Sejarah Pers Mahasiswa Indonesia - Perjalanan pers mahasiswa di - TopicsExpress



          

Sejarah Pers Mahasiswa Indonesia - Perjalanan pers mahasiswa di Indonesia, menurut Amir Effendi Siregar dalam bukunya berjudul Pers Mahasiswa Indonesia, dibagi dalam beberapa periode sejarah yakni sebelum kemerdekaan (zaman Kolonial Belanda tahun 1914-1941 dan zaman Pendudukan Jepang tahun 1941-1945) dan sesudah kemerdekaan (zaman Demokrasi Liberal tahun1945-1959, zaman Demokrasi Terpimpin tahun 1959-1966, zaman Orde Baru tahun 1966-1974, dan tahun 1974-berakhirnya Orde Baru). Periode tersebut tentu saja dapat ditambah atau berlanjut dengan masa atau era reformasi sejak tahun 1998 hingga sekarang ini. Sejarah pers mahasiswa sebelum Indonesia merdeka dipengaruhi oleh gerakan kemahasiswaan dan gerakan kebangsaan. Sesudah Kebangkitan Nasional Indonesia (1908) dan Sumpah Pemuda 1928, terbit media Berkala Jong Java (1914), Ganeca (mahasiswa BSC-1923), Oesaha Pemoeda (mahasiswa Indonesia di Kairo, 1930), Indonesia Merdeka (mahasiswa Indonesia di negeri Belanda, 1924), Soeara Indonesia Moeda (sesudah Soempah Pemoeda 1928 dan Jaar Boek (mahasiswa THS/ITB pada tahun 1930-1941). Sejarah pers mahasiswa pada zaman Jepang tidak terdapat catatan penting, mengingat situasi peperangan mengakibatkan bidang jurnalistik mengalami kemunduran yang besar. Setelah kemerdekaan, pers mahasiswa Indonesia memulai penerbitannya sesudah 1950-an. Di Jakarta antara lain Academica, Mahasiswa, Forum, Vivat, Fiducia, Pemuda Masyarakat, Ut Ommes Umum Sint (GMNI), Pulsus (PMKRI), Aesculapium (Fakultas Kedokteran). Di Bandung, Bumi Siliwangi (IKIP), Gema Physica, Gunadharma, Intelegensia (FT ITB), Idea (PMB), Scientia (FIPIA), Synthesia (CMB-CGMI) dan Ganeca. Di Yogyakarta, Criterium (IAIN), Gajah Mada (UGM), Gama (UGM), Media (HMI), Thei (Perhimi), Uchuwah (Islam), Pulsus (PMKRI), Universitas (Komunis). Di Makassar, Duta Mahasiswa (Dema Hasanudin). Di Medan, Gema Universitas. Di Padang, Tifa Mahasiswa (Dema Universitas Andalas). Penerbit pers mahasiswa tersebut terdiri atas organisasi profesi mahasiswa, misalnya kelompok mahasiswa Fakultas Teknik Mesin, organisasi ekstra universitas misalnya GMNI, CGMI, PMKRI, HMI, Perhimi (telah dilarang), dan organisasi intra universitas misalnya Dema (Dewan Mahasiswa). Kegiatan mahasiswa di bidang pers mengalami perkembangan, ditandai dengan dua kali kongres yakni pada 1955 yang melahirkan organisasi Ikatan Wartawan Mahasiswa Indonesia (IWMI) dan Serikat Pers Mahasiswa Indonesia (SPMI); dan pada 18-19 Juli 1958 melebur IWMI dan SPMI tersebut menjadi Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI). IPMI yang menyatakan diri independen mengalami kesulitan karena kelahirannya itu bertepatan dengan masa akhir demokrasi liberal dan awal demokrasi terpimpin. Beberapa penerbitan pers mahasiswa ada yang tak mampu terbit, tetapi ada juga yang baru terbit, misalnya Arena (Bandung, 1959), Pembina (Sospol Unpad, 1960), Berita-berita ITB (1961), Mahajaya (Jakarta), dan Gelora Teknologi (Dema ITB, 1964). Selain itu juga amat banyak majalah terbitan mahasiswa yang terbit secara berkala, distensil dan hanya berlaku di jurusan atau fakultasnya masing-masing dengan oplah yang terbatas. Sesudah peristiwa G30S/PKI, pers mahasiswa terbit dengan pesat di berbagai daerah. Di Jakarta terbit Mahasiswa Indonesia, KAMI yang keredaksiannya dipegang oleh pengurus IPMI Pusat. Di Bandung, Mingguan Mahasiswa Indonesia (MMI) dan Mimbar Demokrasi. Di Yogyakarta, Mahasiswa Indonesia (edisi Jateng), Muhibah (UII). Di Banjarmasin, Mingguan Mahasiswa. Di Pontianak, Mingguan KAMI (edisi Kalbar). Di Surabaya, Mingguan KAMI (edisi Jatim). Di Malang, Gelora Mahasiswa Indonesia. Pers mahasiswa tersebutlah yang mendukung penyebaran informasi perjuangan mahasiswa di bidang kemahasiswaan dan perannya dalam bidang politik. Sehubungan dengan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974, pers umum seperti ABADI, Pedoman, Indonesia Raya, dan KAMI dibredel. Situasi ini menjadikan beberapa pers kampus yang diizinkan terbit mampu meraih pangsa pasar yang besar, misalnya suratkabar kampus Salemba (UI), Gelora Mahasiswa (UGM), Atmajaya (Unika Atmajaya), Derap Mahasiswa (IKIP Yogyakarta), Airlangga (Unair Surabaya). Koran kampus waktu itu tidak hanya memberitakan kegiatan kampus, tetapi juga mengemukakan kritik sosial di masyarakat. Akibatnya setahun kemudian koran kampus dilarang terbit oleh pemerintah, misalnya Salemba (UI), Kampus (ITB), dan Gelora Mahasiswa (UGM, yang pelarangannya waktu itu dilakukan oleh Rektor UGM Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo). Kongres V IPMI di Jakarta pada 1980 belum mampu memecahkan masalah yang dihadapi pers kampus di Indonesia. Pada zaman Orde Baru pers mahasiswa mengalami situasi tertentu yakni pers kampus terbit di kampus dan di luar kampus (dengan badan penerbit tersendiri). Pers mahasiswa dapat diskemakan sebagai berikut, Periode 1966-1974, Mahasiswa Indonesia (berbentuk mingguan, badan penerbit Yayasan Penerbit Indonesia), KAMI (suratkabar, Yayasan Penerbit Mahasiswa), Mimbar Demokrasi (mingguan, Yayasan Sapta Karya); Periode 1974-1980, Salemba (dwimingguan, badan penerbit Perguruan Tinggi UI), Gelora Mahasiswa (bulanan, DeMa UGM), Kampus (bulanan, Unit Aktivitas Mahasiswa ITB); Periode 1980-akhir Orde Baru, setelah memasuki fase NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus) dan diterapkannya Peraturan Pemerintah No. 5/1980 tentang Pokok-pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri, pers kampus di berbagai perguruan tinggi di Indonesia mulai tumbuh. Misalnya Warta UI (koran kampus UI), Widya Manunggal (Undip), Mimbar (Unbraw), Civitas (Universitas Merdeka Malang), Identitas (Unhas), Bahana Mahasiswa (Universitas Riau), Wahana (Universitas Tandulako, Sulawesi), Cendikia (Unila), Gema (IKIP Surabaya), Komunikasi (IKIP Malang), dll. Para peserta Lokakarya Pers Kampus se-Indonesia (45 delegasi mewakili 45 penerbit pers kampus maupun pers mahasiswa) di Universitas Brawijaya Malang tanggal 10-13 Januari 1977 berhasil menyusun rumusan pengertian pers kampus dan pers mahasiswa sbb: 1) Pers Kampus ialah penerbitan pers yang dikelola oleh lembaga perguruan tinggi, difungsikan sebagai media komunikasi intern perguruan tinggi tersebut (di lingkungan civitas akademica). 2) Pers Mahasiswa ialah penerbitan pers yang dikelola oleh organisasi mahasiswa sebagai media informasi mahasiswa. Isi informasi bersifat mendidik, menyalurkan informasi, menghibur (rekreatif), dan sekaligus menyalurkan kritik sosial. (Tim EPI/Wid; Sumber: Buku Pengantar Praktek Kewartawanan Pers Kampus dan Majalah Sekolah, Henri Supriyanto, Penerbit Angkasa, Bandung, 1986). sumber : pwi.or.id/index.php/presspediapwi/804-s-dari-ensiklopedi-pers-indonesia-epi
Posted on: Sat, 15 Jun 2013 05:58:53 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015