● Maksiat di Depan Mata, - TopicsExpress



          

● Maksiat di Depan Mata, Lantas...? ________________________________ [Ada baiknya, membaca terlebih dahulu "Dua Wajah Dunia Kita"] MAKSIAT, mari menilik kepada definisi KBBI, agar kita sama memahami pengertiannya, mak•si•at n perbuatan yg melanggar perintah Allah; perbuatan dosa (tercela, buruk, dsb). **Jika mengambil contoh maka... mencela orang lain adalah maksiat, begitu juga dengan membicarakan orang lain, berdusta, menutup ilmu, bersikap dg berlebih-lebihan, buang sampah sembarangan, mencontek, berpakaian minim atau tidak berjilbab yang berarti membuka aurat, atau mungkin yang lebih buruk seperti syirik. Terlalu banyak contoh keburukan yang berarti melanggar perintah Allah, namun.. tentu saja teramat banyak juga contoh kebaikan.** Di setiap abad atau era, menurut admin, orang-orang yang melanggar perintah Allah akan SELALU ada, dan sikap terhadap pelanggaran itupun ada dan berbeda-beda, sepakat? Tantangan maksiat-pun juga berbeda-beda, coba saja kita menilik zaman ini, dalam waktu baru-baru ini, kita telah banyak memperbincangkan sebuah ajang penuh pelanggaran atas perintah Allah, bernama #MissWorld. Menilik sejarah, nyatanya #MissWorld adalah ajang yang telah berjalan dari tahun 1980an, itu berarti sudah belasan tahun yang lalu. Dan, istimewanya tahun 2013 ajang ini masuk ke Indonesia, negara dengan penduduk muslim terbanyak, negara dengan rakyat -yang bisa dikatakan- paling pro terhadap isu-isu kemanusiaan muslim di seluruh dunia, negara yang identik dengan dakwah “wali songo”, negara yang dapat dikatakan paling banyak memiliki masjid, dan banyaknya komunitas islam yang berkembang. Sayangnya, negara ini seakan-akan mencoreng mukanya sendiri. Terlibih rencananya ini ada di kota Bogor, yang katanya adalah kota Beriman. Subhanallah. Sebelum ini sesungguhnya Admin juga dikejutkan dengan beberapa hal lainnya, semisal konser band beraliran metal yang menyedot ratusan atau ribuan penonton (yang entah kemudian penontonnya itu mendirikan shalat atau tidak, sebab katanya jadwalnya bentrok dengan waktu shalat, semoga ini hanya katanya…) Ini hanya salah satu contoh kasus dari konser itu. Lalu kemudian ajang pencarian bakat menyanyi yang begitu heboh memeriahkan konser “around the world” yang juga mendatangkan beberapa juri dari barat sana. Admin yakin, tentulah kita dapat menduga bagaimana rupa-bentuk pakaian, tarian, suguhan-suguhan yang mereka tawarkan di bulan Syawal itu..? (Sayang sekali, padahal Ramadhan baru beberapa hari berlalu…. ) Mengapa mereka begitu ringan bertamu ke rumah kita, Indonesia, yang katanya… berbudaya, beragama dan memiliki nilai sopan santun. Atau… mungkin, nyata….. nilai-nilai seperti itu telah rontok dari negeri kita ini? Mungkin, mereka bertamu, sebab diam-diam mereka merasa terundang, atau terang-terangan kita yang mengundangnya. Nah, bagaimana bentuk rupa undangan itu….? Yah. Mungkin, ada baiknya kita melihat gajah di pelupuk mata kita, melihat noda-noda kemaksiatan yang ada disekitar kita. Bahkan mungkin noda-noda di diri kita sendiri yang bisa jadi tidak bersabar terhadap kemaksiatan itu, hingga membuat kita juga menjadi pelaku kemaksiatan. (Hanya jika kita sepakat bahwa sabar itu diartikan sebagai ini : “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….”) Mungkin banyak dari kita yang tidak bersabar, atau banyak diantara kita yang sedikit mengingatkan orang lain (ayah-ibu, kakak-adik, sahabat-teman-saudara, orang asing) untuk juga bersabar. Bersadar dengan menahan diri dari keinginan menonton acara-acara seperti itu, bersabar dari mengikuti gaya-gaya atau tingkah laku yang bertolak dengan ajaran Islam. Bersabar ditengah banyaknya tawaran pekerjaan yang jauh dari kata “halal”. Mengingatkan sahabat kita yang masih berkutat dengan budaya pacaran, budaya keluh, budaya caci-maki agar lebih bersabar. Mengingatkan orang yang curang, suka mencontek, terlalu banyak tertawa dan sedikit bekerja, untuk lebih bersabar dengan menjalankan perintah-Nya (Perlu dijelaskan bagaimana bersabar yang sesuai dengan perintah-Nya, tidak lain adalah bekerja dengan jerih payah sendiri, bekerja jujur, tertawa sesuai sunnah, banyak bekerja… sekalipun rasanya masih berat-susah-dan lama, namun ini kesabaran). Dan tidakkah kita sadari, di depan mata kita begitu banyak pelanggaran-pelanggaran atas perintah-Nya. Nah, dapatkah kita temukan kunci solusi jika maksiat ada didepan mata kita…? Lantas apa yang kita lakukan….? #INSANIUNDIP learning together, randomtag, barakallahu fiik
Posted on: Fri, 06 Sep 2013 09:58:35 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015