Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank - TopicsExpress



          

Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (23/9/2013) diprediksi konsolidasi. Pasar mulai mengkhawatirkan proses negosiasi utang AS. Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi konsolidasinya rupiah awal pekan ini salah satunya dipicu oleh pasar yang agak khawatir menjelang dimulainya negosiasi batas atas utang AS (debt ceiling) yang deadline-nya 1 Oktober 2013. Seharusnya, kata Firman, tanggal 30 September sudah ada solusi atas kenaikan bata atas utang AS itu. "Karena itu, rupiah akan bergerak konsolidasi dalam kisaran 11.270 hingga 11.400 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM. Sejauh ini, kata dia, Partai Republik tetap bertahan untuk memangkas anggaran demi meloloskan anggaran pemerintah AS itu. "Tapi, Presiden Obama tidak suka dengan proposal yang diajukan oleh Partai Republik karena jenis pendanaan yang didapat, bersifat sementara," ujarnya. Jadi, kata dia, kalaupun kenaikan batas utang diloloskan, Desember mendatang harus kembali negosiasi antara pemerintah, dengan Kongres dan Senat AS. "Jika AS tidak menaikkan batas utang, pemerintah akan kesusahan untuk mendapatkan pendanaan untuk membiayai pemerintahannya," papar dia. Firman menduga, negosiasi kenaikan utang itu diloloskan oleh Kongres dan Senat AS. Masalahnya, kata dia, pasar tidak suka dengan proses negosiasi yang terlalu berlarut-larut dan didramatisasi sehingga meningkatkan ketidakpastian di pasar. "Meskipun, probabilitas terbesarnya adalah diloloskan," tandas dia. Obama dan Partai Republik akan mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak. "Masalahnya, proses negosiasi itu akan cukup alot dan menimbulkan risiko pasar di AS," ungkap dia. Karena itu, rupiah hanya akan melaju netral seiring, di sisi lain, berkurangnya kekhawatiran terhadap pengurangan (tapering) stimulus The Fed. "Pasar sudah cukup senang dengan penundaan stimulus. Masalahnya, tinggal rupiah akan stabil di level berapa," tuturnya. Konsolidasinya rupiah, juga dipicu oleh pasar yang masih mencerna hasil pemilu di Jerman kemarin. "Kemungkinan tidak ada partai yang menang signifikan meskipun Angela Merkel masih bisa mempertahankan posisinya sebagai kanselir Jerman. Hanya saja, Angela harus menyusun koalisi pemerintahan," papar dia. Di sis lain, rangkaian data manufaktur global yang akan dirilis Senin ini, akan memberikan sentimen positif. "Mulai dari indeks manufaktur China versi HSBC yang sebelumnya dirilis 50,1 untuk preliminary," ucapnya. Data manufaktur global, pemilu Jerman dan negosiasi debt ceiling AS menjadi topik awal pekan ini. Nanti siang akan dirilis indeka manufaktur zona euro. Angkanya sudah diprediksi naik dari 51,4 menjadi 51,7. Indeks Manufaktur Jerman sudah diprediksi naik dari 51,8 menjadi 52,2. Begitu juga dengan indeks manufaktur Perancis yang diprediksi naik dari 49,7 menjadi 50. "Membaiknya kondisi manufaktur di zona euro seharusnya bisa memberikan sentimen positif," timpal dia. Tapi, rupiah tetap hanya konsolidasi. "Sebab, meski data manufaktur China dan Eropa positif, pasar agak khawatir menjelang dimulainya negosiasi batas atas utang AS yang deadline-nya 1 Oktober 2013," imbuhnya. Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (20/9/2013) ditutup melemah 78 poin (0,69%) ke posisi 11.355/11.370. [
Posted on: Sun, 22 Sep 2013 23:39:59 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015