Bongkar Ratoon, Varietas Baru, Hingga Mekanisasi Budidaya - TopicsExpress



          

Bongkar Ratoon, Varietas Baru, Hingga Mekanisasi Budidaya Tebu (Selasa, 26 Februari 2013 08:39) Ada lima komoditas pertanian strategis nasional yaitu beras, jagung, kedele, daging sapi, dan gula. Untuk menyokong kebutuhan swasembada gula tahun 2014, salah satunya adalah dengan meningkatkan hasil rendemen dan produksi tebu. Sebab, sasaran swasembada gula yang ingin dicapai pada tahun 2014 adalah sebesar 5,7 juta ton. Target itu terdiri dari kebutuhan rumah tangga dan untuk industri makanan dan minuman. Berbagai upaya dilakukan Pemprov Jatim melalui Dinas Perkebunan dalam meningkatkan produktivitas tebu. Salah satunya melalui program bongkar ratoon. Terakhir program itu digulirkan pada 2008 lalu. Tahun ini, program serupa direalisasikan kembali dengan luasan lahan 28 ribu ha. Selain bongkar ratoon, Disbun Jatim juga melakukan perluasan areal dan petak percontohan kultur jaringan dengan luasan lahan 1500 ha. Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Moch Samsul Arifien MMA mengatakan, selama ini dari proses tanam tebu oleh petani jarang sekali dilakukan tanam bibit baru. Dari panen awal, hasil dan rendemen bisa sangat tinggi. Tapi, akar yang kembali tumbuh setelah dikepras awal kualitasnya akan menurun. Program penggantian varietas tebu melalui program bongkar ratoon di Jatim sebenarnya diawali tahun 2003. Untuk tahun 2003-2005 mencapai 97.135 hektar yang terdiri dari hasil bongkar ratoon tahun tanam 2003-2004 terealisasi 26.125 hektar. Pada musim tanam 2004-2005 seluas 31.110 hektar, musim tanam 2005-2006 seluas 39.900 hektar. Tahun 2008 bongkar ratoon dan rawat ratoon dilakukan di lahan seluas 9.128 hektar. Langkah selanjutnya dalam menuju swasembada gula, yaitu Dinas Perkebunan Jatim bersama Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) akan meluncurkan pengembangan varietas tebu baru jenis PS92. Untuk pemberian nama varietas ini, kini tengah diserahkan Gubernur Jatim. "Tahun ini, Dinas Perkebunan Jatim masih mengajukan varietas baru itu ke Komisi Varietas di Jakarta. Harapan kami, varietas baru ini bisa dilepas pada bulan April mendatang. Selain itu, Tahun 2014 juga akan dilakukan uji multi lokasi varietas PSM 1 sampai dengan varietas 15 merupakan calon varietas unggul untuk Madura dengan potensi rendemen 10 persen dan dilepas tahun 2015 juga varietas PS 09-1 sampai dengan 09-30 dengan keunggulan tahan kekeringan serta potensi rendemen 15 persen," paparnya. Langkah lainnya yaitu dengan cara mekanisasi budidaya tebu dengan pemberian bantuan sebanyak 95 unit traktor. Selain itu juga ada 58 unit bantuan lainnya yang masuk dalam satu paket berisikan alat tebang (cane cutter), alat angkut (cane loader), dan alat pengelupas (klentek, red). "Bantuan bongkar ratoon yang diberikan nantinya berupa bibit, sebagian pupuk, dan alat mekanis. Harapannya, tahun ini hasil rendemen tebu bisa sampai 8,5-9 persen. Bahkan ada bantuan jalan kebun sepanjang 22 km di beberapa kabupaten," katanya. Hal ini sesuai dengan Perda Jatim no 17 tahun 2012 tentang Peningkatan Rendemen dan Hablur Tanaman Tebu. Perda ini diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi tanaman tebu sebagai bahan dasar gula di Jatim. Sebab tiga tahun mendatang, tepatnya 2016, rendemen gula Jatim optimis mencapai 10 persen. Saat ini, kata Samsul, rata-rata rendemen di Jatim cukup tinggi, yakni 8,05 persen. Dari capaian rendemen 2012 itu, tertinggi diraih pabrik gula (PG) Ngadirejo dan Krebet Baru dengan rendemen 8,8 persen. Selain itu, PG Semboro, Pesantren Baru, Mojopanggung mampu mencatatkan rendemen 8,5 persen, PG Asembagus 8,4 persen dan PG Prajekan 8,3 persen. Bahkan, lanjut dia, rendemen beberapa perkebunan di 2012 juga ada yang mampu mencapai 10 persen, seperti PG Ngadirejo Kediri, PG Mojopanggung Tulungagung, dan PG Krebet Baru Malang. Adanya regulasi merupakan payung hukum untuk mengatur rendeman dan hablur tanaman tebu di Jatim. Pengaturan ini penting dilakukan sejak awal, mulai dari penyediaan lahan, penyediaan bibit unggul, perlakukan, pengelolaan serta pemeliharaan tanaman tebu, hingga proses pengelolaan yang dilakukan manajemen industri gula. Raih Apresiasi Sementara Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Ir Gamal Nasir MS mengatakan, sasaran 5,7 juta ton gula itu dengan asumsi ada penambahan areal cadangan dari perhutani dan lahan diluar jawa serta adanya tambahan pabrik gula baru. Sayangnya, tambahan areal lahan dan pabrik gula baru tidak dapat terealisir, maka sasaran swasembada akan dilaksanakan sesuai kemampuan. Untuk konsumsi gula rumah tangga sasarannya sebesar 3,1 juta ton. Sasaran produksi, Gamal Nasir meyakini bisa tercapai dengan gerakan bersama dari berbagai pihak yang terkait. Diantaranya melalui upaya peningkatan produktivitas tebu dan rendemen gula, apalagi Jawa Timur sebagai daerah yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi gula nasional, sangat serius dalam menangani tebu. Dirjen Perkebunan juga memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap Jatim dalam mendukung swasembada gula, baik pada Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo SH MHum dan Kepala Dinas Perkebunan Jatim yang peduli terhadap pengembangan pergulaan nasional. "Saya juga memberikan apresiasi yang luar biasa untuk pengembangan tebu di Madura yang memiliki potensi areal sangat luas dan PTPN X merencanakan pembangunan pabrik gula disana," katanya. Kadisbun Jatim menambahkan, tahun 2012 saja, Jatim berkontribusi 48 persen terhadap produksi nasional dengan besaran produksi gula 1.250 juta ton, dengan tingkat rendemen rata-rata 8,05 persen.
Posted on: Thu, 27 Jun 2013 02:55:25 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015