Sejenak Bersama Armand Hartono Sunday, 7 April 2013 Posted by - TopicsExpress



          

Sejenak Bersama Armand Hartono Sunday, 7 April 2013 Posted by amblogree Hari Rabu lalu, 25 Juli 2012, aku mendapatkan pelajaran penting dari seorang Armand Wahyudi Hartono, Operation and Network Development Director, Bank Central Asia. Acara sharing ini merupakan salah satu dedikasi BCA dalam melayani pelanggannya. Kebetulan perusahaan tempatku bekerja merupakan salah satu nasabah BCA. Dari beberapa kali acara temu pelanggan yang diadakan BCA, pemilik perusahaan tempatku bekerja, Haji Syaifullah Sirin, sangat terkesan dengan pribadi Armand,. Menurut penuturan Pak Haji, Armand sangat rendah hati dan berjiwa melayani, tidak seperti anak orang kaya (bukan hanya kaya tapi terkaya) sebagaimana yang kita persepsikan. Saat kunjungan ke pabrik Djarum di Kudus beberapa waktu lalu, Armand telah melayani pelanggan BCA bagaikan raja. Armand menjadi MC, sekaligus Tour Guide, penyanyi, dan dancer . Wowww…. Karena itu, pak Haji berupaya membujuk Armand agar mau diundang untuk menularkan ilmunya kepada tim manajemen di perusahaan kami. Dan, Alhamdulillah Armand menyanggupi. Sebagai informasi, Armand merupakan anak bungsu dari orang terkaya di Indonesia, Bos PT Djarum, Robert Budi Hartono. Sebelum bergabung di BCA, yang sahamnya dibeli oleh group Djarum, Armand pernah menjadi Finance Director dan HR Director di PT Djarum.. Setelah tamat kuliah dari Amerika, dia tidak langsung pulang kandang, tetapi bekerja lebih dulu sebagai Analyst di JP Morgan Singapura. Armand datang pukul 17.00 menjelang buka puasa di tempat kami. Tak ada aksesoris yang menunjukkan bahwa dia seorang direktur bank ternama. Telepon genggamnya pun biasa saja, hanya Blackberry lama dan sebuah HP Nokia yang biasa saja. Saat itu beliau menggunakan batik lengan pendek, dan tidak menggunakan arloji. Jika ketemu di tengah jalan, pasti tidak ada yang menyangka kalau beliau merupakan salah satu tokoh bisnis penting di Indonesia. Menurut Armand, budget control sangat penting dalam menjalankan bisnis. Jika budget lepas kontrol, bisa terjadi deficit cashflow. Karena itu, dalam kehidupan pribadi, budget control juga wajib diterapkan. Kesederhanaan Armand tidak terlepas dari ajaran keluarganya yang dikomunikasikan secara turun temurun. Armand merupakan generasi kelima dari Cina perantauan. Generasi pertama adalah korban kekacauan di Cina yang disebabkan oleh ibu Suri (bagi yang mau lebih detil bisa cek sejarahnya di Wiki). Mereka meninggalkan Cina menuju mana saja, menghindari serbuan pasukan yang berkuasa saat itu. Tidak heran, ada yang nyasar ke Jawa, Sumatera, Kalimantan, Papua maupun pulau lain. Generasi pertama dan kedua keluarga Armand berprofesi sebagai kuli. Baru generasi ketiga yang beralih profesi menjadi pedagang. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa untuk menjadi pedagang atau pengusaha bukanlah faktor keturunan. Keturunan kuli sekalipun bisa menjadi pengusaha. Cita-cita keluarga keturunan Cina, papar Armand, sederhana saja, yaitu bisa makan sehari 2 kali. Kelebihan uang dari hasil usaha harus ditabung untuk mengantisipasi jika ada kondisi eksternal yang tidak diharapkan. Prinsip hidup dan bisnis ini dapat disingkat menjadi SRI, yaitu Simple, Reserve dan Investment. Simple: Hidup sederhana, pengeluaran harus dikontrol. Simpanan boleh, tapi simpenen jangan (“Simpanan biasanya di bawah ranjang, sementara simpenan di atas ranjang”, canda Armand). Prinsip seperti orang yang sedang menghadapi masa-masa hidup dan mati (survival) harus terus dipegang meski uang sudah mulai banyak. Reserve: Harus punya cadangan untuk mengantisipasi faktor eksternal yang tidak terduga seperti perubahan rezim, bencana alam, dsb. Investment: Kelebihan uang dari hasil usaha dan cadangan boleh diinvestasikan. Oei Wie Gwan, pendiri Djarum yang juga kakek Armand, memulai usahanya dengan berdagang antar kota di Jawa Tengah. Saat itu marjin keuntungannya relatif tinggi karena konsumen masih gelap atau tidak punya informasi mengenai harga barang. Margin perdagangan yang tinggi ini terus menurun seiring munculnya radio dan koran yang membuat konsumen semakin sadar informasi. Sejak itu, pedagang tak bisa lagi semena-mena menetapkan harga jual. Dari sini Sang Kakek berpikir untuk membuat pabrik yang saat itu margin keuntungannya masih relatif besar. Jalan-jalan ke luar negeri memperluas wawasan pebisnis. Hal ini telah disadari oleh Oei Wie Gwan. Dari perjalanannya ke Eropa banyak inspirasi dalam berbisnis, terutama dampak dari revolusi industri terhadap bisnis. Selanjutnya, yang menjadi pilihan pertama adalah mendirikan pabrik mercon atau petasan. Saat itu, semua acara penting orang kaya pasti diramaikan dengan mercon, sehingga pengusaha mercon bisa meraup untung besar. Namun, cobaan selalu datang. Pabrik mercon pada suatu malam terbakar. Untung masih ada cadangan (reserve) …. Setiap kejatuhan atau musibah pasti ada hikmahnya. Ini yang sangat diyakini oleh keluarga Djarum. Kejatuhan merupakan pendulum untuk meraih kesuksesan yang lebih tinggi. Beberapa kali pabrik terbakar, ditahan pada masa penjajahan Jepang, dan ditahan oleh tentara Indonesia, merupakan vitamin yang membuat pribadi dan bisnis mereka semakin matang. Sebagai pengusaha, Oei Wie Gwan telah menyadari pentingnya suksesi, bahkan pada saat usianya baru 20 tahun. Kebetulan saat itu beliau terkena penyakit diabetis sehingga sense of death selalu muncul. Beliau akhirnya meninggal pada umur yang masih relatif muda, 50 tahun. Di kota Kudus banyak terdapat industri karena faktor sederhana yaitu kepepet. Tanah di Kudus tidak sesubur tanah di daerah lainnya, sehingga tidak cocok dijadikan area pertanian. Karena ilmu kepepet juga Armand akhirnya bisa berbahasa Portugis. Saat membuka pabrik di Brazil, tidak ada karyawan Djarum yang bisa berbahasa Portugis, sementara orang Brazil juga tidak bisa berbahasa Inggris. Maka, mau tak mau Armand harus belajar bahasa Portugis untuk bisa berkomunikasi dengan karyawan lokal. Kini pabrik di Brazil telah beroperasi dengan lancar. Pasar Brazil yang lebih dari 200 juta orang memang sangat menggiurkan, mirip dengan pasar Indonesia. Dalam keluarga Armand, nilai-nilai keluarga diceritakan turun temurun ke generasi berikutnya. Hal ini juga diterapkan pada bisnis mereka. Knowledge Management menurut Armand bukanlah sebagaimana yang tertulis di buku manajemen berupa check list dan laporan tertulis yang kaku, tetapi harus dengan cerita yang disampaikan secara lisan kepada karyawan secara informal, sehingga efeknya lebih terasa dan membekas di hati. Setiap karyawan atau anggota keluarga yang baru pulang dari luar negeri dengan pendidikan tinggi biasanya harus di-brainwash lebih dulu. Menurut Armand, teori yang diperoleh pada jenjang pendidikan tidak bisa diterapkan mentah-mentah, tetapi harus dimodifikasi dengan suasana lokal dan karakter yang khas. Pola asuh keluarga Djarum sangat baik. Orangtua tidak pernah memanjakan anaknya. Ketika Arman bekerja pertama kali di Djarum, dia hanya memperoleh gaji senilai Rp4.000.000/bulan, sesuai standar perusahaan saat itu, padahal sebelumnya dia menerima gaji USD4.000/bulan saat bekerja di JP Morgan Singapore. Prinsip ini terus diterapkan oleh perusahaan sampai kini. Setiap anggota keluarga yang bekerja di perusahaan, gajinya harus mengikuti standar perusahaan. Jika orangtua bermaksud menambah gaji anaknya karena dirasa kurang, maka dia harus merogohnya dari uang pribadi. “Kamu harus menenggang rasa karyawan papa yang sudah bekerja puluhan tahun”, demikian Armand mengutip nasihat papanya. Sebagai pengusaha yang sangat menggantungkan bahan bakunya (tembakau) dari alam, Armand diajarkan untuk bersahabat dengan alam. Alam tidak bisa dilawan. Kita wajib berusaha keras, tapi akhirnya harus pasrah terhadap alam. Musim terkadang tidak bisa diduga. Sekuat apapun kita berusaha, jika alam berkata lain, maka kita harus bisa pasarah menerimanya. Di sinilah sekali lagi peran reserve atau cadangan. Dalam hal pendidikan, keluarga Djarum mengambil sistem terbaik saat itu, yaitu pendidikan Eropa. Eropa mengadopsi Common Law yang memberi jalan bagi orang awam untuk memiliki tanah, bukan terbatas pada tuan tanah atau Lord. Intinya, tidak ada lagi feodalisme. Inilah yang diadopsi oleh keluarga Djarum. Rasa memiliki karyawan (sense of ownership) harus ditumbuhkan dengan pemberdayaan dan penghilangan hirarki. Jabatan hanyalah alat untuk membantu menyelesaikan pekerjaan, bukan untuk membedakan manusia dengan manusia lainnya. Salah satu contoh penghilangan hirarki adalah dengan membuat ruangan kerja terbuka tanpa sekat. Ruangan tertutup hanya digunakan untuk meeting dan coaching. Dengan ruang terbuka proses approval biasanya lebih cepat dibanding ruang tertutup, begitu juga dengan proses komunikasi. Di Djarum hal ini sudah dilakukan dan terbukti operasional perusahaan bisa lebih cepat dan kebersamaan bisa lebih terbentuk. Pertama kali bergabung di BCA Armand terkejut karena melihat ada ruangan Kepala Wilayah yang menempati hampir satu lantai sendirian. Di dalamnya ada dapur dan kamar mandi. “Emang mau ngapain?” kata Armand. Dulu, nasabah BCA sulit bertemu Kepala Cabang yang dianggap laksana dewa. Kini, nasabah bisa berhubungan dengan mudah, bahkan kepada direktur sekalipun. Melalui program temu pelanggan, setiap 3 bulan sekali direktur pengembangan jaringan bertemu dengan pelanggan dalam forum makan siang. Satu sifat yang tidak boleh dimiliki yaitu sombong. Dalam bisnis kesombongan berarti kehancuran. Djarum juga pernah mengalami hal ini saat terlalu percaya diri dan meremehkan pesaing. Keluarga Armand sangat menghargai keragaman. Direktur Keuangan PT Djarum saat ini merupakan seorang muslim. Di pabrik yang ada di Kudus, juga tersedia masjid besar yang bisa menampung banyak karyawan. Hubungan dengan pesantren di sekitar terjalin dengan baik. Sebelum ada konsep CSR, Djarum telah melakukannya jauh-jauh hari dengan mendirikan klub badminton yang telah mengharumkan nama Indonesia melalui Liem Swie King, Hastomo Arbie, dkk. Klub badminton ini merupakan sumbangsih perusahaan bagi Indonesia. Dalam berbisnis, yang lebih dulu ditanamkan adalah spiritnya. Adapun teori-teori manajemen terkini bisa diterapkan belakangan. Pemilik perusahaan harus menjadi orang baik terlebih dulu, begitu juga dengan karyawan. Berikut ini adalah terapi untuk mengoptimalkan spirit kita yang disampaikan Armand bak seorang trainer kondang. Pejamkan mata dan lakukan hal di bawah ini. 1. Syukuri apa yang telah kita miliki 2. Minta Maaf dan Memaafkan 3. Menolong dan minta tolong Perbincangan yang berlangsung dari pukul 17.00 s.d. 21.00 serasa sekejap saja. Pembicaraan hanya terhenti saat berbuka dan salat Magrib. Pengalaman ini sangat luar biasa serasa baru dicas oleh motivator handal. Hanya, kali ini benar-benar oleh orang yang mengalami dan memberikan teladan, bukan sekadar teori. Saya juga merasakan langsung betapa humble-nya Armand, saat dia membukakan pintu buat kami. Ah betapa malunya saya…. Armand Hartono (tengah) sumber: heryazwan.wordpress
Posted on: Sun, 15 Sep 2013 15:15:27 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015