Suatu studi menarik tentang peran stres dalam proses pembelajaran, - TopicsExpress



          

Suatu studi menarik tentang peran stres dalam proses pembelajaran, diulas oleh Lipman, mantan wakil redaktur The Wall Street Journal. Ia mengulas sejumlah studi empirik dari para ahli psikologi pendidikan tentang eustress yang dapat menantang siswa giat belajar. Studi ini menjelaskan bahwa proses belajar yang sedikit menyakitkan itu perlu. Di bawah tekanan guru yang keras, disiplin kuat, dan kualitas standar tinggi, siswa tidak hanya berprestasi baik tetapi memiliki self-motivation untuk menghasilkan kinerja optimal. Tidak semua guru killer berdampak positif membangkitkan self-motivation pada siswa. Hanya jenis guru killer yang teguh pada prinsip disertai feedback yang jelas dalam memperbaiki kekurangan, membuat siswa merasakan keseriusan atensi guru yang tulus. Saat guru menetapkan target sedikit lebih tinggi di atas kemampuannya, siswa merasa tertantang karena merasa dipercaya mampu menaklukan target. Meski siswa jatuh bangun frustasi karena gagal, mereka terus diberi ruang kesempatan mencoba kembali. Sangking seringnya siswa tertantang terus mencoba, siswa tidak menyadari lagi performance mereka terus meningkat dari waktu ke waktu. Akhirnya yang dikejar bukan lagi score, tetapi kegairahan untuk terus meningkatkan personal growth. Guru berkualitas dalam sistem evaluasi yang menyediakan ruang kegagalan memberi sinyal kuat pada siswa bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Inilah bahan bakar eustress yang menantang siswa untuk terus do the best dan membangun self-motivation dalam jangka panjang. Sebaliknya, UN sebagai jenis high-stakes testing tidak menyediakan ruang kegagalan ketika siswa tidak lulus. Para ahli pengukuran sebagai sutradara soal hanya menguji output kriteria standar nasional. Kalau peserta tidak lulus itu bukan urusan ahli pengukuran, itu urusan peserta sendiri.
Posted on: Mon, 07 Oct 2013 11:30:37 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015