# Alhamdulillaah…Saya Hanya Ibu Rumah Tangga # Suatu - TopicsExpress



          

# Alhamdulillaah…Saya Hanya Ibu Rumah Tangga # Suatu nikmat besar yang harus saya benar-benar syukuri adalah saya hanya menjadi ibu rumah tangga. Iya, IRT yang tidak dibebani mencari uang sampingan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Saya tidak sedang menyindir, menyalahkan atau apalah itu kepada IRT yang berusaha mencari sampingan juga. Tidak…tidak…karena kebutuhan rumah tangga setiap keluarga itu kan tidaklah sama. Pun potensi yang dimiliki masing-masing individu bisa jadi berbeda. Saya malah justru merasa kagum kepada mereka, para IRT yang juga memiliki usaha sampingan, namun urusan rumah tangga, belajar, mendidik anak, melayani suami, plus berbagi manfaat dengan yang lain, dan bla-bla-blanya dapat juga terselenggara dengan seksama (lebih menakjubkan lagi jika segalanya itu dia kerjakan sendiri, tanpa khaadimah pula). Bagi saya, menjalani kehidupan dengan delegasi tugas konvensional [suami mencari penghidupan bagi keluarga-istri mengurus rumah tangga] sungguh meringankan tugas saya. Itu tidak berarti karena suami saya berpenghasilan hingga surplus berjuta-juta. Tidak…tidak…namun saya hanya berusaha untuk menjadikan qanaah, syukur dan hidup cukup sederhana sebagai permata jiwa…dengan tidak menjadikan aktivitas lapar mata, ingin menyamakan hijaunya rumput kita dengan punya tetangga sebagai salah satu titik penghancur keharmonisan keluarga. Apakah kiranya bayangan saya dan Anda sama, jika mengurus seluruh tugas rumah tangga; belajar (emak-emak kan tetap butuh belajar…bahkan belajar banyak hal merupakan suatu proses yang memakan seluruh hidup kita, jika kita memang menyadari akan pentingnya), membagikan manfaat ke sesama…itu saja sudah sangat menguras waktu, pikiran, dan tenaga? Apatah lagi jika ditambah harus mencari uang saku tambahan pula. Rasa-rasanya saya sendiri akan sangat keteteran, berasa badan sudah seperti melayang-layang saja (karena begitu lelah dan mengantuk hingga badan rasanya hanya melayang, tidak lagi berpijak di bumi). Saya merasa, aduhai…kasihan benar ya wanita kantoran…coba saja kalau seperti bocil saya itu begadang karena sakit, atau dia rewel tumbuh gigi, ini, itu…lalu si ibu harus berangkat kerja esok paginya, dikejar tugas deadline lah, rapat lah, berasa sudah kecapean dan teler lah, begini lah begitu lah…wah-wah-wah…pasti berat sekali ya? Maka, para ibu rumah tangga (seperti saya)…kadang menipis syukur kita ketika melihat si anu, wanita yang punya tambahan penghasilan hidup begini dan begitu…lalu kita membandingkan kehidupannya dengan milik kita, dan membebani suami dengan permintaan yang begitu mencekik lehernya. Jangan...jangan…wahai istri…kasihanilah para suami…Bisa jadi kesuksesan si anu itu harus dibayar dengan fisiknya yang bobrok karena terlalu letih bekerja. Bisa jadi itu semua dibayar mahal dengan penelantaran kepada hak keluarga, bahkan tak urung juga hingga akhirnya pasangan hidupnya meninggalkannya. Atau mungkin, dia memiliki kekurangan di bagian yang tidak ketahui tempatnya (semisal wanita tersebut sulit memiliki keturunan, dll). Kiranya, ada harga yang harus dibayar di balik itu semua. Mama…jangan terlalu silau karena harta, ketika perbendaharaan yang kita miliki hanya segitu-gitu saja…Ini bukan berarti kita tidak boleh berpenghidupan layak atau berusaha menjadi kaya, namun senantiasalah menjadikan qanaah, syukur, dan hidup sederhana sebagai permata jiwa. Tolak ukur suksesnya seorang wanita, bukan ditinjau dari tebalnya kantong dan melejitnya karir semata…namun dari kesuksesannya menjadi istri shaalihah bagi suaminya, murabbiyah handal bagi anak-anaknya, kemahirannya mengurus rumah tangga, penebar manfaat bagi sesama, banyaknya amal baik yang dimilikinya, hingga pahalanya menggunung dan dia pun masuk ke surga(yang tentunya semua itu harus dilandasi dengan keikhlasan karena-Nya dan meneladani Rasul-Nya). NB: Jika ada yang hendak menyebarkan, tidak perlu meminta ijin.
Posted on: Fri, 18 Oct 2013 03:00:41 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015