26 Tahun Arema: Nirwan Bakrie dan 11 Agustus 1987 Pertengahan - TopicsExpress



          

26 Tahun Arema: Nirwan Bakrie dan 11 Agustus 1987 Pertengahan Juni 1987, Arema 86 yang merupakan cikal bakal berdirinya Arema diputuskan bubar sebab mengalami kesulitan finansial. Namun berkat motivasi berlipat, Lucky Acub Zainal bersama Ovan Tobing akhirnya berangkat ke Jakarta untuk menemui Acub Zainal. Usai bertemu sang ayah, Lucky kemudian disarankan untuk menemui Nirwan Bakrie. Hasilnya positif sebab Nirwan bersedia untuk memberikan dana bagi Arema. Mengetahui hal itu, sekembalinya ke Malang, Lucky kembali bersemangat untuk membentuk tim. Beberapa pengurus kembali dikumpulkan serta menambah satu pengurus yaitu Soebekti. Pasca pengurus lebih tertata, pemain kembali berkumpul lagi dan pemain tambahan dari tim-tim seperti Niac Mitra atau Pelita Jaya didatangkan. Bahkan di musim pertama Arema akan berlaga di Galatama langsung dilatih oleh Sinyo Aliandoe yang pada tahun 1985 namanya cukup disegani karena pernah mengantarkan PSSI menjuarai babak pertama penyisihan Pra Piala Dunia. Nama Arema yang ada saat ini sebenarnya merupakan salah satu alternatif pilihan yang ada ketika pengurus melakukan rapat. Beberapa nama yang muncul antara lain Arema 86, Putra Malang dan Aremada. “Dari rapat pengurus di kantor Walikota itulah diputuskan jika nama Arema 86 kurang pas. Makanya kami memilih nama PS Arema saja. Dan sejak saat itu the show must go on,” ujar Lucky pada saat itu. Kembali ke peran Nirwan. Ia berjanji akan memberikan dana bagi Arema namun ada syarat yang diberikan ke pengurus yaitu mampu menghadirkan penonton yang lebih banyak daripada Persema saat bermain di stadion Gajayana. Pengurus pun menyanggupinya dan setelah dihitung- hitung kebutuhan Arema saat itu sejumlah 61 juta yang kemudian didanai oleh Nirwan Bakrie. Arema mungkin memang selalu identik dengan masalah. Bahkan sebelum ikut Galatama, masalah juga mendera. Arema dianggap belum memenuhi kriteria untuk ikut serta karena kendala transportasi bagi klub-klub lain terutama yang menggunakan pesawat. Dulu, belum ada bandar udara Abdurrahman Saleh sehingga harus melalui bandara Juanda dan menempuh 2-3 jam ke Malang. Inilah yang kemudian diprotes oleh tim-tim lain. Tak cukup sampai disitu, tim-tim lain juga mempertanyakan keamanan stadion Gajayana Malang yang dianggap kemampuan dan keamanannya dalam menggelar pertandingan Galatama belum layak. Namun kembali Lucky Acub Zainal harus meyakinkan tim lain tentang kondisi stadion Gajayana. Berbagai macam kendala akhirnya mampu terlewati dan Arema didaftarkan sebagai tim peserta Galatama bersama tiga tim baru yaitu Bandung Raya, Lampung Putra dan Medan Jaya. Uniknya, saat mengikuti liga pertama kali itu, Arema dikenal sebagai tim dengan pemilik termuda dan “termiskin” karena peserta lainnya dimiliki oleh pengusaha besar seperti Nirwan Bakrie atau Sigit Harjojudanto. Untuk memperkuat status PS Arema di pentas kompetisi, dibentuklah Yayasan Arema dengan akta notaris Pramu Haryono SH Nomor 58 tertanggal 11 Agustus 1987 yang kemudian dijadikan sebagai hari lahir Arema. *Ditulis oleh Muhammad Irfan Anshori. Sumber diambil dari buku Arema Never Die karangan Abdul Muntholib
Posted on: Sat, 10 Aug 2013 12:21:33 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015