© FIFA Bakal Plot PSSI Jadi Ujung Tombak untuk Perangi - TopicsExpress



          

© FIFA Bakal Plot PSSI Jadi Ujung Tombak untuk Perangi Match Fixing © Pencapaian PSSI melalui Komisi Disiplin (Komdis) membongkar praktek kotor yang melibatkan klub Persibo Bojonegoro di AFC Cup 2013, mendapat respon dari FIFA. Federasi Sepak Bola Internasional itu kemungkinan bakal memplot PSSI sebagai ujung tombak dalam rangka memerangi pengaturan pertandingan di kawasan Asia Tenggara. Hal ini disampaikan oleh Ketua Komdis, Hinca Panjaitan dalam jumpa pers mengenai Kongres Internasional Hukum Olahraga ke-19 di Bali, 29-30 Oktober 2013. Menurutnya, perwakilan FIFA yang merupakan Direktur Keamanan FIFA, Ralf Mutschke akan hadir ke Indonesia. “Dari hasil pembicaraan terakhir, kemungkinan Indonesia akan ditunjuk FIFA menjadi leader dalam memerangi match fixing di kawasan Asia Tenggara. Di Asia sendiri sudah ada di mana bertempat di Hong Kong, sementara AFC juga sudah memiliki tim task force,” kata Hinca Panjaitan di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat (25/10). Ralf Mutschke merupakan pria berkebangsaan Jerman. Ia adalah seorang mantan interpol dan dipakai FIFA untuk memerangi match fixing. Ralf Mutschke juga dijadwalkan ikut serta dalam Kongres ke-19 IASL (International Association of Sports Law). Ia akan bertugas sebagai pembicara bersama 10 ahli hukum olahraga yang berasal dari beberapa Universitas di dunia. “Nanti akan ada pertemuan bersama dengan FIFA, di mana FIFA diwakili Ralf. Pertemuan akan membahas bagaimana memproteksi integritas sepak bola Indonesia. Di sana FIFA juga akan menjelaskan konsep, sementara Indonesia menjelaskan kasus-kasusnya. Dari situ akan dibicarakan lebih mendalam,” jelas Hinca. Terkhusus untuk Kongres sendiri, Hinca menyebut akan membahas tiga hal, yaitu mengenai Sport Law, Sport Tourism, dan Lex Sportiva. Kongres itu akan dibuka secara langsung oleh Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika. “Sport Law merupakan hukum negara olahraga, yang berkaitan dengan hukum negara. Hukum negara berkaitan dengan izin, kejahatan dan sebagainya. Sementara Lex Sportiva merupakan hukum olahraga, misalnya membahas law of the game.” “Sport tourism, untuk pertama kalinya sekaligus akan kami kampanyekan di Bali. Pasca peresmian jalan tol dari bandara ke Nusa Dua, kami akan gunakan kegiatan ini untuk launching. Itu jalan tol bagus dan dikembangkan untuk Bali sportif, misalnya marathon di bawah bulan purnama,” sambungnya. Lebih lanjut, Hinca menyebut bahwa Kongres yang nantinya digelar akan membawa manfaat untuk Indonesia. Dari Kongres itu, Indonesia akan memiliki banyak channel dalam upaya meningkatkan tiga aspek yang akan dibahas. “Peserta Kongres berjumlah 105 orang, China menjadi negara yang mengirim delegasi paling besar sebanyak 22 peserta. Hampir semua adalah dosen hukum olahraga di China yang sekarang mengembangkan hukum olahraga setelah Olimpiade di Beijing. Olahraga di sana menjadi paling top. Itu terlihat dari pemasukan. Olahraga menghasilkan pemasukan terbesar,” ujar Hinca. [>>Robin
Posted on: Fri, 25 Oct 2013 11:58:16 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015