PEMERINTAH DIMINTA PERKUAT 3 SEKTOR ANTISIPASI DAMPAK KONDISI - TopicsExpress



          

PEMERINTAH DIMINTA PERKUAT 3 SEKTOR ANTISIPASI DAMPAK KONDISI AS Jakarta – Pemerintah diminta untuk memperkuat kinerja tiga sektor, yakni perdagangan, investasi dan finansial dalam waktu dekat. Pasalnya tiga sektor tersebut dinilai sangat rentan oleh dampak adanya penutupan sebagian besar layanan pemerintah Amerika Serikat (AS), sebagai akibat tidak disetujuinya APBN oleh kongres. Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menjelaskan pada sektor finansial, situasi gejolak pemerintahan AS akan berdampak pada terjadinya arus modal keluar (capital outflow). Oleh karenanya pemerintah diharapkan bisa mengantisipasi dampak negatif situasi AS pada tiga sektor tersebut. “Kalau ditanya spesifik ke Indonesia, yang bisa saya liat langsung (dampak AS) terkait perdagangan dan investasi. Dampak ke aspek finansial juga ada karena akan ada flight to quality dan ini akan membuat tekanan capital outflow di Indonesia dan itu musti di antisipasi,” ujar Agus Marto di kantor Mahkamah Agung usai menghadiri pelantikan Mirza Adityaswara sebagai Deputi Gubernur Senior BI, Jakarta,, Kamis (3/10). Agus berharap kondisi penutupan sebagian kantor layanan pemerintah AS tidak akan akan berlangsung lama karena akan berdampak pada kondisi ekonomi dunia, yang dimulai dari negara adikuasa tersebut ke negara mitra bisnis terbesarnya seperti Jepang, RRT hingga RI. Dia juga berharap supaya penyelesaian masalah APBN di AS tidak hanya kesepakatan anggaran Obamacare, melainkan juga terhadap plafon utangnya (Debt Ceiling) karena merupakan suatu kesatuan. Apabila penutupan kantor pemerintah AS dilakukan berkepanjangan, katanya, maka juga akan berdampak pada pengurangan stimulus fiskal (tappering) oleh Bank Sentralnya (The Fed). “Kita harapkan penyelesaiannya bukan hanya kesepakatan anggaran tetapi juga terkait dengan ceiling pinjaman AS karena itu merupakan satu kesatuan. Seandainya shutdown itu berketerusan, kami menyakini itu akan berdampak pada ekonomi AS namun kalau hal itu terjadi tentu itu berdampak kepada pengurangan stimulus yang pasti akan dikaji oleh otoritas di AS,” katanya. Pendapat senada dikatakan Wakil Menteri Keuangan II Bambang PS Brodjonegoro. Menurutnya jika shutdown di AS berlangsung lama, maka bisa berpengaruh pada pemulihan ekonominya dan juga kinerja ekspor RI. Namun dia yakin pemerintah AS bisa mengatasi situasi tersebut karena bukan pertama kali dialami negara Paman Sam itu. Bambang menuturkan sejarahnya, penutupan layanan pemerintah tersebut pernah dialami sebanyak 17 kali dalam 30 tahun terakhir dalam tempo antara dua hingga 30 hari. Dia juga berpendapat situasi yang terjadi lebih merupakan gejolak politik internal dan bukan mencerminkan situasi ekonomi AS. “Mudah-mudahan yang terjadi sekarang temporer, itu lebih karena bargaining politik-lah karena sebagai partai berkuasa Demokrat juga gak mau disandera sama Republik sehingga dia ingin menunjukan kepada Republik jika menyetujui debt ceiling ya ini akibatnya, akibatnya tidak popular Republiknya,” imbuhnya. Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan dampak kondisi internal AS terhadap ekonomi global relatif terbatas, seperti yang terjadi pada 1995 dan awal 1996 lalu. Namun dia mengingatkan hal yang perlu dikhawatirkan adalah jika AS gagal menaikkan plafon pinjaman karena akan menimbulkan resiko gagal bayar. “Kalau itu terjadi maka ada krisis financial global yang parah. Makanya kemungkinan itu terjadi mudah-mudahan kecil. Bagaimanapun juga, kurs dolar AS dan instrument US treasury bond itu adalah instrument global bagi bank sentral global menumpuk cadangan devisa mereka,” katanya. Sedangkan Kepala Ekonom CIMB Niaga Winang Budoyo mengatakan meskipun shutdown secara signifikan, namun sebetulnya dampaknya terhadap ekonomi AS hampir tidak ada. Masalahnya, imbuhnya, dampak negatif muncul karena adanya presepsi pasar terhadap ketidakpastian tersebut walaupun dampaknya ke ekonomi RI tidak kelihatan. beritasatu/ekonomi/142124-pemerintah-diminta-perkuat-3-sektor-antisipasi-dampak-kondisi-as.html Sumber : BERITASATU.COM
Posted on: Thu, 03 Oct 2013 08:43:48 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015