Jangan Bilang Tidak By Enji86 Chapter 3 – Tidur Bersama "Huh? - TopicsExpress



          

Jangan Bilang Tidak By Enji86 Chapter 3 – Tidur Bersama "Huh? Sepertinya aku mendengar suara Kudo-kun barusan? Dimana dia?" tanya Sera yang baru keluar dari kamar mandi sehingga Shiho dan Heiji menoleh padanya. "Dia sudah pergi," jawab Shiho. "Benarkah? Memang kenapa dia ke sini?" tanya Sera yang sudah duduk di samping Shiho. "Miyano, jelaskan semuanya sekarang. Kenapa Kudo bertingkah aneh seperti tadi?" ucap Heiji yang juga ikut duduk di samping Shiho sebelum Shiho sempat menjawab pertanyaan Sera. "Bertingkah aneh? Bertingkah aneh bagaimana?" tanya Sera kebingungan sambil menatap Heiji. "Dia menuduh Miyano selingkuh denganku dan dia bilang dia mencintai Miyano. Yah, hal semacam itulah," jawab Heiji. "Apa? Kenapa dia bisa bertingkah seperti itu?" tanya Sera semakin bingung. "Aku rasa itu wajar. Bagaimanapun juga, aku adalah kekasih gelapnya," ucap Shiho. "Apa?" seru Heiji dan Sera dengan kaget. "Dengar guys, aku harus menceritakan sesuatu pada kalian," ucap Shiho lalu dia mulai bercerita tentang penemuannya, bagaimana Shinichi secara tidak sengaja meminumnya dan bagaimana dia bisa menjadi kekasih gelap Shinichi. "Bukankah aku sudah bilang padamu kalau itu bukan ide yang bagus. Kau seharusnya mendengarkan perkataanku," komentar Heiji. "Yah, aku kan tidak pernah menyangka kalau jadinya seperti ini," ucap Shiho. "Siapa bilang itu bukan ide bagus. Shiho, buatkan dua untukku ya. Satunya akan kugunakan untukmu agar kau tergila-gila pada kakakku dan satunya lagi akan kugunakan untuk laki-laki yang kusukai," ucap Sera dengan riang. "Hei, apa artinya kalau orang yang kau sukai menyukaimu karena obat. Itu tidak akan membuatmu bahagia. Mungkin kau akan bahagia di awalnya tapi begitu kau ingat itu karena obat, kau akan tahu bahwa itu hanya kebahagiaan palsu," ucap Heiji. "Eh?" ucap Sera sambil memandang Heiji dengan terpana. "Wah, wah, Hattori-kun, kau harus berhenti mengatakan hal-hal seperti itu. Kalau tidak, akan ada seseorang yang akan terperosok semakin dalam ke jurang," ucap Shiho sambil mencuri pandang ke Sera dengan tatapan penuh arti sehingga Sera memandangnya dengan kesal. "Huh? Apa maksudmu?" tanya Heiji dengan bingung. "Tidak ada. Hanya sekedar bicara," ucap Shiho sambil tersenyum kecil sehingga Heiji bertambah bingung tapi dia tidak menekan lebih jauh. "Memangnya sebelumnya kau mau mencobanya pada siapa?" tanya Sera. "Pada Hattori-kun," jawab Shiho. "Apa?" seru Heiji dengan wajah memerah sementara Sera menatap Shiho dengan kaget. "Kenapa wajahmu memerah Hattori-kun? Apa kau senang karena aku mau mencobanya padamu?" goda Shiho sehingga Heiji mengendalikan dirinya kembali. "Tentu saja tidak," ucap Heiji dengan kesal. "Yah, aku ingin mencobanya padamu karena kau masih jomblo dan aku mengenalmu dengan baik. Selain itu aku ingin memberi motivasi pada seseorang untuk mulai bergerak," ucap Shiho sambil mengerling Sera. "Tapi setelah melihat reaksi Kudo-kun terhadap obat itu, aku bersyukur aku tidak mencobanya padamu," lanjutnya. "Apa maksudnya itu?" tanya Heiji dengan kesal. "Yah, kau kan selalu bertindak tanpa pikir panjang jadi kau pasti sudah berbuat macam-macam padaku di hari pertama," jawab Shiho sambil nyengir. "Aku tidak seperti itu," ucap Heiji sebal sementara Shiho tertawa. "Sejujurnya reaksi Kudo-kun sebenarnya sangat aneh. Obatku itu tidak akan bisa langsung membuat seseorang tergila-gila. Obatku itu akan merangsang peminumnya sedikit demi sedikit seiring dengan pertemuannnya dengan obyek obat tersebut. Dengan begitu obyek obat harus berusaha bertemu dengan peminum obat setiap hari jika dia ingin obatnya bekerja. Tapi Kudo-kun langsung tergila-gila padaku setelah dia minum obat itu. Aku benar-benar tidak mengerti," ucap Shiho. "Yah, seperti yang sudah kubilang tadi, sejak awal obat itu bukanlah ide yang bagus," ucap Heiji sambil mengangkat bahu. "Lalu apa yang akan kau lakukan?" tanya Sera. "Yah, aku harus memastikan Kudo-kun tidak putus dengan Ran-san sampai aku membuat penawarnya. Aku sudah berhasil menemukan separuh dari formula obat itu. Setelah aku berhasil menemukan seluruh formula obat itu, aku akan bisa membuat penawarnya," jawab Shiho. "Hei, apakah tidak lebih baik kalau kau menjelaskannya pada pacar Kudo?" tanya Heiji. "Mungkin itu lebih baik. Tapi masalahnya aku tidak tahu bagaimana caranya. Kalian tahu sendiri kan, reaksinya dulu waktu dia tahu bahwa obat buatankulah yang menyebabkan tubuh Kudo-kun mengecil sehingga Kudo-kun harus menipunya selama hampir setahun. Jika dia tahu Kudo-kun meminum obat yang membuatnya tergila-gila padaku, yah, aku tidak bisa membayangkannya," jawab Shiho. "Yah, kau ada benarnya. Lagipula dia pasti sedih kalau dia tahu jadi lebih baik dia tidak tahu apa-apa," ucap Sera. "Begitu ya? Baiklah kalau begitu," ucap Heiji. "Jadi kalian mau menjaga rahasia ini kan?" tanya Shiho. Heiji dan Sera menjawabnya dengan anggukan kepala. "Terima kasih. Sekarang aku harus pulang karena ini sudah malam. Aku sudah mencarikan beberapa referensi tentang autopsi yang sesuai untuk tugas kuliah kalian. Semuanya kusimpan di folder my document. Sampai jumpa besok," ucap Shiho kemudian dia bergegas pergi. "Haah, aku harus menceritakan semua ini pada kakakku," ucap Sera setelah Shiho pergi. "Kau ini, masih saja mencoba menjodohkan Miyano dengan kakakmu," komentar Heiji. "Kenapa memangnya? Tidak boleh? Atau jangan-jangan kau suka pada Shiho makanya kau tidak ingin dia dengan kakakku?" tanya Sera. "Tentu saja tidak. Hanya saja Miyano sepertinya tidak ingin bersama kakakmu jadi kenapa kau terus ingin menjodohkannya dengan kakakmu?" jawab Heiji. "Dengar ya, Hattori-kun. Aku yakin Shiho sebenarnya menyukai kakakku dan begitu juga sebaliknya. Mereka selalu pergi bersama setiap kakakku berkunjung ke sini untuk cuti. Hanya saja ada sesuatu yang membuat Shiho merasa dia tidak boleh bersama kakakku dan sampai sekarang aku belum tahu apa itu karena mereka berdua tidak mau mengatakannya. Jadi aku harus memberi mereka berdua sedikit dorongan. Lagipula tidak ada orang yang mengenal Shiho lebih baik daripada kakakku," ucap Sera. "Yah, terserah kau saja," ucap Heiji. XXX "Hmm, sejak kapan bantal gulingku jadi hangat begini," pikir Shiho saat dia terbangun dini harinya. Dia meraba bantal gulingnya kemudian dia segera sadar apa atau siapa bantal gulingnya ini. Dia mengerang putus asa kemudian membuka matanya sambil mencoba melepaskan diri dari bantal gulingnya tapi bantal gulingnya itu malah mendekapnya semakin erat. "Apa kau terbangun?" tanya Shinichi sambil membelai rambut Shiho dengan salah satu tangannya. "Kudo-kun, lepaskan aku dan pergi dari sini sekarang juga atau aku akan membunuhmu. Aku sangat lelah jadi aku tidak punya energi untuk berurusan denganmu sekarang," ucap Shiho dingin. Shinichi berhenti membelai rambut Shiho dan melepaskan pelukannya. Lalu dia bangkit dan duduk di tepi tempat tidur Shiho dengan punggungnya menghadap Shiho. Shinichi kelihatan begitu terpukul sehingga Shiho jadi merasa tidak enak. "Aku tahu aku tidak seseksi Hattori, tapi apa kau tidak bisa memberiku kesempatan? Aku akan berusaha keras agar bisa seperti dia," ucap Shinichi sehingga rasa tidak enak di hati Shiho langsung lenyap dan berganti menjadi facepalm. "Kudo-kun, kau salah paham. Tidak ada apa-apa antara aku dan Hattori-kun," ucap Shiho. "Benarkah?" tanya Shinichi sambil menoleh untuk menatap Shiho yang sudah duduk di sebelahnya. "Ya. Tadi aku tidak berduaan dengan Hattori-kun di apartemennya tapi bertiga dengan Sera. Waktu kau datang, Sera sedang di kamar mandi. Aku membantu mereka mengerjakan tugas kuliah mereka. Hanya itu," jawab Shiho. Mendengar ucapan Shiho, wajah Shinichi menjadi cerah dan dia langsung memeluk Shiho sementara Shiho refleks mendorongnya sehingga dia jatuh ke lantai. "Kenapa kau mendorongku? Bukankah kau tidak ada apa-apa dengan Hattori?" tanya Shinichi bingung. "Memang, tapi bukan berarti kau bisa memelukku seenaknya," jawab Shiho. "Tapi kita sepasang kekasih," ucap Shinichi bersikeras. "Kudo-kun, aku tidak ingin berdebat denganmu jadi bisakah kau pulang sekarang? Aku benar-benar lelah dan ingin tidur sekarang," ucap Shiho dengan kesal. Shinichi memandang Shiho dengan sedih kemudian dia menundukkan kepalanya. "Maaf kalau aku membuatmu lelah. Aku tahu dari dulu kalau tidak ada orang yang benar-benar memperhatikanku dan memahamiku. Mungkin lebih baik dulu aku mati saja saat Gin meminumkan APTX4869 padaku. Dengan begitu aku tidak akan merasa kesepian seperti ini dan aku tidak perlu bertemu denganmu dan jatuh cinta padamu," ucap Shinichi pelan. Shiho langsung merasa bersalah. Bagaimanapun juga ini adalah salahnya karena dia yang membuat obat LOVE4869 itu. Sekarang dia malah membuat Shinichi yang merupakan korban penemuannya menjadi sedih. Mungkin mengacaukan hidup Shinichi memang merupakan keahliannya. Dia memandang Shinichi sambil merenung sejenak kemudian mengambil keputusan. Dia tahu dia akan menyesali perbuatannya ini di kemudian hari tapi dia tidak ingin melihat Shinichi sedih. Dia berlutut di depan Shinichi kemudian dia memeluk Shinichi. "Jangan bilang begitu. Aku yakin orang tuamu sangat memperhatikanmu, begitu juga Ran-san, Hattori-kun dan juga aku," ucap Shiho. Shinichi pun segera melingkarkan lengannya di pinggang Shiho. "Kalau begitu berpura-puralah meski kau tidak mencintaiku. Kalau kau memang peduli padaku, berpura-puralah mencintaiku. Aku akan menerimanya," ucap Shinichi. "Berpura-pura, huh? Baiklah, apa yang harus kulakukan?" tanya Shiho. "Tidurlah denganku setiap malam," jawab Shinichi sehingga Shiho langsung melepaskan pelukannya dan memandang Shinichi dengan tatapan membunuhnya. "Kenapa kau tidak mati saja?" ucap Shiho dengan marah. "Bukan begitu. Aku hanya memintamu tidur denganku. Aku tidak memintamu melakukan sesuatu denganku di tempat tidur," ucap Shinichi dengan wajah memerah. Shiho masih memandang Shinichi dengan curiga sehingga Shinichi membuka mulutnya lagi. "Begini, aku selalu merasa kesepian tidur di rumahku yang besar sendirian, makanya aku ingin tidur denganmu di sini. Lagipula setiap hari kau selalu sibuk dan tidak punya waktu untuk bertemu denganku," ucap Shinichi. "Baiklah, tapi awas kalau kau berbuat macam-macam," ucap Shiho sambil berdiri. "Terima kasih, Sayang," ucap Shinichi dengan senang. Dia langsung mengikuti Shiho naik ke tempat tidur dan mendekap Shiho dengan erat. "Hei, bukankah saling menghangatkan diri seperti ini sangat menyenangkan?" tanya Shinichi setelah hening sejenak. Shiho langsung mengangkat kepalanya dan menatap Shinichi. "Jadi maksudmu saling menghangatkan diri itu seperti ini?" Shiho balik bertanya. "Iya, seperti ini," jawab Shinichi. Shiho pun langsung tertawa sehingga Shinichi menatapnya dengan bingung. Tapi Shinichi juga senang karena dia berhasil membuat Shiho tertawa walaupun dia tidak tahu apa sebabnya. "Kenapa kau tertawa?" tanya Shinichi setelah tawa Shiho reda. "Tidak ada apa-apa," jawab Shiho sambil tersenyum. "Kau sangat manis, Kudo-kun, bahkan terlalu manis," lanjutnya sambil mengubur wajahnya di dada Shinichi dan menutup matanya sementara wajah Shinichi memerah. "Ternyata aku salah. Dia masih tetap Kudo-kun yang biasanya. Aku rasa aku tidak perlu takut padanya lagi sekarang," ucap Shiho dalam hati. XXX "Kau tahu, aku sebal sekali pada Hattori dan Masumi-san hari ini. Aku benci cara mereka memandangku. Mereka memandangku dengan tatapan seperti sedang menatap orang aneh," ucap Shinichi pada malam berikutnya. "Yah, belakangan ini kau memang bersikap seperti orang aneh," ucap Shiho. "Tidak. Aku merasa aku baik-baik saja dan biasa-biasa saja," ucap Shinichi. "Jadi kau sudah lupa ya? Kemarin kan kau menuduhku selingkuh dengan Hattori-kun di depan hidung Hattori-kun," ucap Shiho. "Oh iya, benar juga. Pantas saja mereka memandangku seperti itu. Aku bahkan belum sempat memberi mereka penjelasan," ucap Shinichi sambil berpikir. "Sebenarnya aku sudah memberi penjelasan pada mereka," ucap Shiho. "Benarkah? Lalu kenapa mereka masih memandangku seperti itu?" tanya Shinichi. "Hmm, kenapa ya? Menurutmu apa yang sudah kukatakan pada mereka sehingga mereka memandangmu seperti itu?" Shiho balik bertanya sambil menyeringai. "Aku tidak tahu dan sepertinya aku tidak mau tahu," jawab Shinichi dengan wajah pucat. "Pilihan yang bagus," ucap Shiho sambil tertawa kecil. "Makanya mulai sekarang kau harus menjaga mulutmu itu, kau mengerti?" lanjutnya. "Apa boleh buat? Saat itu aku benar-benar stres karena kau selalu menolak untuk bertemu denganku dan tiba-tiba aku mendapati kau ada di apartemen Hattori. Tentu saja aku tidak bisa mengendalikan diriku," ucap Shinichi membela diri. Shiho mengulurkan salah satu tangannya untuk memegang pipi Shinichi dan memandang Shinichi dengan sedih. "Maafkan aku ya, Kudo-kun," ucap Shiho. "Kenapa kau minta maaf?" tanya Shinichi. "Karena aku selalu mengacaukan hidupmu," jawab Shiho. "Apa yang kau bicarakan? Kau tidak pernah mengacaukan hidupku. Kau membuat hidupku sempurna jadi jangan menatapku seperti itu," ucap Shinichi. Shiho melepaskan tangannya dari pipi Shinichi sambil tersenyum lemah mendengar ucapan Shinichi barusan sehingga Shinichi mempererat dekapannya dan menyandarkan kepala Shiho ke dadanya. "Kau tahu, satu-satunya hal yang bisa mengacaukan hidupku adalah jika kau menghilang dari sisiku. Karena itu, tetaplah di sisiku dan jangan tinggalkan aku, oke?" ucap Shinichi. Shiho hanya diam saja sementara Shinichi membelai rambutnya. Dalam hati dia berjanji dia akan menyelesaikan penawarnya secepat mungkin dan membuat Shinichi normal kembali karena entah kenapa melihat Shinichi seperti ini membuat hatinya sedih. "Err, Shiho, apa sabtu ini kau mau pergi kencan denganku?" tanya Shinichi sehingga Shiho mengangkat kepalanya lagi untuk menatap Shinichi. "Kudo-kun, bukankah aku sudah bilang kalau...," ucapan Shiho dipotong oleh Shinichi. "Iya aku tahu. Tapi bukankah kita dulu juga biasa pergi bersama sebagai teman. Jadi aku pikir tidak aneh kalau kita pergi bersama sekarang. Orang-orang pasti tidak akan berpikiran macam-macam," ucap Shinichi. "Yah, kau benar juga. Tapi...," lagi-lagi ucapan Shiho dipotong oleh Shinichi. "Shiho, kumohon, kali ini saja, pergilah kencan denganku," ucap Shinichi dengan pandangan memohon. "Baiklah, kalau begitu sabtu ini kita akan pergi bersama seperti biasanya," ucap Shiho setelah terdiam sejenak untuk berpikir sehingga Shinichi langsung tersenyum. "Terima kasih. Sekarang tidurlah," ucap Shinichi. Shiho mengangguk kemudian menyandarkan kepalanya kembali ke dada Shinichi dan menutup matanya sementara Shinichi kembali membelai rambutnya. "Aku mencintaimu, Shiho," bisik Shinichi sebelum dia tertidur. Bersambung...
Posted on: Mon, 08 Jul 2013 04:09:08 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015