banyak para guru berinterpretasi serta menafsirkan secara berlebihan sehingga bisa menyimpang dari Al Qur’an dan Al Hadist. Pada sisi ini, sebenarnya kita yang hidup dalam pemahaman yang benar, tinggal bersilaturahim dan bermusyawarah saja dalam keakraban untuk menuju kebenaran yang diinginkan Allah SWT sesuai dengan Al Qur’an dan Al Hadist. Kini dizaman digital dan informasi ini, issue Wahabi kembali dimarakkan dan dinegara-negara minyak di jazirah Arab, Wahabi ini identik dengan pemerintah dan kerajaan itu sendiri. Mengapa demikian, karena para penentu kebijakan dinegara-negara tersebut sudah sangat dipengaruhi paham pemikiran Zionisme melalui proses ikatan berbagai lobbi persahabatan pada periode panjang dari petinggi Negara dan kader Negara atau kader kerajaan sehingga pemikiran Wahabi ini kembali semarak dan bahkan telah melakukan tindakan yang mewarnai keadaan pemerintahan diberbagai Negara jazirah Arab. Permainan Zionisme ini, ibarat Mirza Gulam Ahmad membuat aliran Ahmadiyah (paham yang telah lama dilarang di Indonesia dan Negara-Negara Islam lainnya) . Indonesia sebagai Negara kepulauan nan indah yang bermukim ummat Islam berpopulasi terbesar didunia, tentu harus juga dipengaruhi seperti keberhasilan yang telah diperoleh Zionis di Negara-negara Arab. Indonesia sangat perlu untuk dikuasai dan dipengaruhi agar Negara ber-SDA kaya ini, serta Negara ber-SDM kreatif ini, tidak bisa mengkontaminasi Negara- negara Arab yang telah dikuasai oleh Zionis ini. Makanya pada era kini, issue Wahabi telah semarak diperdebatkan dan bahkan hampir menimbulkan friksi sesama Islam pada level horizontal. Wahabi adalah predikat yang dibuat kembali, dihidupkan kembali oleh Zionis Internasional untuk meng- adudomba antar sesama Muslim didunia termasuk Indonesia. Wahabi bisa dituduhkan kepada kelompok paham yang hanya berpegang kepada semata Al Qur’an dan Hadist shohih saja. Pihak yang mendekati Bid’ah dan pihak yang tidak suka Bid’ah inilah yang diadudomba Zionis agar ummat Islam pecah dipertajam dan saling bermusuhan. Pahadal kelompok mereka berdua ini (mendekati bid’ah dan non bid’ah=hanya berupa interpretasi) adalah bersaudara. Beberapa kelompok dalam organisasi Islam yang tidak sependapat dengan beberapa paham yang mendekati Bid’ah, lalu diprovokasi untuk seolah menjadi memusuhi pihak yang mendekati bid’ah itu. Bahkan Zionis berharap kedua kubu ini saling berperang dengan sesama saudaranya. Padahal semua perbedaan ini, adalah dimaksud Allah SWT untuk peluang besar bersilaturahim dalam membicarakan kebenaran yang hakiki. Pada Negara-negara Islam di jazirah Arab, kelompok Wahabi ini sangat berkuasa mempengaruhi dan sangat nyata membuktikan keberhasilan pelarangannya (karena Zionis dekat dengan keluarga Kerajaan) terhadap berbagai situs sejarah Islam. Makanya sebenarnya Wahabi itu sudah tidak ada, hanya penamaan kembali saja oleh Zionis agar memperjelas warna permusuhan, memperjelas kubu permusuhan yang dicipta untuk design jangka panjang pemicu permusuhan dalam Islam oleh Zionis untuk menghancurkan Islam dari dalam dan kedua power Islam itu sendiri dimanfaatkan untuk saling berperang dan berfriksi hanya dengan mengisukan adanya Wahabi yang tidak menyukai kelompok tertentu dalam Islam juga. Mari kita ummat Islam menihilkan predikat Wahabi dan di Indonesia tidak ada apa saja yang bernama Wahabi. Ummat Islam Indonesia tidak boleh terpancing dan terpengaruh dengan sebutan Wahabi. Ingat QS Al Ahzab (33):36 Terjemahannya berbunyi “Dan tidaklah patut bagi laki- laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasulnya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasulnya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” Mari ummat Islam bersatu saling bergandengan tangan untuk membangun ukhuwah Islamiyah serta kedepan membentuk konstruksi kokoh untuk juga membangun ukhuwah teknologi, ukhuwah penelitian, ukhuwah perekonomian, ukhuwah perindustrian, ukhuwah marketing sampai menjaring erat pada tingkat dunia. (Ashwin Pulungan)
Posted on: Tue, 20 Aug 2013 18:09:14 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015