Beberapa hari setelah itu, ketika jamaah haji mulai kembali ke - TopicsExpress



          

Beberapa hari setelah itu, ketika jamaah haji mulai kembali ke tanah air, saya diminta seorang nenek tua yang sudah berumur 76 tahun untuk membimbing tawaf wada. Jadi tidak pakai sai, hanya tawaf saja. Kali ini beliau tidak ingin didorong pakai kereta. Beliau inginnya ditemani berjalan. Minta bayarannya pun murah sekali. Karena uangnya sudah tidak ada lagi. Dari pada tidak dapat objekan lagi saya bersedia. Lagian kan ga pakai kereta, neneknya jalan sendiri. Jadi lebih mudah. Begitu bayangan saya awalnya. Pada waktu yang sudah disepakati, saya datang ke tempat penginapannya. Ternyata jauh juga, di Misfalah. Mulai dari turun hotel nenek itu sudah harus berpegangan ke tangan saya. Mesra sekali kayaknya, hehehe..... Tapi untung nenek-nenek, bukan putri dari kahyangan. Ternyata cara seperti itu 2500 % lebih sulit dan berat dari pada pakai kereta dorong. Tapi biarlah, niat ibadah, bantu orang sekalian tawaf sunat. Berulangkali saya dan nenek itu hampir jatuh saat tawaf. Untung pada putaran ke-3 dua orang suami-istri yang lagi tawaf melihat kita berdua kesulitan di sela-sela jamaah yang sangat ramai. Istrinya dengan spontan memegangi tangan nenek yang sebelahnya lagi dan melanjutkan tawaf. Dia mengira itu adalah nenek saya. Setelah berkenalan, ternyata mereka berasal dari Maroko. Dan yang lebih mengejutkan, suaminya adalah mentri pertanian Maroko. Wow... Keren, dibantuin mentri pertanian. Setelah selesai 7 keliling, mereka melanjutkan tawaf. Sebelum berpisah, beliau sempat memberikan alamat, dan menawarkan kepada saya supaya nanti melanjutkan kuliah di Maroko saja. Selanjutnya selesai shalat 2 rakaat di dekat maqam Ibrahim dan minum air zam-zam, saya mengajak nenek tua itu untuk kembali kepenginapannya. Karena beberapa jam setelah itu beliau akan meninggalkan Makkah menuju Jeddah, untuk selanjutnya pulang ke tanah air. Namun nenek itu tidak mau. Beliau ingin menyentuh Kabah dulu, setelah sebelumnya bertanya mungkinkah kita mencium hajar aswad? Dengan senyum pahit saya menolak, itu hal mustahil. Saya yang kuat saja belum pernah bisa sampai ke sana. Akhirnya, beliau qanaah dengan sekedar menyentuh Kabah. Dengan susah payah saya membawanya ke dekat Kabah. Kita dapat posisi persis di samping Rukun Yamani. Sesampai di sana beliau langsung menciumi Kabah bagaikan seorang ibu baru ketemu dengan anaknya yang sudah hilang bertahun-tahun. Beliau menangis tersedu-sedu membuat saya ikutan menangis terharu. Sejurus kemudian, beliau agak tenang dan mulai berdoa. Suaranya dikeraskan seperti orang biasa bicara. Doanya lebih mirip dengan orang memberikan laporan atau pengaduan. Diungkapkan dengan bahasa Minang logat Pariaman yang sangat kental dan mantap ^_^ Awalnya saya sempat geli mendengarnya. Beliau mulai dengan ucapan syukur sudah diberi nikmat bisa berhaji. Sudah puluhan tahun ia meminta, baru pada umur 76 tahun Allah memperkenankannya. Itupun bukan karena dia orang kaya, tapi anak-anaknya iuran untuk menghajikannya. Anak-anaknya juga bukan orang kaya, tapi demi membahagiakan orang tuanya, mereka rela berusaha dengan berbagaimacam cara yang halal sampai beliau bisa haji. Dia doakan anaknya satu persatu. Ia redha kepada seluruh anaknya. Dan ia menyeru anaknya supaya juga bisa menyusul melaksanakan ibadah haji. Selanjutnya dia doakan suaminya yang sudah meninggal dan belum sempat haji sebelumnya. Hampir satu jam beliau berpindah dari satu doa ke doa yang lain. Sampai akhir doanya ia menyatakan sudah puas hidup di dunia, beliau sudah siap untuk kembali kepada Allah. Beliau minta dimudahkan waktu sakaratul maut dan dilancarkan mengucapkan kalimat syahadat di akhir hayat. Saya menyimak seluruh doanya dengan rasa haru, ikutan menangis dan bermunajat. Oh iya, tidak ketinggalan beliau menyempatkan mendoakan saya. Terobati rasanya hati saya akibat bapak yang beberapa hari lalu saya dorong. Setelah betul-betul puas, baru beliau minta pulang. Semoga Allah menerima haji kami, dan mengabulkan seluruh doa.
Posted on: Thu, 17 Oct 2013 14:41:13 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015