bekerja sbg wartawan sarat dgn ketimpangan. Aliansi Jurnalis - TopicsExpress



          

bekerja sbg wartawan sarat dgn ketimpangan. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) membuktikan beban kerja yg dipikul wartawan, tak sebanding dgn tingkat kesejahteraan. "ini ironis, wartawan di era demokrasi dituntut spt legislatif, bekerja siang malam. kesejahteraan wartawan di titik nadir. di kampus, jurusan komunikasi, jurusan jurnalistik tdk ada, krn jd wartawan itu miskin," kata Ketua AJI Eko Maryadi. menurut Eko, dr total wartawan yg ada di Indonesia, hanya 30 atau 40% wartawan yg digaji layak. artinya, msh byk wartawan yg tak dpt gaji dan kesejahteraan layak. batas layak menurut AJI, kalau wartawan per bulan mendapat penghasilan minimal Rp 4,5 juta. mirisnya, lanjut Eko, wartawan yg tergolong plg miskin adalah kontributor dan stringer daerah. "banyak kontributor bekerja tanpa kontrak, mereka ditugaskan secara lisan. mereka tak punya honor basis, tunjangan kesehatan atau transportasi," kata Eko. namun, bukan berarti wartawan di pusat atau Jakarta, lepas dr permasalahan kesejahteraan. AJI mencatat, kasus kesejahteraan yg dialami wartawan daerah, jg dialami oleh wartawan Jakarta. selain itu, masalah yg dialami wartawan adalah tak adanya perlindungan/jaminan hukum dr perusahaan, dan msh banyaknya perusahaan media yg alergi pd pendirian serikat pekerja.
Posted on: Tue, 03 Sep 2013 06:40:31 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015