di sudut dunia mana pun, yang namanya deklarasi partai politik ya begitu-begitu saja, Glamor, gemerlap, hingar-bingar, persis bocak TK kontes deklamasi. Mengumbar cita-cita dan janji semanis gula tentang perubahan, kemakmuran, keadilan, pemerataan kesempatan, terobosan percepatan pembangunan, penyelesaian konflik nasional, masa depan gemilang bagi seluruh penghuni bumi pertiwi, dari manusia hingga belalang. Tapi apa ya sungguh tulus deklarasi seperti itu? Apa bukan cuma sensasi sesaat yg disupport industri dan media? Apa kere dan gelandangan yang meringkuk di kolong jembatan tergugah oleh janji mereka? Apa pelacur yang mangkal di pinggir lapangan percaya rayuan mereka, lalu dengan kesadaran penuh menyumbang suara? Sejarah bangsa dari jaman Ken Arok sampai era Nazaruddin membuktikan: peralihan kekuasaan tak pernah bersangkut paut dengan peluh, darah dan nanah kaum pinggiran. Mereka mengincar kekuasaan demi gengsi, bisnis, kesumat, atau demi kekuasaan itu sendiri. Yang kerap saya lihat di layar televisi hanya biduan cantik melantunkan lagu pembangkit gairah sekelompok kaum elit yang sedang sibuk beronani.
Posted on: Thu, 04 Jul 2013 05:41:54 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015