Indikasi: Diare akut yang tidak diketahui penyebabnya dan diare - TopicsExpress



          

Indikasi: Diare akut yang tidak diketahui penyebabnya dan diare kronik. Kontra Indikasi: Anak-anak di bawah usia 12 tahun, kolitis akut karena dapat menyebabkan megacolon toksik, pada keadaan dimana konstipasi harus dihindari. Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini. Loperamide HCl 2 mg Cara Kerja Obat: Loperamide merupakan anti spasmodik, dimana mekanisme kerjanya yang pasti belum dapat dijelaskan. Secara invitro pada binatang Loperamide menghambat motilitas/peristaltik usus dengan mempengaruhi secara langsung otot sirkular dan longitudinal dinding usus. Secara invitro dan pada hewan percobaan, Loperamide memperlambat motilitas saluran cerna dan mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit di usus besar. Pada manusia Loperamide memperpanjang waktu transit isi di saluran cerna. Loperamide menurunkan volum feses, meningkatkan fiskositas dan kepadatan feses dan menghentikan penggenangan cairan dan elektrolit. Posologi: Diare non spesifik akut: Dosis awal 2 kaplet diikuti 1 kaplet setiap habis diare. Maksimal 8 kaplet sehari. Diare kronik: Dosis awal 2 kaplet, diikuti dengan 1 kaplet setiap habis diare sampai diare terkontrol. Maksimal 8 kaplet sehari. Pemberian harus dihentikan bila tidak ada perbaikan setelah 48 hari. Peringatan dan Perhatian: Penggunaan pada penderita yang memiliki insufisiensi hati atau penyakit ginjal, misalnya gagal ginjal harus hati-hati dan dikontrol secara klinis. Tidak dianjurkan diberikan pada diare akut karena infeksi E. coli, Salmonella spp dan atau Shigella spp. Tidak dianjurkan untuk digunakan pada hari pertama diare, karena kotoran justru harus dikeluarkan. Tidak boleh digunakan dalam dosis yang lebih tinggi dari dosis yang seharusnya, karena dapat menyebabkan konstipasi. Tidak boleh digunakan jika diare diiringi demam tinggi dan atau jika feses berdarah. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Pada keadaan overdosis dapat diberikan naloxone bila terjadi gejala atau tanda yang mirip dengan keracunan morfin. Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui. Efek Samping: Flatulen/kembung, konstipasi, mual, muntah, mulut kering, sakit pada abdomina. Reaksi hipersensitif (termasuk kemerahan pada kulit). Kelelahan, mengantuk, pusing, megacolon toksin. Gejala overdosis: konstipasi, mual, depresi susunan saraf pusat.
Posted on: Mon, 17 Jun 2013 04:15:38 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015