SEORANG ANAK TEGA MEMUTILASI IBU TIRINYA “Hei ngapain di atas - TopicsExpress



          

SEORANG ANAK TEGA MEMUTILASI IBU TIRINYA “Hei ngapain di atas sana ?” “Jangan dekat-dekat, gue mau bunuh dirii.. “ sahut seorang wanita berbaju hijau dari atas bangunan berlantai 3 dengan nada terisak-isak. Lelaki tadipun tidak mengindahkan peringatan wanita berbaju hijau itu. Ia malah melangkah kedalam gedung dan berniat menghampiri wanita tadi. Tak lama kemudian lelaki itupun sudah sampai di lantai atas gedung, dan tanpa basa-basi dengan santai ia bersandar di pagar pinggir gedung tempat wanita itu berdiri sambil memandang wanita td dngan senyuman kecil & gelengan kepala. “Kenapa lu kesini, gue kn udah peringatin lu, jgan deket-deket gue ?!” ucap wanita itu dengan nada tinggi namun masih terisak-isak. Lelaki itupun tersenyum kemudian berkata, “Lu beneran mau bunuh diri?” “Ya iyalah, lu pikir gue becanda” jawab wanita itu dengan tangisan rengek. “Emang lu gx takut ? Gedungnya tinggi loh” kata lelaki itu sambari melihat kebawah. Mendengar ucapan lelaki itu yg begitu santai wanita itupun menyeimbangkan pijakannya pada pagar beton gedung itu. Tangannya direntangkan agar seimbang. Sesekali ia melihat kebawah. Sepertinya ia mulai merasa takut. Tekatnya yg td begitu bulatpun berubah bentuk, mungkin sekarang jadi lonjong atau persegi empat. “Lu kok nakutin gue” Rengek’an manja keluar dr mulutnya. “Hahaha .. siapa yg nakutin elu, gue kn nanya, emang lu berani ? gedungnya kn tinggi. Hahaha .... “ lelaki itupun tertawa lepas. “Udah deh lu pergi aja sana, lu udah ganggu acara bunuh diri gue, udah pergi sana” ucap wanita berbaju hijau dengan nada manja mengusir lelaki td. “hahaha iya iya gue pergi .. “ lelaki itupun melangkah meninggalkan wanita berbaju hijau itu. Wanita itupun menoleh ke belakang memastikan bahwa lelaki itu benar akan pergi, kemudian ia memalingkan pandangannya kebawah gedung. Tinggi sekali, mungkin itu yg ada di benaknya. Iapun memejamkan mata dan mengambil nafas panjang, bersiap untuk melompat. Ia menarik nafas panjang lagi. Wanita itu berusaha menyakinkan dirinya untuk melompat. . . . . . Tiba-tiba konsentrasinya buyar saat lelaki tadi yg belum jauh meninggalkannya bersuara, “hei, lu laper nggak, gue ada siomay nih?” “Bisa nggak sih lu nggak ganggu gue?” wanita itu terlihat kesal. “ya maaf deh, gue kn nawarin aja, kayaknya lu belum makan, may siomay ? nih ?” tawar lelaki itu sambil menyodorkan bungkusan plastik hitam dari kejauhan. “Gue nggak suka siomay” jawab wanita itu. Ia masih kesal, terlihat dari kerutan dimatanya yg menatap tajam lelaki itu. “Ohh .. “ lelaki itu melangkah lagi kemudian berbalik dan bertanya, “kalo coklat mau nggak?” kali ini ia menyodorkan 2 batang coklat. Wanita itu hanya diam saja, ia menghela nafas dan menatap ke arah lelaki itu. “ya siapa tahu sebelum mati lu mau makan coklat dulu.”lanjut lelaki itu. “Iya deh gue mau.” Jawab wanita itu. Ekspresinya masih cemberut. Ia masih kesal karena acara bunuh dirinya tertunda. Lelaki itupun melangkah menghampiri wanita tadi, ia menyodorkan 2 batang coklat, dan wanita itu mengambil yang salah satunya. Lelaki itupun tersenyum dan berkata, “nah gitu dong, di akherat ntar mana ada yang jualan coklat, hihihi... “gx lucu !” jawab ketus wanita itu sambil membuka bungkusan coklatnya, “Lu mau berdiri aja disitu ? Gx mau turun lu ?” “Gx.” Masih cemberut, coklat itupun dilahapnya seperti anak kecil yg lagi ngambek. Tiba-tiba wanita itupun batuk, mungkin keselek coklat. Dengan cepat lelaki itu menyodorrkan minuman botol dan wanita itu menyambutnya dengan ucapan terima kasih. Namun masih cemberut dan kesal. Ia menelan beberapa teguk air kemudian melanjutkan melahap coklatnya. “Oh ya nama lu siapa ?” lelaki itu mulai berani bertanya serius. “Untuk apa lu tahu? Penting banget ya ?” masih ketus. “gx penting sih, ya udah deh gue cabut ya, nih masih ada satu coklat lagi kalo lu mau.” Lelaki itupun meleyakn satu coklat lagi tepat di samping kaki wanita itu kemudian melangkah pergi meninggalkan wanita itu yg masih berdiri di pagar gedung. Wanita itupun terdiam sejenak kemudian menoleh ke belakang, ke arah lelaki itu. “Nama gue Ani” Ucapnya setengah berteriak. Lelaki itupun menghentikan langkahnya dan berbalik badan, “nama gue Anto, salam kenal aja ya.” Kemudian ia melangkah lagi menuju tangga meninggalkan wanita itu. “Hei!” teriak wanita itu memanggil. Lelaki itu tetap melaju. “Hei!” panggilnya lagi. Lelaki itupun menghentikan langkahnya dan membalik badan. Ia berdiri dan melihat ke arah wanita berbaju hijau itu. “Lu nggak nanya kenapa gue mau bunuh diri?” “Loh untuk apa gue tahu? Kalo mau mati ya tinggal lompat aja.” Jawabnya diiringi senyuman kecil. Wanita itupun terdiam, ia menoleh ke bawah gedung. Wajahnya sekarang terlihat ragu. “Kalo lu takut ketinggian, lu bisa kok gantung diri atau minum racun nyamuk .. hahahaa” lelaki ini masih saja bercanda. “Gue nggak mau hidup lagi, gue sakit hati” Air mata mulai menetes di matanya. Lelaki itupun melangkah mendekati wanita tadi, ia menggapai tangan wanita itu. Wanita itupun mengerti maksud lelaki tersebut, ia pun turun dari pagar. Ekspresi wajahnya sedikit malu. Lelaki itupun menyodorkan selembar tissue. Wanita itu menyambutnya dan menghapus air mata dipinggir matanya. “cowok gue meninggal, sakit leukimia... “ wanita itu mulai bercerita. “gue merasa kehilangan banget, gue nggak bisa hidup tanpa dia, rasanya gue pengen nyusul dia. Gue sayang banget sama dia...” tangisnya menjadi. “hikss hikss ... tiap malam gue selalu bayangin tentang dia, sudah dua tahun dia pergi ninggalin gue tapi sampai saat ini gue nggak pernah bisa ngelupain dia. Cuma dia yg bisa ngertiin gue, yg sayang sama gue, yang selalu ada buat gue, yg selalu bikin gue tersenyum. Gue mau mati aja.” Tangisnya dalam. Lelaki itu hanya terpaku mendengar cerita dari wanita itu. “Mendiang cowok gue namanya Ardi.” Wanita itu memejamkan mata, mencoba menenangkan diri namun tak bisa. Gelisah hatinya tampak jelas. “Dia janji nggak akan pernah ninggalin gue tapi ternyata dia bohong, dia ninggalin gue.” Air matanya jatuh lagi. “Tiap gue tidur, gue selalu berharap saat gue bangun ada dia di samping gue. Gue pengen banget ketemu dia, gue kangen lu, Di...”air matanya tumpah tak terbentung. Jelas begitu dalam kehilangan yang ia rasakan. “Gue pengan mati ajaaaa ... “ lanjutnya lagi. Lelaki itu hanya diam saja. Suasana hening. “Gue juga pernah ngalamin hal serupa kayak yang lu alamin saat ini. Tunangan gue meninggal dalam kecelakaan mobil. Itu terjadi di hari pertunangan kami. Memang berat banget rasanya kehilangan orang yang kita sayang. Rasanya dunia ini tak adil, berat banget untuk mengikhlasinnya. Tapi gue percaya kok kalo Tuhan pasti punya maksud lain. Gue yakin cowok lu di sana pasti akan sedih ngeliat lu kayak gini, begitupun tunangan gue. Mereka pasti sedih ngeliat kita putus asa. Apapun yang terjadi hidup harus tetap berjalan dan gue percaya kalo yang hilang dari hidup kita, akan digantikan dalam bentuk yang lain. Sama halnya gue percaya kalo suatu saat nanti, akan ada pengganti tunangan gue yang Tuhan kirimkan dengan cara yang sangat spesial khusus buat gue, buat lu juga.“ “yang hilang dari hidup kita akan digantikan dalam bentuk yang lain ?” “Iya. Jadi kalo lu beneran sayang sama cowok lu, lu harus tunjukin ke dia bahwa senyuman lu, keceriaan lu, kebahagianlu, bahkan hidup lu di dunia ini lu persembahkan buat dia.” ‘jadi menurut lu gue harus belajar membuka hati buat orang lain ?” “Iyap.” Jawab lelaki itu dengan senyuman. “eh lu mau siomay nggak ? gue mau cabut nih, udah sore. Gue belum mandi dari td pagi soalnya. Hahahaa “ “Hahaha ... pantas aja bau.” Kata wanita itu sambil menutup hidungnya. “ah rese’ lu .. “ balas lelaki itu sambil mengusap-usap rambut wanita berbaju hijau itu. “ya udah, gue cabut ya.. “ lanjutnya lagi sebelum melangkah pergi. “hei.” Panggil wanita itu. Lelaki itupun menoleh. “nama lu siapa tadi ?” lanjutnya. “nama gue Anto.” “To’, hmm... makasih yah.” Lelaki itupun mengacungkan jempolnya sambil tersenyum. kemudian melangkah pergi, dan berbalik lagi kemudian bertanya, “Bunuh dirinya jadi?” “Apaan sih lu .. hahahhaha “ “hahahaa ...” Mereka berduapun tertawa. Kemudian saling menatap dan tersenyum. Tak lama kemudian lelaki itupun pamit dan pergi meninggalkan wanita berbaju hijau itu. Langit sorepun mulai memerah. Matahari tak lama lagi akan tenggelam. Wanita berbaju hijau itupun tersenyum menatap kearah langit. Entah apa yang dia pikirkan. sehingga rencana bunuh dirinya tidak jadi dan mungkin tidak akan pernah jadi. THE END
Posted on: Fri, 19 Jul 2013 14:22:04 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015