Rintik Hujan di Taman Bunga Part 1 Sore itu, Devi sedang - TopicsExpress



          

Rintik Hujan di Taman Bunga Part 1 Sore itu, Devi sedang berjalan dengan adik sepupunya. Ia tidak bersama Risty, adik kandungnya karena, Risty sedang ada pekerjaan rumah yang ia kerjakan bersama teman sekolahnya. Adik sepupu Devi bersama Visty. Visty berumur 13 tahun. Visty sepantaran dengan Risty. Devi dan Visty pergi ke mall. Di mall, mereka membeli kado ulang tahun pernikahan kakek dan neneknya. Mereka juga membeli persiapan makanan dan minuman untuk liburan ke Bandung minggu depan. Devii menaiki mobilnya yang bergambar alunan music para nada. Visty duduk di depan, di sebelah Devi. Devi mengendarai mobil sendiri, ia tidak bersama sopir karena sopirnya sedang sakit. “Vis, nanti di sana kamu mau beli apa aja selain buat kakek nenek dan persiapan liburan?” tanya Devi. “Itu aja ci, aku mau beli novel. Risty kan juga suka baca novel juga ci?” tanya Visty. “Oke. Nanti cici anter kamu ke Gramedia yaa.. Risty tadi juga udah titip pesen, kalo Visty beli novel, yang seleranya sama kaya kamu. Nanti kamu pilih yang kalian berdua suka yaa.. “ ucap Devi. “Terus nanti waktu aku beli novel cici ke mana?” tanya Visty. “Cici ya nungguin kamu lah.. Kan cici yang bayar, “ ucap Devi sambil mengerem. “Makasi ci. “ ucap Visty tersenyum. “Iya, sayang. “ ucap Devi. Semua adiknya Devi dianggap sebagai adik kandung. Devi sangat menyayangi anak anak. “Yuk, Vis. Udah sampe. Jangan ketiduran dong. ‘’ ucap Devi sambil membangunkan Visty. Rupanya Visty ketiduran. “Udah sampe ci? Duh, ketiduran. Abis lagunya enak sih. Lagunya cici kan?” tanya Visty sambil menutup mulutnyaa yang menguap. “Iyaa. Yuk. “ ajak Devi. Mereka memasuki mall itu. “Kira-kira mau kasih ke oma opa apa ya ci? “ tanya Visty. “Iya nih. Cici bingung. Opa sama Oma belom punya apa ya? Tadi sih maminya cici nyuruh beli aja selimut atau jaket. Kan kita mau liburan ke Bandung. Di sana kan dingin. Tapi masa Cuma jaket? “ tanya Devi mulai menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. “Perhiasan mungkin ci? “ tanya Visty. “Masalahnya, cici nggak bawa uang segitu. Ehm, kita kasih topi untuk opa, tas untuk oma? Plus jaket kalo gitu. “ ucap Devi. “Boleh ci. Ide bagus. Berarti sekarang ke itu aja ci, “ ucap Visty sambil menunjuk sebuah toko. Toko Le Fashionia. Mereka menuju ke sana. Di sana banyak terdapat topi – topi , tas yang bermacam-macam model, tetapi tak ada jaket. Jaket bisa dibeli di toko baju laah.. batin Devi. “Ci, aku nemu bagus nih. Cocok buat Oma. Tas nya nggak terlalu ribet, nggak terlalu berat, juga nggak kalah model jaman sekarang. Harganya lumayan kok ci. Nggak mahal mahal banget. Muat banyak deh kayaknya. “ ucap Visty sambil menunjukan tas berwarna krem. “Waa,,,ini bagus. Iya, buat Oma yang ini aja. Cocok juga sama kulitnya Oma. Kalo harga sih nggak masalah, tadi sama maminya cici sama papimu juga udah dikasi uang. Jadi kita ngado bareng-bareng, Cuma cici aja yang dipasrahin beli. “ ucap Devi sambil melihat-lihat tas itu. “Permisi, nona. Tas itu ada pasangannya. “ ucap seorang pelayan toko berseragam Le Fashonia. “Maksudnya Mbak ?” tanya Devi “Ya, tas ini cocok jika bersanding dengan topi ini atau sepatu inii. “ ucap seorang pelayan itu lalu menunjukan topi dan sepatu yang dimaksud. “Waa, ini nih Vis. Topinya keren, buat Opa ini aja yaa.. “ ucap Devi lalu mengambil topi yang semulanya dipegang oleh pelayan itu. “Iya ci. Ini bagus. Bisa nggambarin karrakter Opa. Hihihi. “ ucap Visty sambil tertawa kecil. “Okeh. Mbak, saya ambil yang ini ya. “ ucap Devi lalu menyerahkan tas dan topi yang dipilihnya tadi. “Baik, silahkan tunggu di kasir, kak. “ ucap pramugari itu. ----dikasir---- “Semuanya Dua ratus ribu tujuh puluh lima ribu rupiah, kak. “ ucap Kasir. (Kasir adalah orang yang berjaga di Kassa. Kassa adalah tempat untuk membayar semua barang yang sudah di beli.) “Ini, mbak. Terimakasiih. “ ucap Devi lalu menerima kembalian uang itu. Sementara, barang sudah dibawa oleh Visty. “Ci, sekarang kita ke mana? “ tanya Visty. “Kita ke... Ke Gramedia aja dulu. Tuh, di sana. Nanti baru kita ke toko baju sama supermarket ya. “ ucap Devi menunjuk toko yang ada di hadapan mereka sekarang. “Ok ci. “ ucap Visty mengacungkan jempol. Mereka memasuki gramedia. “Yaudah, Vis, kamu pilih novel kesukaanmu sama kesukaannya Risty. Cici di sini ya, mau cari majalah. “ ucap Devi. Dan, Devi memilih majalah majalah, sementara Visty memilih novel. 15 menit kemudian, Devi menghampiri Visty. “Udah belom, Vis? “ tanya Devi. “Udah, ci. Aku beli berapa yaa? “ tanya Visty bingung. Di tangannya, ada 6 novel ysng dipilihnya. Ada “Gerimis di Arc De Triomphe”, “Autumn In Paris”, “Love Basket”, “Sunshine Becomes You”, “Seoul, I Miss You”, “Winter In Tokyo”. “Hm, banyak banget. Yang kira-kira kamu paling suka yang mana?” tanya Devi sambil melihat sinopsis salah satu buku. “Kalo aku ci, paling suka yang Seoul I Miss You. Kalo Risty suka yang Gerimis di Arc De Triomphe. Nah, cici mau beli nggak?” tanya Visty sambil melihat beberapa buku lainnya.. “Cici juga suka baca novel. Tapi, cici pilih yang ini deh. “ ucap Devi sambil mengambil buku “Raksasa Dari Jogja”. “Yaudah ci, kita beli 3 ini aja. “ ucap Visty. “Okeeh,, sini cici bayar.. kamu ikut. Biar tau cara bayar :p “ ucap Devi sambil menggandeng tangan Visty. Makasiih, lo ci, cici Devi baik. Batin Visty. “Ini, bu. Berapa semuanya?” tanya Devi kepada seorang ibu yang menjaga kassa. “Semuanya Sembilan puluh lima ribu rupiah. “ ucap Ibu itu lalu menyerahkan novelnya. “Duh, dompet cici mana, ya Vis? “ tanya Devi sambil mencari-cari dompetnya. “Ilang kah ci? “ tanya Visty yang ikut membantu mencari dompet. “Bagaimana, mbak? “ tanya Ibu penjaga Kassa. “Sebentar, Bu. Aduh, kok nggak ada ya..?” Devi bingung mencari-cari dompetnya. “Semuanya berapa bu? Biar saya bayar. “ ucap seorang lelaki yang tiba-tiba muncul. Lelaki itu adalah Girsang, teman kuliah Devi. “Semuanyan Sembilan puluh lima ribu rupiah, mas. “ uca[ Ibu penjaga kassa itu. “Ini, bu, saya bayar. Terimakasih. “ ucap Girsang. “Gir, makasiih lo. Kalo nggak ada kamu ga tau gimana jadinya. Lagian, dompetku ke mana sih? “ ucap Devi. “Santailah Dev. Coba kita lapor satpam. “ ucap Girsang yang langsung menarik tangan Devi ke pos satpam yang berada di dalam mall. “Pak, dompet teman saya hilang. “ ucap Girsang kepada Pak Satpam yang berjaga di situ. “Ciri-ciri nya seperti apa, mbak?”tanya Pak Satpam itu. “Dompet saya wwarna biru, pak. Di pinggir-pinggirnya seperti ada rendanya, Pak.” Ucap Devi. “Seperti ini?” tanya Pak Satpam itu sambil menyerahkan sebuah dompet yang berwarna biru, sama seperti yang disebutkan oleh Devi tadi. “Yaa, ini Pak. Terimakasiih, pak. “ ucap Devi lalu mengambil dompetnya itu. Kemudian mereka berjalan beberapa langkah. “Gir, ini, aku ganti uang kamu tadi. “ ucap Devi sembari menyerahkan uang. “Nggak usah...” ucap Girsang. “Waaah, kak Girsang baik...” ucap Visty yang langsung berbicara. “Iya, pasti dong. “ ucap Girsang mengalihkan pandangan ke Visty. “Yaudah, Gir. Aku sama Visty mau ke supermarket. Bye..” ucap Devi menggandeng tangan Visty. “Okehh...bye..” ucap Girsang, melambaikan tangan.. Bersambung.... Minta tanggapan, saran, dan kritik yaa... Karena, aku juga lagi belajar bikin cerbung... Semoga mengasyikan... Selamat Membaca.... Miss Cerbung
Posted on: Sun, 29 Sep 2013 07:18:23 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015