repost dari gus Rijal Pakne Avisa Belajar bijak dan egaliter - TopicsExpress



          

repost dari gus Rijal Pakne Avisa Belajar bijak dan egaliter dalam berbangsa dan bernegara itu sebaiknya melalui sepakbola. Di sini, sekulerisme dipraktekkan, meskipun sejujurnya tidak pernah meninggalkan spiritualisme. Maksudnya? di lapangan hijau, agama hanya bersifat komplementer, dimana seseorang dilihat bukan dari ras dan agamanya, melainkan kontribusi bagi kejayaan tim. Khedira dan Benzema dicinta Madridista karena kontribusinya, bukan semata mereka muslim. Begitu pula Roberto Baggio yang Budhis, atau Cafu dan Kaka yang Katolik taat. Agama yang mereka peluk adalah faktor kesekian, sebab suporter tak pernah mengecek identitas dan keyakinan di CV mereka. Yang penting: kontribusinya. Ya, ada jejak sekularisme di sini. Tapi di sisi lain, spiritualisme juga secara ekstravagan ditampilkan pasca cetak gol; mengacungkan satu jari ke langit, sujud syukur, bersimpuh dengan mengatupkan telapak tangan di dada, memperlihatkan kaos dalam bertuliskan Eid Mubarak, I Love Jesus, dlsb. Jadi, benar kata Gus Dur, kurang lebih, berbuat baiklah kapanpun dan dimanapun, maka orang tidak akan sempat menanyakan agamamu. Persis di dalam sepakbola. Jadi sungguh aneh manakala membaca portal berita yang rasis akut. Apalagi ini, konon, kanal berita Islam (anda tahu sendirilah). Cek saja judulnya, Preman Kristen bla...bla...bla..., Ahok: China Kafir..., dlsb. Maaf, tak perlu tergesa menuduh saya antek Kristen, agen Kafir, dan tuduhan sarkasme dungu lainnya. Saya nggak ada urusan sama preman Kristen maupun si Ahok. Yang saya pedulikan hanyalah mekanisme berpikir insan media yang diam-diam semakin rasis, persis Amerika (yang secara kocak ditampilkan dalam film Harold and Kumar). Bisa jadi, kelak, bakal muncul portal berita TANDINGAN yang menyuguhkan rasialisme dalam headline-nya, misalnya, Muslim Jawa Korupsi Dana Aspal, Bedebah Arab Serang Kebaktian, dlsb. Semakin brengsek media massa, semakin kacau pula mekanisme berpikir dan bertindak konsumen media tersebut. Rasisme tergambar secara verbal melalui diksi yang dipilih. Jika diteruskan/dilanggengkan, hal ini bakal menginstal kebencian, intoleransi, kedunguan berkedok fanatisme kelompok, dan sikap sembrono lainnya. Ya, perpecahan dalam harmoni sosial disulut melalui komunikasi. Komunikasi berlangsung melalui teks. Teks adalah bagian dari media. Media merupakan konstruk berpikir awak media. Awak media tergantung pada majikan yang menggajinya. Majikan media punya basis ideologi atau kepentingan. Jadi, hati-hati mengunyah isi berita. Perlu daya kritis dan analisis. Kembali ke persoalan semula. Jika rasisme melalui kata-kata terpelihara dan semakin berkembang di media, maka kelak bakal timbul perlawanan, terselubung maupun vulgar. Persis di AS. Jika demikian, harmoni dalam tamansari Indonesia mulai mengering, layu, mati, kemudian terbakar bak ilalang kering. Saya bisa membayangkan, seandainya manusia rasialis menjadi komentator sepakbola. Gayanya intimidatif, gegabah, subyektif & sering tersinggung. Hei yak yak pemirsa, ada Ahok di sana. Cina Kafir itu menggiring bola. Umpan pada Hindu Bali bernomor punggung 9. Betul, kali ini I Putu Gede menggiring bola sendirian. Lambat betul Hindu ini. Kembalikan bola kepada Maman Abdurrahman, orang Sunda Muslim. Maman mengoper lagi kepada Putu Gede. Sayang sekali pemain Hindu ini egois. Ia terus berlari menggiring bola tanpa sekalipun mengumpan pada pemain muslim yang sudah berdiri bebas...Dasssar, Andik Vermansyah, si muslim itu tidak diberi umpan. Pemain Hindu itu malah memberi bola pada Oktavius Maniani, Kristen Papuaaaaa. Ahhayyy, dasar kafir. Ia gagal menyarangkan bola ke gawah pemain Jepang yang mayoritas beragama Shinto. Hohoho...tampaknya ada konspirasi di sana bung! Ya ya ya....konspirasi..... --- Salam, Semoga kita ma(mp)u berproses menjadi Muslim yang Percaya Diri sebagaimana Kiai Achmad Shiddiq, Rais Aam Syuriyah PBNU 1984-1991, yang mengajarkan strategi berkiprah secara Komunal, Nasional maupun Internasional melalui trilogi ukhuwah: Islamiyah, Wathaniyah, dan Basyariyah
Posted on: Tue, 29 Oct 2013 14:03:10 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015