Screaming of the city - TopicsExpress



          

Screaming of the city Phoenix and Mark Hills (1) Rabu, 21 Januari 2051 Pagi itu, di sebuah kota Megapolitan bernama Phoenix City yang bersuhu 3˚ C, berjalanlah seorang pria kurus melawan dinginnya udara di kota. Pria itu bernama Mark, Mark Hills.. Berbagai surat kabar telah memprediksi adanya penurunan suhu yang terjadi pada hari ini, begitu pula dengan kantor berita di televisi dan media online lainnya. Berbekal sweater kulit domba, Mark berjalan menyusuri padatnya lalu lintas di Phoenix City. Menembus dinginnya udara menuju University Stride of Future, dengan ransel butut yang senantiasa menemani hari-hari Mark. Mark adalah mahasiswa angkatan akhir kelas Kimia. ”Hey culun, dari mana kau dapat tas seperti itu? Pasti kau memungutnya dari tempat sampah kan?” ledek seorang pemuda tampan yang bernama Tony. “Bagaimana keadaan ibumu, Balok kayu? Apa dia baik- baik saja setelah dipukuli oleh polisi?”. “Hahahaha…”. “Hei kau anak pelacur! Kira-kira berapa dollar yang harus aku keluarkan untuk mengencani ibumu semalaman? Pasti tak lebih dari 10 dollar kan?”. Setiap hinaan demi hinaan yang diucapkan oleh teman- teman Mark, selalu diakhiri dengan kata “hahahaha….” yang panjang. Memang, pekerjaan Ibunya lah yang selalu menjadi bahan ledekan. Ya, Ibu Mark adalah seorang PELACUR…!!! Suara gelak tawa yang semakin terdengar riuh menambah kebisingan di pagi itu. Segera mungkin Mark menyingkir dari teman-teman yang sedari tadi mengolok- olokannya. Mark berjalan santai dengan ciri khasnya, wajah menunduk. Siapa yang tak menunduk malu jika memiliki seorang ibu yang bekerja sebagai pelacur? Bukan hanya teman-teman Mark, hampir semua orang di kampus telah mengetahui fakta menyakitkan tersebut. Ingin rasanya Mark memukul semua orang yang telah meledek Mark. Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan Mark. Dia dianugerahi otak yang encer sehingga mampu diterima di University Stride of Future yang merupakan Universitas paling populer di Homeland dengan beasiswa penuh. Sebuah kebanggaan tertentu yang dimiliki Mark. Oleh sebab itu, Mark terkenal di kampus karena dua hal, kepintarannya dan pekerjaan Ibunya. Di lingkungan kampus, Mark selalu menyendiri. Tak ada seorang pun yang ingin berteman dengan dia. Jangankan berteman, orang yang mendekati Mark hampir bisa dibilang tidak ada. Mulai awal masuk kuliah sampai sekarang menginjak tahun terakhir, Mark tidak mempunyai teman. Ironis. Di sela-sela istirahat, Mark selalu menyempatkan diri di taman. Pandangan Mark di taman hanya terfokus pada seorang wanita yang terduduk sendirian di taman. Terkadang beberapa anak pria dan wanita yang lain datang menggoda wanita tersebut. Jenny McLought, adalah nama wanita yang selalu Mark perhatikan. University Stride of Future memiliki banyak primadona, salah satunya adalah wanita yang bernama Jenny. Memiliki tubuh langsing proposional, leher dan kaki yang jenjang, berwajah cantik dengan lesung pipit yang senantiasa menghiasi kedua pipi Jenny kala senyum menambah rona kecantikannya. Rambutnya yang selalu digerai membuat semua laki-laki terpana. Tak heran, Jenny adalah model utama di kampus Mark. Mark jatuh cinta kepada Jenny. ###########***************########### Phoenix City adalah sebuah kota Megapolitan di Negara Homeland dan Phoenix City adalah Ibukotanya. Berada di Negara Bagian Centerpoint dan Distrik Alpha, Phoenix City tumbuh dari sebuah kota perantau menjadi sebuah kota terbesar dan terpadat di dunia, bahkan telah mengalahkan kota New York (USA) dan Tokyo (Jepang). Tumbuh dari kota yang mayoritas berdagang dan kini menjadi sebuah kota industri tersibuk di dunia. Homeland adalah sebuah negara yang terletak di bumi bagian barat, tepatnya berada di Benua Amerika. Homeland adalah pecahan dari Amerika yang ‘hancur’ disebabkan perang saudara pada tahun 2020. Memiliki luas sebesar 691.953 km2, Homeland berbatasan langsung dengan Negara Amerika Serikat di semua sisinya baik di utara, selatan, timur dan barat. Phoenix City dipimpin oleh seorang Walikota yang serakah dan acuh tak acuh dengan keadaan kotanya. Walikota itu bernama Michael Dalton. Walaupun tidak terlalu peduli dengan kehidupan penduduk di Phoenix City namun kemajuan dan perkembangan pesat dari Phoenix City adalah hasil kerja kerasnya. Keuletan dan keteguhan hatinya yang telah merubah Phoenix City menjadi kota yang berprospek cerah. Kemajuan yang pesat membuat laju pertumbuhan ekonomi dan aktifitas di Phoenix City semakin meningkat. Jumlah populasinya meningkat drastis. Pada tahun 2036, Phoenix City mempunyai penduduk sebanyak 1,2 juta jiwa dan pada survey tahun 2050 lalu, angka populasinya mencapai 9,8 juta jiwa dengan kepadatan rata-rata 5698 jiwa tiap 1 km2. Angka kelahiran juga meningkat menjadi 8 bayi per hari dari semula hanya 2 bayi per hari. Pendatang yang bertangan setiap hari ke Phoenix City untuk mencari pekerjaan semakin membuat jumlah penduduk semakin bertambah, akibatnya arus lalu lintas menjadi kacau. Beberapa kemacetan senantiasa terlihat di beberapa titik tertentu. Kemajuan bak seperti pedang, menguntungkan dan juga membahayakan. Globalisasi dan ditambah dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah memicu naiknya tingkat kriminalitas. Perampokan, pencurian, penipuan, pembunuhan, narkoba dan prostitusi adalah beberapa jenis tindak kriminal yang sering di jumpai di Phoenix City. Pengangguran, gelandangan, pengemis dan beberapa pemandangan negatif lainnya sangat mudah ditemui di hampir sepanjang jalan di tengah kota. Kota menjadi sangat rawan. Setiap hari, polisi selalu disibukkan dengan laporan tindak kejahatan. Itu semua karena dampak teknologi. Komputer, laptop dan tablet sudah tergantikan oleh teknologi lain yang jauh lebih maju. Orang-orang tidak perlu lagi membawa laptop, tablet kemana-mana, mereka hanya perlu membawa sebuah pen dengan modul mikrochip di dalamnya. Pen tersebut memiliki sebuah tombol dan sebuah minimic (Mini microphone) untuk mendeteksi perangkat suara. Apabila tombol tersebut di tekan, muncul sebuah layar proyeksi yang menggambarkan segala macam keperluan. Tinggal menggeser dengan gerakan tangan, semua menjadi teratasi. Minimic berfungsi layaknya perintah suara. Misalnya kita ingin minum kopi, tinggal ucapkan ke minimic “buatkan saya kopi” maka dalam 3 menit kopi siap untuk dinikmati. Semua perabot sudah memiliki fungsi ini sehingga kehidupan menjadi ringkas. Bahan bakar fosil hanya digunakan untuk kegiatan industri sementara kendaraan bermotor menggunakan super panel surya. Teknologi cepat berkembang. Dengan perkembangan seperti itu, Walikota sukses dalam menarik investor baru ke Phoenix City membuat kota ini bertransformasi. Puluhan perusahaan baru telah berdiri dan beroperasi setiap harinya. Tentu saja, pendapatan tahunan kota ini bertambah dengan pesat, begitu pula rekening pribadi dari Walikota, Dalton. Pendapatan perkapita Phoenix City mencapai $5.847, itu merupakan pendapatan perkapita tertinggi di dunia. Salah satu perusahaan yang mampu membuat kota ini menjadi besar adalah Suprime Corp, Ltd, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penelitian zat kimia dan obat-obatan. Perusahaan itu meroket setelah berhasil menemukan vaksin virus HIV dan telah semakin berkembang. Jutaan manusia di dunia terselamatkan dari virus paling mematikan itu. Salah satu ilmuan terhebat dan paling berpengaruh dalam perusahaan itu adalah Dr. Ben Cortez, seorang virologis, patologis dan ahli bahan kimia. Nama ilmuan itu semakin melambung seiring dengan kesuksesannya dalam menciptakan vaksin HIV. Dr. Ben berhasil merubah struktur molekul suatu senyawa dan menjadikannya sebagai vaksin. Pekerjaan Dr. Ben juga semakin padat.
Posted on: Sat, 27 Jul 2013 06:35:07 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015