Jagad Gumelar adalah konsep yang dapat digunakan untuk menjelaskan penciptaan alam semesta, di desain sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti sebagai alternative pemikiran di tengah-tengah otoritas religius yang ada di dunia. Dalam Jagad Gumelar, Tuhan Yang Maha Esa disimbolkan sebagai Tan Kena Senyata Apa, tidak dapat di visualisasi dan di verbalisasi secara utuh, tujuannya adalah untuk memberikan ruang diskusi yang sama dan sebanding bagi semua sistem kepercayaan dan keyakinan. Lebih jauh lagi Tuhan Yang Maha Esa Tan Kena Senyata Apa dinyatakan bergender Pria, agar tidak menimbulkan turbulensi pemahaman dari semesta religius yang dominan bersifat Patrilienal (menganut garis dominisi pria), sehingga disebut Arane Lanang, atau GenderNya Pria, sehingga bisa disebut GustiPangeran, atau Lord, atau Aba, atau Rabbi dalam Bahasa Arab. Gusti Pangeran ini digambarkan menguasai Dialektika yang menjadi mekanisme utama diskusi dikalangan manusia, Dialektika ini sebagai SangHyangWenang dan SangHyangWening, atau DIA yang menguasai komunikasi verbal dan non verbal, visual dan non visual, untuk dapat berbicara kepada umat manusia melalui perantara simbol semesta yang disebut JagadGumelar. Bentuk JagadGumelar yang Non Verbal atau Visual disebut Jendra, sementara Yang Verbal atau Visual disebut Sastra, sehingga kesatuan JagadGumelar sebagai konsep disebut SastraJendra, dan apabila menjadi Wetenschap Hintergrund atau dataran kesadaran utama sebagai basis untuk memahami semua bentuk alam disebut Hayuningrat, dibaca lengkap SastraJendraHayuningrat (SJH)
Posted on: Sun, 11 Aug 2013 06:15:19 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015