BERFOTO saat travelling Berfoto sudah menjadi kegiatan wajib para - TopicsExpress



          

BERFOTO saat travelling Berfoto sudah menjadi kegiatan wajib para wisatawan. Objek-objek wisata seperti pantai, gunung, atau atraksi wisata berupa tari-tarian, dapat Anda abadikan sebagai kenang-kenangan di dalam kamera. Tapi ingat, ada etika-etika berfoto saat traveling yang harus Anda perhatikan. Penulis buku Garis Batas yang sudah berkeliling Asia Tengah, Agustinus Wibowo memberikan petuah dan pengalaman-pengalaman uniknya saat berfoto-foto di suatu destinasi: 1. Cari tahu soal aturan berfoto Cari dulu tanda larangan memotret. Kalau tidak ada tandanya, berarti Anda bebas foto-foto di situ, hal tersebut baiknya dilakukan di tempat-tempat wisata berupa candi, masjid, atau bangunan bersejarah. Sebabnya, bisa-bisa kena denda atau malah ditangkap. Selain itu, beberapa negara di dunia pun punya peraturan masing-masing tentang memotret. Untuk itu, sebaiknya Anda mempelajari destinasi tujuan terlebih dulu. Di China tidak boleh memotret polisi, di Afghanistan tidak boleh memotret wanita, lalu jangan memotret orang sembarangan di pedalaman India karena mereka akan minta uang. 2. Minta izin terlebih dulu Sebagian traveler berjalan-jalan untuk bertemu suatu masyarakat yang masih memegang nilai adat dan budaya leluhurnya. Kalau mau memotret mereka, tentu ada etikanya juga. Kita harus minta izin terlebih dulu untuk memotret, Ketika memotret manusia, kita harus bisa memanusiakan manusia. Kita harus menghargai mereka dan jangan asal menyuruh berpose seperti yang kita mau. 3. Lihat situasi Kasus sekelompok traveler China yang foto-foto dengan lumba-lumba terdampar pantas mendapat kecaman. Mereka mengangkat lumba-lumba tak berdaya itu ke atas air, lalu berpose dengan banyak gaya. Kemudian, lumba-lumba itu akhirnya mati. Dalam posisi seperti itu, baiknya traveler menolong binatang tersebut terlebih dulu. Hubungi pihak keamanan setempat untuk ditindaklanjuti dengan tepat. Jika mungkin Anda nantinya akan bertemu binatang-binatang yang terdampar atau nyasar saat traveling, segera laporkan! Bagaimana pun juga, binatang juga punya perasaan. Kasus lainnya yang masih membekas di pikiran adalah perayaaan Waisak di Candi Borobudur beberapa waktu lalu. Banyak traveler yang menggunakan blitz dan memotret para biksu dari dekat. Inilah tindakan yang kurang terpuji dan tidak mengerti situasi sebenanrnya. Lihat situasinya, mereka itu sedang ibadah. Coba kembali ke diri kita sendiri, apakah saya mau saat sedang ibadah lalu orang-orang mengerumuni dan berfoto dengan blitz yang sangat menganggu. 4. Memotret suku-suku pedalaman ingat, jangan sembarangan memotret mereka. Ratusan suku tersebar dari Sabang sampai Merauke. Mereka punya adat istiadat yang berbeda satu sama lain. Mereka punya hak untuk tidak mau dipotret. Sebab, mereka juga dapat terganggu dan mungkin malu sehingga tidak mau dipotret. Di India atau di Papua, ada suku-suku pedalaman yang meminta uang setelah dipotret. Awalnya tidak ngomong, setelah selesai mereka mengikuti sambil meminta uang. Jika mau berfoto, maka baiknya minta izin terlebih dulu dan mengetahui tentang suku-suku pedalaman yang Anda datangi.
Posted on: Sat, 22 Jun 2013 17:10:48 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015