Yang Haha Hihi Di Dewsa Jambewangi(8) DARI KEN AROK, SOEHARTO - TopicsExpress



          

Yang Haha Hihi Di Dewsa Jambewangi(8) DARI KEN AROK, SOEHARTO SAMPAI EDY RIYANTO Tanpa sengaja saya kok mergoki mantan Kepala Desa Jambewangi,Edy Riyanto, yang sedang memarkir mobil di tepi kali Seleri.Hallo Pak Darmawan, mau kemana?Saya mau mencalonkan.Kalau saya mencalonkan lagi boleh kan?, tanyanya.Saya jawab,oh boleh saja dalam hati saya teruskan,asal memenuhi syarat.Besuk dukung saya ya?Saya ,menjawab ya meskipun dalam hati membatin,yang milih kan bukan hanya saya. Melihat mantan Kepala Desa yang kurus ini saya kok teringat kepada Ken Arok.Saya juga teringat kepada theori Benedic Anderson yang mengatakan bahwa penguasa yang berkuasa belakangan harus atau pasti keturunan penguasa yang sebelumnya.Ken Arok pasti keturunan bangsawan, sebelum Singasari didirikan Ken Arok diJawa Timur, ada keturunan raja-raja Mataram lama yang hijrah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur untuk menghindari keganasan gunung Merapi.Nah, Ken Arok kemungkinan besar masih keturunan bangsawan ini meskipun dari lembu peteng.Karena orangtuanya malu bayi yang baru lahir dibuang di kuburan.Takdir menentukan Ken Arok ditemukan oleh seorang poncuri yang kemudian mengasuh serta mendidiknya sampai besar.Kegelapan sejarahnya ini membuat Ken Arok mempunyai kesempatan besar untuk bertindak narsis dalam kitab Pararaton dengan menulis bahwa dirinya keturunan Dewa.. Sejarah membuktikan meskipun Ken Arok pribadi yang nakal tetap bisa menjadi seorang raja.Menurut versi majalah Top Soeharto juga keturunan seorang bangsawan kesultanan Yogyakarta, karena hubungan gelap maka ibunya dicarikan jago dan dikebunkan.Pemimpin redaksi majalah ini kemudian diadili dan dijatuhi hukuman.Karena Soeharti beranggapan orangtuanya adalah yang tercantum di otobiografinya,The Smilling General, yang ditulis seorang penulis Jerman, OG Roeder itu. Edy Riyanto juga keturunan penguasa sebelumnya bahkan dari perkawinan resmi. Anak Kepala Desa sebelumnya,Sukarno dan kakeknya Suponco.Dalam konsep Jawa kekuasaan adalah wahyu(sering disebut wahyu keprabon) yang Tuhan lebih menentukan. Dalam budaya Jawa orang yang mendapat wahyu keprabon akan didatangi oleh ndaru, yang diwujudkan dalam sinar berwrana biruDalam setiap Pilkades kepercayaan adanya ndaru ini selalu menjadi issue sentral untuk menentukan kemenangan seorang calon tidak perduli calon itu seperti Ken Arok...Ken Notok....Ken Ngampleng maupun Ken Ndugang..........
Posted on: Wed, 27 Nov 2013 04:17:21 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015