Cerita tersedihku…. Haloooooo….. nama ku bayu prasetia. Aku - TopicsExpress



          

Cerita tersedihku…. Haloooooo….. nama ku bayu prasetia. Aku itu orangnya ya begini. Banyak ambisi dan nggak mudah menyerah. Aku dulu adalah seorang yang sangat nakal dari sukanya marah-marah,kalau mau keinginan harus dituruti,suka ceroboh, hingga sulit untuk diajak shalat berjama’ah. Hingga orang tuaku pun pusing dengan berbagai tingkah lakuku yang semaunya sendiri. Dan akhirnya pun aku dititipkan sementara waktu ditempat sahabat ayahku beliau bernama bapak Hardi yang bertempat di Cepu. Beliau adalah seorang yang alim,banyak wawasan dan penyabar. Aku sangat mengagumi beliau. Beliau mampu menjelaskan keterkaitan islam dengan berbagai kejadian yang berada di bumi ini dengan bukti-bukti yang real dan menunjukkan keterpautan islam yang sudah tercantum di AL-QUR’AN dan AS-SUNNAH. Beliau mempunyai anak perempuan yang bernama Dewi Titisari. Seorang anak yang begitu baik hati,penyantun,cerdas,cantik dan penyabar. Orang-orang memanggilnya dengan nama sasa. Tapi aku sering memanggilnya dengan nama dewi .Keadaan rumah di sana ya seadanya. Tapi ada hal yang berbeda di sana yaitu mereka begitu menyayangiku seperti anaknya sendiri. Beliau begitu disegani karena beliau adalah seorang kepala desa(kala itu). Pada awalnya sih aku merasa berat tinggal di sana. Setiap subuh anggota rumah selalu membangunkanku. Pertamanya sih memang begitu berat. Tetapi beliau membangunkan ku dengan sabar dan tidak pernah mengeluh untuk itu. Hingga kelamaan aku terbiasa dengan itu. Dan membuatku lebih tau diri jika bertamu. Ya… dalam menjalani hari yang mencAri jati diri. Aku selalu dirundung rasa kangen akan kota asalku tetapi pak hardi belum boleh mengizinkanku untuk balik ke kampung. Aku boleh pulang kalau prilakuku udah berubah baik. Aku pun awalnya mengeluh tapi apa boleh buat…seperti air yang mengalir. Karna aku pun tinggal bersama orang-orang alim dan akupun tinggal di bawah. Bersama beberapa pembantu. Tapi pak hardi selalu mementingkan aku dari pada para pembantunya. Sebenarnya pembantunya adalah mereka yang berkerja diladang dan hasilnya dibagi rata dengan beliau. Pak hardi tinggal diatas beserta istri dan seorang mata sewayangnya Dewi Titisari. Beliau hingga minta maaf kalau ndak bisa menempatkanku diruang atas. Dan ada berbagai peraturan disana. Aku pun mulai bosan disana dan berat untuk menjalani hari. Tapi dewi pun menghampiriku dan menghiburku di taman. Pertama-tama masyarakat kaku melihat saya karna saya sering bepergian dengan dewi tapi tetap menjaga aturan antara seorang laki-laki dan perempuan. Tetapi pak hardi menjelaskan bahwa aku adalah anak dari saudaranya(sesama orang islam kan saudara). Dan masyrakatnya mulai fleksible dangan aku. Setiap maghrib pasti dewi selalu mengajakku ke masjid dan kami sering berbincang-bincang di jalan. Karna terlalu sering mungkin pepatah yang berkata “pohonya cinta adalah terbiasa dekat” dan aku mulai menyukainya. Dialah yang mengajariku arti rasa sayang yang sesungguhnya,mengajariku tentang pengorbanan,mengajariku tentang berfikir positif kepada ALLAH AZZA WA JALLA untuk mengambil hikmah dari kejadian yang kualami. Dan itu membuat aku kagum denganya. Seoalah olah dia sudah tau makan banyak asam garam hidup ini. Dan masih banyak kejadian yang membuatku semakin menyayanginya. Dan lama-lama aku mampu menyerap barbagai kata-kata yang membangun dan mendewasakanku. Pada akhir hari itu aku dan dewi diajak oleh REMAS disana untuk pergi kepantai kartini. Orang-orang sibuk dengan main air tapi kami duduk dibawah nyiur dan memesan air kelapa muda. Dan dewi pun menyanyi lagu. Lagu yang dulu dilantunkan NOAH –TAK LAGI SAMA.dan pada larik lirik “DAN DIRIKU BUKANLAH AKU TANPA KAMU TUK MEMELUKU,KAU MELENGKAPIKU KAU SEMPURNAKAN AKU. DAN DIRIKU BUKANLAH AKU TANPA KAMU MENEMANIKU KAU MENENANGKAN KU KAU MELEGAKAN AKU”. Kami saling pandang dan tersenyum sendiri dan begitu menghayati lagu itu dan bagaikan hilang hirup pikuk yang terjadi di sekeliling kami dan tersadar ketika dia memegang kepalanya. Dan dia Cuma berkata ndak usah khawatir hanya pusing sedikit kog. Dan akupun bilang yaudah pulang aja yuk. Banyak lagu yang kami nyanyikan tapi lagu yang paling aku kenang adalah NOAH –TAK LAGI SAMA dan SAMSONS-KENANGAN TERINDAH. Hari itu aku kembali ke kampung halamanku. Hari… hari adalah misteri yang tak pernah aku susuri betapa hebat dalam menyusuri waktu ini. Ketika suasana hati yang terbendung tumpah yang aku dapati hanyalah curahan hati. Menyusuri jalan setapak yang tiada berujung. Kusinggahi beberapa kesakitan yang ku alami. Betapa nista kehidupan yang kulampaui. Banyak yang bilang bahwa aku adalah embun di siang hari bagi orang yang sayang padaku. Pagi itu adalah hari yang cerah dengan segala sinar dan harapan. Waktunya belajar bagiku yang kala itu beranjak sma. Waktu berjalan seiring dengan degupan jantung dan nafasku. Tidak kusangka waktu berjalan sunnguh cepat hingga membuyarkan konsentrsiku karna sudah waktunya untuk pulang. Waktu aku pulang kerumah dengan sepedaku yang tersayang. Akupun merebahkan badan ini yang terlalu lelah menyusuri hari. Hingga akupun akan terjaga namun seketika itu aku terbangun karena dentingan hp jadulku. Ada seseorang yang berkata Dia:“assalamu’alaikum(dengan suara yang terbata-bata). Bay, anu……..” Aku:”anu kenapa? Tolong tenangin dulu sejenak perasaanmu lalu bicaralah padaku” Dia :”sasa,bay………sasa……..(dengan suara yang hamper menangis)” Aku :iya.iya. ada apa dengan dia(aku mulai cemas) Dia :”ma…aaf, janganlah bersedih tentang ini. Jangan hancur tentang kenyataan ini.” Aku: “iya ada apa(agak mau menangis)” Dia: “kar..na sasa mengandung leukemia stadium 3. Dia telah dipanggil oleh ALLAH(dengan nada yang menangis) Aku:”kamu jangan berjanda tentang ini” Dia: “ tegarkan lah perasaanmu. Demi ALLAH” Tanpaku sadari hpku jatuh ketanah. Mengalir air mata ini mengingatmu. Hancurlah semua harapan, impian dan rasa yang tertinggal padamu. Terlalu dalam rasa ini tertanam padamu. Yang tumbuh sampai relung hati ini. Dan tlah melekat selama mungin di kalbu ini. Tanpa sengaja tlah kamu lukai rasa ini. Tlah kau tanamkan jarum tajam di hati ini dank au sirami dengan air garam. Tlah kau luluhkan semua tujuanku padamu. Betapa teganya kamu tinggalkan hati yang pertama tau tentang arti cinta. Akupun bilang pada ibuk “buk,aku mau pergi sebentar(dengan mencoba tersenyum)”. Akupun pergi tempat sepi dan duduk yang dihadapanku adalah hamparan kosong. tanpa terasa hujan pun turun. Akupun masih duduk disana dan membiarkan tubuh ini terguyur oleh air hujan. Tatapan yang kosong dan fikiran yang selalu mengingatnya. Kepala ini tertunduk lemas dan derasnya hujan yang turun seakan tak mencoba mengelusku. Air mata yang tercurah seakan…. Dan halilintar seakan mengejek aku. Dan aku pun berteriak sekeras-kerasnya disana sampai kurang beban ini. Bertiak dengan bercampur dengan suara tersedu-sedu. Aku masih disana dan hujan pun berhenti tetapi aku masih disana termenung sampai maghrib dan aku ndak lansung pulang. Sepulang dari situ aku ditanya ibuk “kamu tadi kehujanan ya dijalan” aku “iya,buk. Maaf maghrib baru pulang.” Dan ibuk Tanya “kog matanya sembam seperti itu? Habis nangis,ya?” aku “(tersenyum) ndak buk tadi di jalan kelilipan. Ya udah buk aku mau ke kamar dulu” . aku pun lansung ganti baju dan ke kamar. Dan mendengarkan lagu NOAH –TAK LAGI SAMA memakai headset dan berkerubut pakai slimut dan menangis lagi,deh. Dan tertidur hingga subuh dan aku pergi ke sekolah tetapi banyak yang tak kuhiraukan di sekolah Dan pada hari minggu aku izin kepada ibuk untuk pergi ke cepu. Dan bilang aku kangen sama paman Hardi. Sesampai di Cepu aku pun langsung di peluk oleh pak hardi. Beliau bilang bahwa dewi sangat menyukaimu dan saya ndak boleh membiritahukan kamu tentang penyakit apa yang diidap oleh dia. Agar kamu tidak terlalu khawatir tentang dia. Dewi tidak ingin mengganggu belajarmu. Beliau pun mengajakku ke tempat tidur panjangnya. Aku mulai sedih lagi dan ingin meneteskan air mata. Tetapi aku nggak enak pada pak hardi dan mulai bilang “yang sabar ya bapak semoga dewi di terima di kehadirat ALLAH(dengan tersenyum)”. Meskipun itu sungguh sungguh beraat untuk melakukanya. Karna hadirnya Dewi lah yang mampu mengubah kepribadianku menjadi seperni ini. Dan aku kembali ke rumahnya bapak hardi dan aku diwasiati oleh dewi buku diary. Tetapi beliau menitipkan buku itu kepada kakak iparku. Aku langsung memintanya dan dia nggak mau menyerahkanya sebelum aku memenuhi beberapa syarat darinya. Aku berjuang dan buku diary itu akhirnya di serahkan padaku saat aku tamat sma. Rasanya jika aku membaca buku diari itu seakan itulah aku teringat padamu dan kata yang membuat aku teringat terus adalah “aku hanyalah manusia biasa yang tak mampu mengalahkan penyakitku sendiri. Tetapi harapan muncul ketika ada seorang yang lugu dating padaku yaitu kamu. Dengan senyumnyalah dia mengokohkan aku. Dengan tawanyalah dia membangunkanku dari putus asa. Dengan hadirnyalah dia menerangi hati yang dirundung masalah ini tersirati dengan cahayamu. Jadilah kamu seperti itu dan pesan dari orang yang sakit-sakitan ini “cobalah berguna bagi orang lain meskipun mereka menolakmu. Jangan dengarkan celotehan mereka karna dia tak mampu seperti kamu” . mungkin hanya dengan tulisan kotor ini yang aku curahkan padamu wahai cahayaku.” Ini lah cerita sedihku yang akan selalu terkenang di hati karna peristiwa ini tlah terpatri selamanya dalam hati yang renta ini.
Posted on: Sun, 27 Oct 2013 04:28:45 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015